Terbongkar 2

77 6 1
                                    

Keesokan harinya Revan kembali mendatangi tempat baru Amira,dia memantau kegiatan sehari-harinya saja tanpa menemui. Entahlah ada perasaan tidak enak tentang Amira,maka dari itu Revan mengikutinya bahkan dia sampai rela tidak bekerja demi seorang Amira.

Amira keluar dari kosannya,lalu dia menghentikan angkot dan menaikinya begitupun dengan Revan mengikuti dari belakang. Revan sudah menebak pasti Amira akan pergi mengajar ke kampus,karena dia masih hafal jadwalnya.

Sesampainya di tempat tujuan Amira keluar dan berjalan menuju kampus,sedangkan Revan pun sudah berada di sekitar kampus. Tangan Revan bergerak di atas kemudi,badannya pun ikut bergerak seperti orang sedang gelisah.

"Kok perasaan gue nggak enak ya. Apa gue harus ikutin?"

Tanpa menunggu lama,Revan keluar dari mobil dan berjalan mengikuti Amira dari jarak jauh. Bahkan Revan sampai lupa tidak menyamar terleboh dahulu,terlebih penampilannya saat ini mengundang tatapan bagi kaum hawa.

Celana jeans hitam,kemeja hitam di gulung sikut,sneaker dan yang lebih mengundang kaum hawa yaitu badan tegap,rahang,bulu mata,bibir,tatapan mata,tangan putih memperlihatkan uratnya. Siapa coba yang tidak tergiur dengan laki-laki seperti ini? Author saja sampai leleh wkwkw,pokoknya laki-laki penampilan serba hitam valid no debat.

Kini Revan tidak peduli tatapan kaum hawa yang seperti ingin memakan dirinya,terpenting sekarang keadaan Amira. Beberapa jarak tidak jauh darinya,Revan melihat Amira di tarik oleh seorang wanita dia sudah menebak pasti salah satu mahasiswinya.

Dengan langkah cepat Revan segera mengikuti dari belakang,tidak lama dia berhenti disebuah ruangan eh wait tepatnya diluar ruangan. Disana ada sebuah tayangan memperlihatkan dirinya bersama Amira bercumbu mesra,dengan keduanya berpakaian lengkap bahkan Amira mengenakan kerudung.

Revan mengepalkan kedua tangannya,dia bahkan mengeratkan giginya menahan amarah.

"Bajingan lo Riki"

***
Amira sudah berada di kosan,dia menangis kencang bahkan sesekali melemparkan benda yang ada di sekitarnya.

"Ya Allah,begitu besarkah dosa hamba-mu ini. Sampai kau berikan ujian seberat ini padaku" ucap Amira,dia benar-benar menangis sampai hidung memerah.

Semenjak di usir,sekarang di permalukan di tempat kerja dan esok akan ada kejutan apa lagi yang dia terima. Tiba-tiba ponsel Amira berbunyi,dia langsung melihat dan terteralah nama kampusnya.

Dengan cepat Amira mengusap air mata lalu mengatur nafas sejenak.

"Hallo,assalamualikum" ucap salam Amira.

"Hallo,waalaikumsalam. Dengan ibu Amira Salsabilla?" Tanya pihak kampus.

"Benar ini dengan saya. Maaf ada apa ya bu?"

"Sebelumnya saya mohon maaf jika anda harus ke kampus nanti sore pukul 16.00 oleh pihak Rektor"

"Memangnya ada apa ya bu?"

Perasaan Amira sudah benar-benar tidak bisa tenang mengenai hal ini,apa yang akan terjadi nanti.

"Saya kurang tahu bu,sebaiknya ibu segera datang nanti. Terimakasih atas waktunya,assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" ucap pelan Amira.

Sambungan terputus,Amira menatap ponselnya senyum miris. Dia yakin akan ada kejutan ajaib lagi setelah ini,dan entah dia akan menerimanya atau tidak yang pasti siap atau tidak harus di jalankan.

Waktu terus berjalan,tidak terasa matahari mulai turun dan kini sudah pukul 16.00 artinya Amira harus menepati panggilan dari pihak kampus. Amira sudah siap namun dia masih ragu untuk pergi,tetapi tidak sopan jika pergi.

Helaan nafas keluar dari mulut Amira,lalu dia berjalan keluar dan tidak lupa untuk mengunci pintu. Dalam hati Amira berdoa semoga tidak ada kejutan yang membuat dirinya rapuh.

Tidak butuh waktu lama,Amira sudah sampai kembali di kampus. Suasana sekarang sedikit sepi,hanya beberapa mahasiswa yang masih setia berada di kampus. Mungkin mata kuliah belum selesai atau ada kegiatan lain bagi mahasiswa yang tidak kelelawar.

Mahasiswa kelelawar adalah dimana mahasiswa hanya datang,duduk mendengarkan dosen lalu pulang. Sedangkan sebaliknya,mahasiswa yang rajin pasti mengikuti kegiatan kampus bahkan aktif.

Sebelum ke ruang Rektor,Amira terlebih dahulu mendatangi resepsionis lalu setelah mendapatkan jawaban dia segera ke ruanh Rektor. Kebetulan ruang Rektor tidak jauh dari resepionis,hanya dengan menggunakan lift dan naik ke lantai 5.

Ting

Lift terbuka,Amira segera melangkahkan kakinya menuju ruang Rektor. Disinilah Amira sekarang,dengan gugup tangan Amira memegang handle pintu lalu perlahan membukanya.

"Assalamualikum" ucap pelan Amira.

"Waalaikumsalam,silahkan masuk" ucap Rektor dari dalam.

Amira pun menutup pelan pintu lalu masuk menghampiri Rektor yang sudah menunggu dirinya.

"Silahkan duduk bu Amira" titah Rektor.

Lalu Amira dengan patuh menurutinya,dia hanya menunduk tidak berani menatap Rektornya.

"Tanpa berbasa-basi,seluruh kampus sudah mengetahui tentang video itu. Dan dengan itu,bu Amira saya drop out dari kampus ini. Karena saya tidak ingin nama kampus tercoret" jelas Rektor.

Perlahan Amira menggerakan kepalanya menatap ke depan "saya paham pak,dengan itu saya meminta maaf atas kejadian tersebut. Terimakasih sudah menerima saya sebagai pengajar disini" ucap Amira.

Jujur,Amira benar-benar tidak tahu bagaimana kedepannya nanti setelah dia dropout dari kampus. Akankah dia bisa menghidupi dirinya sendiri ju-ga anaknya nanti.

Amira mati-matian untuk tidak meneteskan air matanya,walaupun hatinya begitu sakit dia tidak mau untuk menangis saat ini. Dia menguatkan dirinya,dia bisa untuk melakukan ini semua.

Rektor mengangguk lalu beliau mengambil amplop kemudian menyerahkan kepada Amira "ini gaji bulan sekarang,mudah-mudahan bermanfaat" ucap Rektor.

Tangan Amira gemetar menerima amplop tersebut "terimakasih pak,kalau begitu saya pamit. Assalamualikum" kata Amira.

Rektor menjawab salam lalu mempersilahkan Amira keluar dari ruang,disaat diluar Amira runtuh air matanya jatuh bahkan kedua tangannya mengepal.

"Aku benci kamu Revan. BENCI" teriak batin Amira.

***

30 mei 2022

Banyakin komen dan vote biar semangat hehe

Nanti double update yaa,see u 🥰

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang