Mencoba

58 3 0
                                    

Hati Revan terketuk untuk mencoba saran dari Dion,hanya saja ada keraguan akan keluarga dari pihak tersebut menolak mentah-mentah. Walaupun mereka mengetahui asal-usulnya,tetap saja ada ketakutan tersendiri di dalam hati Revan.

Tepat hari ini,libur bekerja dan di manfaatkan oleh Revan. Dia sudah berjalan mondar-mandir seperti setrikaan sesekali dia mengigit jarinya.

Cute nggak sih,cowok kaya gitu?

"Gue minta temenin Refa aja kali ya" gumam Revan.

"Tapi gue nggak mau di bilang pengecut,enak aja" lanjut Revan.

Revan memejamkan matanya lalu mengambil nafas dalam-dalam dan "oke,gue pasti bisa. Kalaupun di introgasi gapapalah ya" ucapnya setelah membuka mata.

Setelah itu,Revan segera mengambil kunci mobil lalu turun untuk mencoba menyelesaikan misi pertamanya.

***
Kini Revan sudah berada di depan rumah yang di tuju,namun dia enggan untuk turun dari mobilnya. Rasanya begitu berat,eh takut sebenarnya padahal dia sering bermain ke rumah tersebut.

"Kok hawanya beda ya,nggak kaya dulu. Apa guenya aja yang parnoan" gumam Revan.

Dengan kekuatan nekadnya,dia menarik nafas lalu di hembuskan mengurangi rasa gugup sekaligus takut. Perlahan namun pasti,dia membuka pintu lalu keluar dari mobilnya. Revan berjalan menuju gerbang rumah tersebut,namun seseorang menghentikan langkahnya.

"Maaf,mau bertemu dengan siapa ya?"

Deg

Lantas Revan berbalik dan melihat ternyata ada dua orang paruh baya sedang menatap dirinya,dia berjalan kearah kedua orang tersebut lalu menyaliminya bergantian.

"Maaf sebelumnya,saya ingin bertemu dengan umi dan abi" ucap ujur Revan.

Kedua yang di panggil umi dan abi saling melempar pandang,tidak lama salah satu dari mereka bersuara.

"Sebentar,saya ingat-ingat dulu. Kamu bukannya teman Ali ya?" Tebak abi Ali.

Revan tersenyum kecil lalu mengangguk "iya,saya Revan teman Ali" jawabnya.

Lalu Revan di ajak untuk ikut keduanya masuk kerumah,tidak lupa Revan berterimakasih kepada mereka.

Disinilah Revan sekarang,duduk sendiri menghadap kedua orang tua Ali. Rasanya tiba-tiba gugup dan panas dingin,padahal dia hanya ingin silaturahmi dan menanyakan alamat Ali di Amerika bukan ingin melamar anak gadisnya.

Eh!

Begini amat menghadapi orang tua Ali,padahal gue nggak melamar Amira berasa mau melamar batin Revan.

"Nah,tujuan nak Revan berkunjung kesini apa?" Tanya umi Ali.

Masih dengan perasaan yang sama bahkan kedua tangan Revan saling bertautan "eh,saya kesini hanya ingin menanyakan sesuatu" jawab Revan dengan hati-hati.

"Sesuatu?" Tanya heran Abi Ali.

Revan mengangguk "iya,sebenarnya kurang lebih seminggu saya ada pertemuan dengan pengusaha Amerika. Tujuan saya kesini untuk menanyakan alamat tempat tinggal Ali disana" bohongnya.

"Kenapa tidak meminta langsung pada Ali nya?"

Mampus lo Revan mampus batinnya.

Revan menelan ludah dengan kasar lalu dia tetap tenang walaupun sebenarnya tegang.

"Saya sudah coba menghubungi Ali,tetapi tidak ada jawaban" alibi Revan.

Padahal sebenarnya mereka sedang dilanda menjauh karena kejadian beberapa tahun lalu,jadilah Revan mengarang cerita.

Dengan kompak kedua orang tua Ali mengangguk seakan percaya apa yang di katakan oleh Revan,memang manusia satu ini sangatlah berdosa sekali.

"Yasudah tunggu sebentar,umi akan mengambil kertas dan pulpen terlebih dahulu" pamit Umi.

Setelah itu umi kembali membawa kedua barang tersebut lalu beliau memberika pada abi,kemudian abi mulai menuliskan sesuatu disana. Revan sendiri hanya memperhatikan pergerakan abi Ali tanpa bersuara apapun.

"Ini alamat tempat tinggal Ali,kalau nak Revan kesana. Tolong titip salam dari kami berdua" ucap abi Ali menyerahkan kertas tersebut pada Revan.

Revan menerima kertas tersebut lalu dia membaca sekilas,kemudia tatapannya kembali menatap kedua orang tua Ali.

"Terimakasih umi abi atas waktunya,nanti saya akan titipkan salamnya pada Ali. Kalau begitu saya pamit" pamit Revan.

"Sama-sama,sering-sering berkunjung kemari ya nak Revan" ucap umi tersenyum.

"Dengan senang hati umi" jawab Revan membalas senyum umi.

Lalu Revan menyalimi kedua orang tua Ali secara bergantian,tidak lupa dia berterimakasih atas wejangan yang sudah disediakan oleh umi. Bahkan Revan mencicipi beberapa dari wejangan tersebut saat umi pamit mengambil barang yang di perlukan tadi.

Kini Revan sudah berada di dalam mobilnya,dia membaca tulisan di kertas tersebut dengan tersenyum misterius.

"I coming new york"

***

14 agustus 2022

Lunas ya hutang ku karena beberapa minggu enggak update,see u kalau ada waktu aku update lagi

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang