Terbongkar

89 6 0
                                    

Bugh

"Bajingan"

Bugh

Bugh

"Brengsek"

Ali memukul Revan dengan bruntal sampai dia tidak peduli di sekelilingnya yang sudah melihat aksinya itu,di sisi lain Amira sangat terkejut kedatangan Ali secara tiba-tiba dan ternyata Ali sudah mendengar ucapan Amira juga Revan.

"Bang,stop bang. Adek mohon" lirih Amira masih terdengar oleh Ali.

Sedangkan Nadia sudah memeluk Amira dari samping,bukannya berhenti Ali semakin menggila menghajar Revan. Sampai keamanan Bandara datang untuk memisahkan mereka berdua,ralat tepatnya menghentikan Ali.

Revan tidak membalas Ali saat menghajarnya,dia mengalah karena bagaimanapun ini salah dirinya sendiri. Ini tidak seberapa yang telah dia lakukan pada Amira,biarkan ini menjadi karma untuk dirinya.

Ali berontak disaat sudah di jauhkan dari Revan,dia ternyata belum merasakan kepuasaan akan menghajar Revan. Karena tenaga Ali begitu kuat,keamanan kewalahan dan Ali berhasil kembali menghadap Revan yang sudah terletak tak berdaya di lantai. Bibir mengeluarkan darah,wajah lembab biru dan rambut acak-acakan itu semua ulah Ali.

Ali menarik kerah Revan "apa salah gue Van? APA? Kalau lo punya dendam sama gue habisin gue,jangan lo hancurin hidup adek gue Van" lirih Ali tertunduk,air matanya perlahan menetes.

Walaupun Revan merasakan sakit tapi dia menatap Ali sekilas "gu-e uhuk min-ta ma-af Al" ucap Revan dengan suara tersisa.

Ali menghapus air matanya dengan kasar,lalu menatap Revan tajam "maaf lo nggak berlaku Van. Gue harap lo nggak usah ketemu Amira sampai kapanpun" jawab Ali.

Lalu Ali berdiri dan berbalik menghampiri Amira sudah menangis histeris di pelukan Nadia,dengan kasar Ali menarik lengan Amira dan membawanya untuk segera meninggalkan tempat tersebut.

***
Sedangkan seorang perempuan lari begitu cepat masih dengan berpakaian ciri khas mahasiswi,sebelum itu dia sudah ke resepsionis dan setelahnya dia langsung ke ruang inap.

Brak

Perempuan itu membuka pintu ruang inap dengan kasar lalu berjalan cepat "gue udah bilang,lo nggak usah nekad sialan" omel perempuan itu pada laki-laki yang tengah tertidur.

Laki-laki tersebut memejamkan mata sedari tadi,saat mendengar suara itu dia pura-pura tidur.

"Revan,gue tau lo pura-pura tidur ya. Bangun nggak lo" ucap perempuan itu.

Revan di bawa kerumah sakit oleh orang sekitar Bandara,karena jika tidak nyawa akan menjadi taruhan dan juga mereka merasa kasihan pada Revan. Entah siapa yang salah dan benar,tetapi sesama manusia harus saling membantu bukan?

Perlahan Revan membuka matanya,tatapan pertama kali dia lihat yaitu perempuan yang mengomel dengan tatapan tajam.

"Refa,gue gapapa. Lo tenang aja,ini makan sehari-hari gue" jawab santai Revan.

Plak

Refalina memukul wajah Revan berbalut perban "bukan masalah itu bego,ini lo sampe rumah sakit. Gue nggak hiks mau lo kenapa-kenapa bang" runtuh sudah air mata Refalina.

Revan merintis saat wajahnya di pukul tidak berprikemanusiaan oleh adiknya sendiri,namun saat Refalina menangis dia ikut sedih.

"Dek,lo jangan nangis. Gue nggak bisa meluk lo,badan gue susah di gerakin" bujuk Revan.

Namun siapa sangka,Refalina malah memeluk Revan terlebih dahulu. Dia menumpahkan tangisannya di dada bidang abangnya,Revan mengelus rambut untuk menenangkan Refalina.

"Sstt,makasih ya dek peduli sama abang. Tapi jangan nangis,abang nggak kuat kalau adek kaya gini" ucap Revan.

Benar ya,kosa kata akan terganti jika melihat situasi.

"Adek sayang sama abang,jadi tolong jangan kaya gini bang hiks hiks" lirih Refalina.

Revan mengangguk memejamkan mata,air matanya menetes tanpa siapa yang mengetahuinya.

Dia pergi dek,abang harus gimana batin Revan.

"Kamu mau nya apa Revan? Selalu saja membuat orang lain susah" ucap seseorang.

Kakak beradik langsung melepaskan pelukannya,lalu keduanya menatap ke sumber suara ternyata ada dua orang paruh baya berjalan kearah mereka. Tatapan mereka sangat tajam,bukan itu melainkan kekecewaan.

"Dasar anak tidak tau diri! Tidak bisakah kamu membuat kesalahan? Kami akan melakukan bisnis pun tertunda gara-gara kamu" ucap laki-laki paruh baya itu.

"Dan kamu,anak perempuan bukannya nurut sama kita malah sama laki-laki tau diri macam dia" tunjuk perempuan itu pada Revan.

Revan menatap datar keduanya,dia baru akan mengeluarkan suara namun terlebih dahulu oleh Refalina.

"Pah,mah bisakah kalian peduli sama abang? Apa salah abang? Mereka pun anak kalian" jawab Refalina

Keduanya adalah orang tua Revan dan Refalina,Renal dan Gia sepasang suami istri yang akan gila karir tidak memperdulikan kedua anaknya. Bahkan jika salah satunya terkena masalah,mereka akan menyalahkannya.

Papa Renal menatap dingin pada Refalina "seharusnya kamu ikut dengan kami Refa,lihat sendiri kamu ikut dengannya. Kamu terkena masalah" sindir papa Renal.

Tidak mau kalah mama Gia pun bersuara "benar kata papa mu Refa,kamu ikut kami dari pada dengannya" ucap mama Gia.

Refalina menggeleng kepala keras,dia tidak percaya dengan kedua orang tuanya. Sedikit pun tidak ada peduli dengan anaknya,padahal Revan sendiri anak kandung mereka.

"Karena kalian lah aku jadi tidak nurut,kalian lah memaksa aku untuk menuruti semua keinginan kalian" jawab Refalina.

Revan masih memperhatikan drama di depannya,dia enggan membuka suara biarlah menjadi penonton terlebih dahulu.

"Berani kamu Refa sama kami? Kamu sudah termakan pergaulan dengannya" lagi-lagi papa Renal menyalahkan Revan.

"Bukan itu saja,aku tau kamu menghamili anak orang? Cih,anak brandalan" lanjut papa Renal.

Rahang Revan mengeras,dia tidak bisa diam jika sudah begini.

"Saya memang anak brandalan,karena kalian lah penyebabnya" ucap Revan.

Langkah papa Renal maju sedikit,lalu beliau menarik kerah Revan "jaga ucapan kamu brengsek,kamu sendiri menyebabkan keluarga seperti ini" jawab papa Renal.

Revan tersenyum miring "saya penyebabnya? Coba jelaskan penyebabnya apa? Bukannya anda pun dahulu sep-"

Plak

"DIAM SIALAN" teriak papa Renal.

"PAPA" tak kalah,Refalina pun berteriak.

"Papa gila? Kenapa menampar abang? Salahnya apa? Aku nggak percaya,setega itu" lanjut Refalina.

Tatapan papa Renal beralih pada Refalina "kamu bela dia? IYA! Bagus sama-sama tidak berguna" ucap papa Renal dengan tatapan menyeramkan.

"Asal kamu tau,dia itu an-"

"Hentikan mas,cukup!"

***

09 juli 2022

Setelah seminggu lebih menghilang ya,aku kembali hehe

Mungkin banyak yang tidak aku ceritakan,karena sengaja ingin banyak teka-tekinya.

Siapa tau ada penerbit meminang cerita ini,nanti aku ceritakan detailnya versi buku.

Aminkan hehe

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang