Chapter 04

651 102 18
                                    

___ Infinity Love by AR Yizhan ___

___ Infinity Love by AR Yizhan ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* Happy Reading *

🧡🧡🧡

Gedung Sean Company.

Ruangan itu luas, didominasi warna hitam dan putih. Interiornya mewah namun nyaman di mata. Dinding kaca yang menampilkan suasana kota dan hiruk pikuk kehidupan. Tapi di samping itu, dari ketinggian gedung lantai 13 terhampar birunya danau Jinji yang indah. Lantai ruangan yang sangat mengkilap merefleksikan semua yang berada di atasnya. Bahkan bayangan seorang pria tampan dan manis yang sedang duduk diatas sofa kulit hitam membayang pada dinding kaca.

Sosok itu berdandan sangat elegan, bergaya eksekutif, berwibawa dan terhormat. Duduk bersandar dalam balutan serba hitam bergaris benang perak, sepatu mengkilap, rambut hitam basah efek pomade. Bertumpang kaki menyangga satu majalah diatas paha. Pantulan samar pada kaca memperlihatkan sosok menawan yang sedikit menundukkan wajah namun tidak menutupi keanggunan sikap dan raut mukanya.

Memiliki rahang tegas, mata bening dan jernih, hitam laksana mutiara laut. Bentuk bibir tipis berwarna merah muda, ditambah pemanis satu titik hitam di bawah bibir. Satu kata yang akan terbit dalam benak seseorang dikala melihat wajah itu di hadapannya.

Mempesona.

Sosok itu bernama...

“Sean?!”

Satu suara yang cukup nyaring memenuhi gendang telinga pria yang sedang asyik membaca majalah.

Sean Xiao, sosok pemimpin muda penerus Sean Company. Mata sehitam mutiaranya berputar malas mendengar suara yang sangat ia kenal.

“Ada apa, Yangyang? Memangnya kau harus berteriak?”

Majalah di pangkuannya kini ia tutup, disimpan ke tempat asalnya di atas meja kecil samping sofa.

Ruangan pribadi Sean Xiao yang super luas dan mewah itu kini dipenuhi suara Yangyang yang sedikit dramatis.

“Calon ayah mertuamu sakit. Terkena serangan jantung namun sudah bisa diatasi dengan baik.”

“Apa?!”

Sean nyaris melompat dari duduknya. Berdiri menghadap Yangyang yang melangkah santai menghampiri. Senyuman pemuda yang menjabat sebagai direktur utama operasional itu membuatnya mendelikkan mata.

“Kau bercanda, kan?” setengah menuduh matanya menancapkan tatapan curiga.

“Siapa yang bercanda?” Yangyang menghempaskan pantat pada sofa empuk yang langsung menenggelamkan tubuhnya. “Tn. Wang benar-benar mendapat serangan jantung kemarin. Sesuai kabar yang aku dapat, dia terlalu kelelahan mengurus perusahaan.”

“Lantas kenapa kau tersenyum mencurigakan?”

“Memang apa salahnya aku tersenyum?” dua alis Yangyang bertaut heran.

𝐈𝐍𝐅𝐈𝐍𝐈𝐓𝐘 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang