Bangkai tercium juga

68 5 1
                                    

Perut Amira kini sudah mulai terlihat,kandungan nya sudah menginjak 3 bulan tidak terasa memang. Amira benar-benar menyembunyikan perutnya dengan membeli gamis atau baju tidur dengan ukuran big size,tetapi tidak untuk menutupi badannya yang juga ikut terlihat besar.

Rencana hari ini Amira akan ke Bandara untuk menjemput sang kakak,rasanya begitu senang namun ada sedikit yang menganjal karena tidak seperti biasa sang kakak pulang di saat belum jadwal pulang.

Sekarang Amira sudah siap dengan gamis navi dan kerudung senada,tidak lupa makeup tipis melengkapinya. Dia akan ke Bandara hanya seorang diri,karena kedua orang tuanya mempersiapkan kedatangan di rumah.

Setelah itu,Amira beranjak ke luar kamar dan segera berangkat menuju Bandara. Tidak lupa sebelum itu dia berpamitan terlebih dahulu kepada orang tuanya. Amira bersenandung kecil,bibirnya tidak lepas dari senyum yang merekah. Kini Amira menjalankan mobilnya dan meninggalkan halaman rumah menuju Bandara.

Perjalanan menuju Bandara memakan waktu cukup lumayan lama yaitu 1 jam,Amira sudah sampai di Bandara. Kini dia sudah berada di dalam,kepalanya bergerak mencari sang kakak. Tidak lama seorang laki-laki berjalan dengan elegan,kacamata hitam tertera di hidung mancungnya,berpakaian serba hitam dan tangannya mendorong koper.

Seketika Amira tersenyum,lalu dia berlari kecil menuju sang kakak. Setelah berhadapan,Amira langsung memeluk sang kakak.

"I miss you so much" ucap Amira

Ali tersenyum,lalu membalas pelukan Amira "i miss you so much little girl" jawabnya.

Keduanya saling berpelukan layaknya suami istri yang baru berjumpa setelah melakukan jarak jauh,padahal aslinya mereka kakak adik. Begitulah dimata orang yang lalu lalang melihat keduanya,mungkin ada yang iri dan mungkin ada yang baper.

Amira melepaskan pelukan,lalu dia mendongkak menatap Ali "kenapa tiba-tiba pulang? Bukannya belum saatnya abang pulang?" Tanya nya.

Di mata Ali,Amira begitu polos dan sangat menggemaskan jadi dia tidak tahan untuk tidak mencubit pipi yang semakin berisi itu.

"Memangnya tidak boleh kalau abang pulang dadakan hm? Kamu tidak kangen abang gitu?" Tanya Ali

Bibir Amira langsung cemberut di saat Ali mencubit pipinya "nggak sih,cuman heran aja gitu" ucapnya.

"Yaudah sekarang kita pulang" ajak Ali.

Amira mengangguk,lalu tangannya merangkul lengan Ali begitupun Ali merangkul pinggang Amira. Demi apa ini kakak beradik atau pasangan halal yang tengah bucin sih?

Keduanya berjalan meninggalkan Bandara,dan masih menjadi pusat perhatian pengunjung lainnya. Tetapi keduanya tidak menghiraukan,toh sah-sah saja bukan.

***
"Assalamualikum" ucap salam Amira dan Ali.

Keduanya sudah sampai dirumah dan tidak ada belok kemanapun,karena tidak ada yang meminta baik Amira maupun Ali.

"Waalaikumsalam" jawab kedua orang tuanya.

Amira dan Ali berjalan menghampiri kedua orang tuanya sedang duduk,selanjutnya mereka berdua mencium tangan kedua orang tua.

"Duduk" titah abi nada dingin.

Manusia beradik kakak saling menatap,mereka merasa heran kepada abi nya yang bersikap seperti ini. Sedangkan umi nya hanya diam menatap keduanya,tetapi tatapannya berbeda tidak seperti biasanya.

Dengan patuh keduanya duduk di bersebelahan,sedangkan di depan kedua orang tuanya.

"Abi umi apa kabar?" Tanya basa basi Ali.

"Kami baik,sekarang kamu diam dulu Al" ucap abi nya.

Kini tatapan abi beralih pada Amira yang masih diam dengan tangan bertautan bergerak gelisah,pikirannya sudah tidak karuhan.

"Untuk mu,ada rahasia apa yang kamu sembunyikan pada kami?" Tanya abi pada Amira.

Kosa kata dan nada bicaranya sungguh berbeda sekali seakan pembicaraan ini begitu serius.

Amira begitu gugup bahkan keringat dingin sudah bercucuran "ma-ksud abi gimana? Adek nggak paham" ucap Amira.

Tangan abi mengambil sesuatu dari saku kokonya,lalu melemparkan ke depan tepatnya pada Amira.

"Kamu masih mau pura-pura tidak mengerti? Apa ini semuanya?" Kini nada abi begitu dingin dan menyeramkan.

Habislah riwayat Amira kali ini,perasaannya hancur dan rahasia dirinya benar-benar terbongkar.

Amira menatap sekilas dia hafal apa yang di perlihatkan oleh abi nya,sedangkan Ali sang kakak mengambil dan melihat dengan begitu jelas. Matanya terbuka sempurna dia tidak percaya apa yang dilihat sekarang.

"Maksudnya apa ini dek?" Tanya Ali pada Amira.

Tatapan Ali berganti menjadi datar dan terlihat menahan amarah,sama hal dengan abi nya. Bibir Amira kelu,entah apa yang harus di ucapkan karena itu semua nyata dirinya bukan editan atau palsu.

"JAWAB AMIRA SALSABILLA!" bentak abinya.

Jantung Amira berdetak kencang,ini pertama kali abi nya membentak dirinya.

"I-tu bukan aku bi" bohong Amira.

Air matanya sudah tidak bisa di tahan,Amira menangis dan menunduk menatap setelah mendapatkan bentakan dari abi nya.

"KAMU PIKIR SAYA BOHONG AMIRA? ITU KAMU KAN? JAWAB AMIRA" lagi-lagi abi membentak Amira.

Amira sudah menangis dengan segukan "i iya hiks i tu aku hiks" ucap Amira.

Bruk

Abi berdiri dan mengebrak meja dengan kencang membuat Amira terkejut.

"SEKARANG KAMU KELUAR DARI RUMAH INI JANGAN HARAP SAYA AKAN MENGANGGAP KAMU ANAK LAGI".

Mendengar itu Amira dengan ragu mengangkat kepala lalu berjalan dan bersujud di hadapan abi.

"Ampuni aku bi ampuni aku. Ini semua kehilafan,jangan usir aku" mohon Amira dengan menangis.

Apa kabar dengan umi? Beliau sudah menangis segukan dan tidak berkata apapun,beliau masih belum percaya kejadian yang menimpa keluarganya tepatnya pada putrinya.

"Bangun dan cepat kemasi barang mu lalu keluar dari rumah ini,SEKARANG" tegas abi.

Ali berdiri dan berjalan menuju Amira,lalu dia menarik kedua bahu adiknya dan menghadap padanya. Tatapan Ali beralih pada perut Amira,lalu tangannya menarik gamis Amira kebelakang dan terlihat jelas perut buncit Amira.

"Berapa bulan? Dan siapa pelakunya?" Tanya Ali dengan dingin.

Amira hanya bisa diam dan menunduk,lalu kepalanya di tarik sedikit kasar oleh Ali.

"JAWAB AMIRA,SIAPA PELAKUNYA?" Bentak Ali.

Menangis,itulah Amira yang bisa lakukan. Karena tidak ada jawaban,Ali meninju sofa di sampingnya mengeluarkan emosinya.

"Sekali lagi,kemasi barang mu dan keluar dari rumah ini. Jangan pernah kembali" ucap abi.

Lalu abi menarik tangan umi dan membawanya ke kamar,sedangkan Ali sudah terduduk dengan kedua tangannya menutup wajahnya.

"Gue gagal jadi abang,gue gagal" lirih Ali yang masih terdengar oleh Amira.

***

20 mei 2022

Maafkan aku yang belum bisa tepati janji untuk update setiap malam,karena adanya aja halangannya. 🥲


See u jangan lupa vote dan komen biar semangat 🤗

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang