Menemui

118 7 1
                                    

Senyum indah tidak terlepas dari bibir Amira,sejak keluar dari kelas dia enggan tidak untuk tersenyum. Entah hari ini terasa berbeda rasanya,ada rasa bahagia di hatinya. Kini Amira sudah berada di depan ruangannya,dia baru saja keluar dan akan segera pergi dari kampus.

Setelah mengunci ruangan,Amira melangkah namun baru saja beberapa langkah suara memanggil dirinya dengan terpaksa dia berhenti dan berbalik.

"Bu Amira mau kemana? Kok kelihatannya buru-buru sekali?" Basa-basi seseorang tersebut.

Kini orang tersudah berada di hadapan Amira "kebetulan saya sedang ada keperluan pak" ucap Amira tersenyum.

"Oh begitu,tadinya saya mau mengajak bu Amira untuk makan siang tapi jika tidak bisa tidak masalah" jawab laki-laki tersebut.

"Ah begitu,jadi tidak enak saya pak"

"Tidak apa bu lain kali saja"

Amira mengangguk lalu melirik jam di tangan kirinya "yasudah pak saya duluan,mari pak Iman assalamualikum" pamitnya.

"Waalaikumsalam bu hati-hati" ucap pak Iman.

Amira tersenyum mengangguk lalu dia berbalik dan meninggalkan Iman sendirian.

"Bagaimana saya tidak menganggumi mu Mira,kamu benar-benar wanita sholehah" gumam Iman.

Iman Baskoro pria berusia 28 tahun sama dengan kakak Amira,lulusan S2 di Kanada. Laki-laki sholeh,tampan,dan banyak di gemari kaum hawa namun sayang dia terpikat hanya pada Amira namun tidak ada keberanian untuk lebih mengenal Amira. Selain lulusan luar negeri,Iman juga penghafal alquran bahkan dia salah satu hafiz di masa kuliahnya.

Iman anak kedua dari dua saudara,kakak satu-satunya yaitu bernama Kholifah. Kholifah sudah menikah dengan teman masa kuliahnya,kini kakaknya tinggal bersama suami di Jerman. Suami kakaknya juga profesi sebagai dosen,sedangkan Kholifah menjadi guru walaupun gelarnya S2 dia tidak ingin menjadi dosen beralasan takut tidak bisa membagi waktu dengan keluarga.

Keputusan Kholifah di dukung oleh suaminya,bahkan suaminya tidak mempermasalahkan jika dirinya menjadi dosen tetapi Kholifah kekeh dengan keputusannya. Mau tak mau suaminya pun mengalah,toh itu keinginannya sendiri dan dia pun tidak bisa menghalangi.

***
"Maaf mbak,saya ingin bertemu dengan pemilik perusahaan ini" ucap Amira pada resepsionis.

"Mohon maaf sebelumnya,apakah mbak sudah ada janji dengan beliau?" Tanya resepsionis dengan ramah.

"Belum" jujur Amira.

"Kalau begitu tunggu sebentar ya mbak saya hubungi dulu beliau"

Amira mengangguk tersenyum,lalu dia melihat sekeliling sambil menunggu jawaban. Ini adalah kali pertamanya dia datang ketempat tersebut,banyak sepasang mata melihat dirinya mungkin karena penampilan yang sangat tertutup.

"Mbak boleh masuk,ruangan beliau ada di lantai 10 ya" ucap Resepsionis.

"Terimakasih mbak,saya permisi" pamit Amira tersenyum ramah.

Resepsionis pun tidak kalah ramah,jarang sekali ada yang seperti itu biasanya judes dan banyak alasan untuk tidak menemui atasan dengan orang lain jika tidak ada janji.

Setelah itu,Amira berjalan menuju ruangan lantai 10 hatinya berdebar bahkan senyumnya tidak luntur dari bibir. Sesampai di depan litf,Amira dengan cepat menekan tombol 10 dan masuk ke dalam. Sungguh dia tidak sabar untuk menemui orang tersebut,rasanya sungguh bahagia.

Ting

Pintu lift terbuka,Amira melihat untuk memastikan jika tidak salah ruangan dan ternyata benar disana sudah ada tulisan Direktur Utama. Sebelum masuk Amira menarik nafas dalam lalu membuangnya terus hingga beberapa kali,setelah siap dia mengucap bismillah terlebih dahulu.

Tok tok tok

Amira mengetuk pintu,tidak lama ada sahutan dari dalam untuk masuk. Tangannya gemetar dan ada sedikit keraguan,tetapi dengan keberanian perlahan dia membuka pintu tersebut.

Cklek

"Assalamualikum permisi" ucap Amira.

Amira sudah berada di tengah pintu yang terbuka,dia melihat di depan ada laki-laki berparas tampan dan gagah sedang duduk terfokus pada laptopnya. Laki-laki tersebut belum menyadari kehadiran Amira,dia berjalan pelan menuju ke depan tepatnya mendekati laki-laki tersebut.

"Assalamualikum permisi" ulang Amira sudah di depan meja laki-laki tersebut.

Mendengar suara mengucapkan salam,laki-laki tersebut mendongkak menatap kearah Amira. Seketika mata laki-laki membulat sempurna tidak percaya Amira berada di ruangannya sekarang.

Deg

"Kamu,se-dang apa disini?" Tanya lali-laki tersebut dengan terbata.

Amira tersenyum "jawab dulu salam aku Revan" ucapnya.

***

22 April 2022

Demi apa aku nulis sambil deg-degan awokawok.

Nah siapa kira-kira dia? Ada yang bisa nembak?

Mau double up biar cepat selesai

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang