Entah berapa lama dua orang dewasa tepatnya Revan dan Ali berdiri menatap satu sama lain tanpa sepatah pun,ada rasa bingung,kaget semua menyatu.
"Ehem" Ali berdehem mencairkan suasana.
"Apa kabar Van? Ada ada ini,sampai lo datang jauh-jauh kesini" basa-basi Ali.
Sebentar bro Ali,ini sih bukan basa-basi tapi lebih tepatnya menyindir duh!
Revan membasahi bibirnya yang terasa kering "seperti yang lo liat. Gue kesini mau cari adik lo Amira"
Deg!
Selama ini sudah dia sembunyikan rapat-rapat,namun tetap saja yang namanya bangkai akan tercium juga. Seperti saat ini,Revan datang dengan tiba-tiba dan mencari keberadaan Amira. Untuk saat ini Ali benar-benar tidak berpikir jernih,yang di pikirkan bagaimana jika adiknya mengetahui atau bahkan semesta tidak sengaja mempertemukan keduanya.
Inilah yang Ali takutkan saat ini,harus memberi alasan apa agar Revan percaya namun dia tahu seorang sahabatnya tidak mudah untuk percaya begitu saja. Pasti akan mencari bukti,bagaimanapun caranya.
"Lo tau sendiri,kalau dia di Saudi bukan di Amrik" alibi Ali.
Sumpah demi apapun baru pertama kali Ali merasakan kegugupan seperti ini,tidak seperti biasanya. Dia tipekal orang susah berbohong.
"Gue tau,kedatangan gue kesini mau minta alamatnya"
Deg!
Bagaimana ini ya allah batin Ali.
Revan melihat Ali yang sedari tadi gelisah membuat dirinya yakin,ada sesuatu yang di sembunyikan oleh sahabatnya itu.
"Amrik-Saudi itu jauh Van,apa lo yakin?" Tanya Ali ragu.
Sebenarnya itu hanya alasan Ali yang berharap Revan tidak akan pernah kesana,tapi sepertinya mustahil.
"Sampai ujung Samudera gue jabanin" tantang Revan.
Glek!
Mati sudah batin Ali.
***
Tujuannya mencari keberadaan wanita yang disangat cintai,tetapi pupus sudah karena sang kakak sekaligus sahabatnya tidak memberikan sedikitpun alamat tinggal wanita tersebut.Kini Revan berjalan mengotai menuju tempat tinggalnya sementara di Amerika,namun tanpa disadarinya ada seseorang yang bersembunyi saat dirinya keluar dari pintu apartemen Ali.
Kenapa dia bisa ada disini? Jangan-jangan batin seseorang tersebut.
Flashback
Kurang lebih 2 jam Revan berada di apartemen Ali,dengan berbagai cara akhirnya Revan berhasil membujuk Ali untuk mendapatkan alamat Amira. Itupun harus ektra menghadapi Ali yang susah di bujuk dan tidak bisa berbohong.
Ngomong-ngomong tentang itu,Revan melihatnya terkekeh geli melihat sahabatnya yang benar-benar tidak bisa untuk berbohong.
Tapi sudahlah,terpenting dirinya sudah mendapatkan apa yang dia tuju saat ini.
Setelah mendapatkan tujuannya,Revan tidak langsung pergi dari tempat tersebut melainkan di pikirannya ada beberapa pertanyaan tentang gadis kecil bercadar itu. Dengan rasa penasaran,Revan memberanikan diri untuk bertanya namun Ali tetap berbohong. Kali ini Revan mengalah,biarkan dia bertindak sendiri mencari bukti.
"Papa,apakah bunda sudah datang?" Tanya gadis kecil itu.
Kali ini Revan membiarkan Ali dan gadis kecil itu berbincang,dan dirinya hanya menjadi penonton.
"Sebentar lagi datang. Kamu main dulu sendiri,tidak apa nak?" Bujuk Ali.
"Aku tidak ingin main,lebih baik hafalan saja pa" ucap gadis kecil itu.
Jleb
Perasaan apa ini batin Revan.
Gadis kecil di depannya sungguh luar biasa,tidak seperti anak kecil yang lain. Sungguh Revan ingin sekali bertanya basa-basi namun dia tidak ada keberanian.
Ali tersenyum,hatinya bahagia sekaligus terharu mendengar ucapan gadis kecil itu. Dia menarik gadis kecil kedalam pangkuannya lalu mengusap kepala yang tertutup oleh hijab.
"Yasudah kalau begitu,kamu ke kamar ya. Nanti kalau bunda datang,papa beritahu" kata Ali.
Gadis kecil itu mengangguk lalu turun dari pangkuan Ali,dan kini tatapannya beralih pada Revan sedari tadi diam.
Di balik cadarnya gadis itu tersenyum tipis "aku tinggal dulu ya om" ucap gadis kecil,setelah itu dia berbalik meninggalkan kedua orang dewasa di geluti pikiran masing-masing.
Tatapan Revan tidak lepas dari gadis kecil itu,rasanya begitu bahagia,haru dan ingin sekali dirinya memeluk erat namun sayang tidak ada ikatan.
"Dia anak lo Al?" Tanya Revan tiba-tiba tanpa mengalihkan pandangannya.
"I-ya dia anak gue" gugup Ali.
Revan mengangguk "gue harap lo nggak bohongin gue lagi. Thanks,gue pamit Al" pamitnya.
Revan langsung berbalik tanpa melihat sahabatnya itu,Ali melihatnya merasa bersalah.
Sorry Van,semoga lu cepat bertemu Amira dan dia bisa jelaskan semuanya batin Ali
***
30 agust
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)
RomantikPLAGIAT DENDA 10 JUTA! INI HASIL PEMIKIRAN AUTHOR SENDIRI Amira Salsabilla seorang dosen di salah satu Unisversitas Jakarta,wanita berparas cantik memiliki badan idaman para kaum hawa dan jangan lupakan hijab menutupi auratnya membuat parasnya semak...