Mencoba 2

63 6 0
                                    

"Lo mau kemana sih bang? Bawa koper segala" heran Refalina.

Pagi-pagi buta sekitar pukul 05.00 subuh Revan sudah rapi dan membawa beberapa keperluan dirinya,termasuk salah satu koper.

"Ke Amrik" ucap tenang Revan tanpa beban.

Mata Refalina melebar sempurna "WHAT? Ngapain lo kesana njir" teriaknya.

Revan langsung menatap tajam adiknya "nggak usah teriak" ucapnya.

Dengan tidak sabar Refalina masuk kedalam kamar kakaknya sedari tadi hanya diam diambang pintu,lalu setelah itu dia menarik tangan kakaknya dengan kasar. Jadilah keduanya duduk di kasur,tepatnya milik Revan.

Saat ini Refalina memegang kedua bahu kakaknya,mode serius seorang Refalina sedang menguasai dirinya.

"Gue nanya serius,lo mau ngapain kesana?" Tany Refalina.

Revan mengehela nafas berat "mau nyari informasi tentang Amira,dek" jujurnya.

Kini alis Refalina mengerut "bukannya dia ke Saudi?" Herannya.

Revan mengangguk "memang,cuman saat ini abang mau nyari informasi terlebih dahulu pada Ali. Diakan di Amrik" ucapnya.

Tangan Refalina sudah terlepas dari kedua bahu kakaknya "pesan adek,kalau abang nggak bisa dapatkan dia. Mending mundur sebelum semuanya begitu menyakitkan" saran Refalina.

Revan mengalihkan pandangannya "entahlah dek,gimana nanti" ucapnya.

Ternyata memang benar,cinta itu tidak memandang apapun,cinta itu buta apapun seakan terlihat indah padahal terkadang menyakitkan.

***
Seorang Revano mengecek ponselnya,dia melihat tulisan disana lalu menatap sebuah tulisan sama halnya dengan di ponsel. Namun dia masih ragu untuk menekan bel yang berada di samping pintu tersebut.

"Nomornya benar,tapi kok gue ragu ya" gumam Revan.

Dengan perlahan tangannya terangkat mendekati bel tersebut lalu dengan sekali tekan bel tersebut berbunyi. Reflek tangan Revan dengan segera menjauh dari bel tersebut.

Cklek

Tidak lama pintu terbuka,Revan celingukan karena tidak ada siapapun padahal saat dirinya menekan bel pintu tersebut langsung terbuka.

Revan menggerakan badannya,bulu kuduknya seketika berdiri "sial,jadi seram gini sih" ucap pelannya.

"Maaf lagi mencari siapa ya om?" Tanya seseorang.

Fly,seharusnya pake bahasa inggris tetapi kebetulan author nggak bisa. Jadi anggap saja inggris ya wkwkw.

Mendengar suara,Revan terpejat lalu menatap kebawah ternyata suara itu berasal dari seorang gadis kecil dengan pakaian sangat begitu indah. Apalagi,cadar yang melengkapinya dan saat itu juga Revan di buat jatuh cinta untuk pertama kali pada gadis tersebut.

Bibirnya tidak tahan untuk membentuk senyuman,dia berjongkok menyamakan tinggi gadis kecil tersebut.

"Apa ini benar,alamat tempat tinggal Ali Satriana,cantik?" Tanya Revan dengan tersenyum.

Gadis kecil tersebut mengangguk "benar. Apa,om ini teman papa?" Tanya baliknya.

Revan mengerut saat mendengar ucapan gadis kecil itu "papa?" Ucapnya.

"Iya,papa. Kalau begitu silahkan masuk om,nanti aku panggil papa dulu" suruh gadis kecil tersebut.

Dengan ragu Revan mengangguk lalu dia mengikuti gadis kecil dari belakang,baru saja beberapa langkah kaki kecil gadis kecil tersebut tiba-tiba suara mengalihkan Revan sedari melihat keadaan tempat tersebut.

"Siapa yang berkunjung,nak?" Tanya seseorang tersebut masih tidak menyadari kehadiran Revan.

Berbeda dengan Revan,dia mengenal suara tersebut "Ali" ucap pelannya.

Ali menyadari lalu dia beralih menatap Revan "Re-van" cicitnya.

"Itu ada tamu,sepertinya teman papa" gadis kecil bersuara kembali,memecahkan keheningan sesaat diantara kedua orang dewasa yang masih di buat syok.

Ali kembali menatap kebawah "iya dia teman papa,sekarang kamu makan dulu ya sebentar lagi bunda datang" suruhnya.

Dengan patuh gadis tersebut mengangguk,lalu meninggalkan kedua orang dewasa yang hanya menatap satu sama lain.

***

18 agustus 2022

Ada yang bisa nebak siapa kah gadis kecil itu?

Komen yaaaaaaaaaaa jangan lupa vote juga karena geratissssssssssssss

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang