Positif

312 12 2
                                    

Dua garis merah terlihat jelas di sebuah benda yang sedang di pegang oleh seorang wanita berhijab,sebelah tangannya menutup mulut dan sebelah tangannya gemetar memegang benda tersebut.

Isakan keluar dari mulutnya,dia tidak percaya akan terjadi seperti ini. Dia merasa bodoh dan berdosa telah melakukan yang di larangnya.

"Ini tidak mungkin,tidak" lirihnya.

Perempuan itu meremas benda tersebut lalu dengan cepat menyimpannya kedalam saku gamisnya.

Tok tok tok

"Dek,waktunya sarapan nak" ucap seseorang dari luar.

Perempuan tersebut menyetakan air matanya dengan cepat setelah menyimpan benda persegi panjang itu.

"Iya umi sebentar" jawab perempuan tersebut. Perempuan tersebut yaitu Amira salsabilla.

Sebelum keluar,Amira terlebih dahulu mencuci muka dan merapikan penampilannya terlebih dahulu agar kedua orang tuanya tidak curiga kepada dirinya. Setelah itu,dia baru keluar dan bertemu kedua orang tuanya yang sudah menunggu di ruang makan.

"Pagi abi umi" sapa Amira dengan tersenyum.

Disana sudah ada abinya sedang menikmati secangkir teh dan tidak ketinggalan membaca kitab tentang hadist.

"Pagi dek" jawab abi dan umi bersama.

Sedangkan uminya mempersiapkan sarapan untuk mereka bertiga,lalu Amira duduk di sebelah kanan abinya.

"Sarapannya sudah siap,kita sarapan dulu yuk" ajak umi.

Akhirnya mereka bertiga menikmati sarapan,namun tidak lama Amira menutup hidungnya saat umi menuangkan sup ayam kedalam piringnya.

"Kenapa nak?" Tanya umi.

Amira menggeleng kepala,lalu dia menjauhkan piringnya membuat kedua orang tuanya merasa heran.

"Aku nggak mau sup,rasanya begitu mual" jawab Amira.

"Lho bukannya sup ayam ini kesukaan kamu dek?" Sambung abi.

Amira mengangguk "benar tapi hari ini aku tidak mau abi" ucapnya.

"Baiklah mungkin kamu sedang tidak enak badan. Yasudah kamu mau makan sama apa?" Tanya umi dengan pikiran positif.

Lagi-lagi Amira menatap ke meja makan,matanya berbinar di saat ada makanan mengugah seleranya.

"Aku mau terong balado saja umi" ucap Amira antusias.

Baik abi dan umi saling berpandangan,hari ini begitu aneh untuk anak perempuannya.

"Tap-"

"Baiklah umi ambilkan" sahut umi.

Ucapan abi terpotong oleh umi,lalu mereka benar-benar menikmati sarapan. Amira tidak lepas dari pandangan kedua orang tuanya,cara makan Amira seperti orang yang tidak makan seminggu.

***
Setelah sarapan,Amira kembali ke kamar untuk bersiap pergi ke kampus dan menjalankan rutinitasnya sebagai dosen. Kini Amira sudah siap,namun dia duduk dan bercermin menampilkan wajahnya pucat seperti orang sakit.

Tentu saja Amira tidak sakit melainkan sedang hamil,tidak terasa tangannya turun ke perut rata dengan mengelus lembut. Air matanya sudah menetes perlahan,hatinya begitu sakit ingin rasanya dia marah namun ini semua kesalahan dirinya sendiri.

"Kamu tidak salah,aku yang salah" lirih Amira,seakan sedang mengajak makhluk di dalam perutnya.

Apa yang harus dia lakukan sekarang? Tidak mungkin dia melenyapkan malaikat kecil tidak berdosa ini dan dia pun tidak mungkin mengatakan jujur kepada keluarga.

Bahkan di tutupi sekalipun pasti akan ketahuan,sekarang yang Amira harapkan hanya satu yaitu menjalankan hidup seperti biasanya dan mudah-mudahan malaikat kecil di dalam perutnya tidak rewel.

Cukup puas menangis untuk menyesali semuanya,Amira mulai mengusap air matanya dan merias wajahnya agar tidak terlalu pucat saat nanti berada di kampus.

Disaat asik dengan alat makeup tiba-tiba ponselnya berdering,Amira melirik lalu seketika tersenyum.

"Assalamualikum? How are you little girl?" Ucap seseorang.

"Waalaikumsalam,abaaang!" Jawab Amira.

Seseorang terkekeh mendengar jawaban antusias dari Amira,dia adalah Ari kakak satu-satunya Amira. Mereka berdua hanya berbeda 3 tahun,kini Amira berusia 25 tahun sedangkan Ari 28 tahun.

Anak dari Ustad Adam memanglah sangat pandai sehingga keduanya bisa menyelesaikan pendidikan S2 di usia muda,dan tentu Ari belum ada niat menikah.

"Alhamdulilah,gimana kabar abi umi dek? Kamu tidak ke kampus kah?" Tanya Ari.

"Alhamdulilah sehat bang. Ini lagi siap-siap,abang sendiri?"

"Syukurlah. Hei apakah kamu lupa,abang di Amerika ya tentu berbeda waktunya" ucap Ari sedikit kesal.

Sedangkan Amira terkekeh geli mendengar abangnya kesal,dia sengaja menggodanya. Selanjutnya mereka saling mengobrol mengobati rasa rindu satu sama lainnya sampai tidak terasa waktu sudah siang dan berakhir Amira menyalahkan Ari karena sedikit telat ke kampus padahal Amiralah yang banyak berbicara.

Benar ya,wanita selalu benar dan pria selalu salah!

***

03 april 2022

Santai aja belum konflik wkwkw
Next kalau rame aku cepet update

Ingpo aja,cerita kali ini banyak mengandung kata kasar dan adegan dewasa harap bijak yaa.

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang