Restu

13 1 0
                                    

Beberapa bulan kemudian...

Amira masih menetap di Arab saudi sedangkan Revan,dia sudah kembali ke Indonesia setelah dirinya bertemu dengan Amira juga anaknya. Namun tidak lepas kontak begitu saja dengan Amira,mereka berdua sudah saling berkomunikasi jarak jauh. Pembahasan mereka hanya sekedar kegiatan bahkan keadaan putri,tidak lebih dari itu.

Bahkan sekarang Amira begitu dekat dengan Revan,walaupun dalam islam tidak boleh berdekatan tetapi demi sang anak Amira rela melakukan itu semua,dia tidak mau sang anak jauh dengan ayahnya sendiri bagaimana pun anaknya harus menerima kasih sayang ayahnya yang cukup lama tidak merasakan.

Menjadi dosen di luar negeri apalagi di Saudi cukup ektra bagi Amira,mulai dari hamil muda sampai melahirkan dia berjuang sendiri bahkan pernah dia di usir oleh orang setempat namun dia tidak menyerah dan Allah benar-benar baik padanya sampai dia bisa sampai saat ini. Hari ini Amira pulang mengajar di salah satu Universitas disana,pukul 18.00 setempat dia baru sampai di Apartemen.

"assalamualikum,nak bunda pulang" ucap Amira.

"waalaikumsalam bundaaa" teriak gadis kecil.

Gadis kecil dengan gamis bunga dusty bercadar itu lari kecil menuju sang bunda yang tersenyum melihatnya. walaupun wajahnya tertutup dengan cadar namun bisa melihat jika orang tersebut sedang sedih,tersenyum,dan cemberut.

"sedang apa hmm?" tanya Amira pada anaknya setelah menerima tangannya untuk di cium.

"aku sedang belajar bersama uncle dan aunty" ucap gadis kecil.

mata Amira berbinar saat sang anak menyebut aunty "wah,ada aunty. Kapan datang sayang?" tanya Amira.

Mereka berdua berjalan menuju ke ruang keluarga "tadi siang,soalnya uncle telpon aku katanya bunda masak khas indonesia gak soalnya aunty ngidam makanan Indonesia" jelas gadis kecil.

Amira mengangguk,lalu setelah di ruang keluarga dia melihat Ali sang kakak laki-laki bersama perempuan sedang makan dengan lahap.

"Kak Kamilaaaaaaaaaa"

***

Indonesia

Seorang laki-laki sedang duduk gelisah,keringat dingin bercucuran seperti akan sidang skripsi namun kali ini bukan itu melainkan bertemu yang sangat penting bagi hidupnya. Tidak-tidak,bukan hidupnya saja tetapi hidup dan matinya.

"maaf,anda siapa ya?" tanya seorang laki-laki paruh baya dengan menggunakan kursi roda.

Laki-laki terserbut lalu berdiri dan tersenyum "perkenalkan saya Revan teman Ali pak" jawabnya.

Laki-laki paruh baya itu tersenyum tipis lalu mempersihkan Revan untuk duduk,mereka pun duduk bersama. Tidak hanya mereka berdua,tetapi ada istri dari laki-laki paruh baya tersebut.

(sumpah aku lupa nama orang tua Amira dan Ali,jadi nanti kalo inget aku revisi)

"ada perlu ada nak?" tanya ibu Amira.

Bibir Revan bergetar untuk mengungkapkan tujuan dirinya mengunjungi tempat tersebut.

"em. sa ya"

Sontak kedua paruh bay itu saling pandang binggung,karena laki-laki muda seusia anaknya Ali kelihatan gugup dan ragu.

"tidak apa na,tenang saja" ucap ayah Amira tersenyum.

Revan mengangguk pelan,lalu dia mengambil nafas dalam-dalam "sebelumnya saya minta maaf kepada ibu dan bapak" ucapnya.

Semakin bingunglah kedua orang tua Amira dengan kedatangan Revan ke rumahnya,namun keduanya belum mengeluarkan satu patah pun karena menunggu kelanjutan ucapan laki-laki muda di depan mereka.

"kedatangan saya kesini untuk meminta maaf,selain itu untuk meminta restu kepada ibu dan bapak sebagai orang tua Amira" lanjut Revan.

"maksudnya gimana nak?" tanya bapak Amira.

Revan menatap kedua orang tua Amira serius walaupun diriny sangat tegang dan gelisah.

"saya meminta restu dan izin untuk menikahi anak bungsu ibu dan bapak yaitu Amira" tegas Revan.

deg

Nama itu yang selama ini membuat hati kedua paruh baya itu sakit luar biasa terutama sang ayah,setelah kejadian beberapa tahun lalu mereka tidak pernah mendengar kabar anak bungsunya dan dimana anak bungsunya tinggal. Tiba-tiba cairan bening menetes perlahan dari mata kedua orang tua Amira.

Ayah Amira menatap Revan sendu "ta pi,dia ti dak ada di sini" ucap terbata ayah Amira.

Revan menatap ayah Amira pilu dia merasa sangat bersalah sekaligus kasihan karena ulahnya keluarga terbilang haromis dan saling menyayangi hancur seketika. Revan janji pada dirinya sendiri akan membahagiakan Amira dan tidak akan mengecewakan kelaurga Amira.

"saya tau keberadaan putri kalian" ucap Revan.

Kedua orang tua Amira terkejut mendengarnya "maksud nak Revan?" tanya ibu Amira.

Revan tersenyum lalu dia menatap ibu Amira "Amira ada di Saudi bersama Ali,juga"

"juga anak kandung saya"

***

Setelah kurang lebih 1 tahun redup,aku kembali dan akan cepat selesaikan cerita ini kerena sudah terlalu lama jadi bulukan haha.

12 agustus 2024

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sweety Heart (Slow Update Lupa Alur Haha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang