Chapter 06

546 88 7
                                    

___ Infinity Love by AR Yizhan ___

___ Infinity Love by AR Yizhan ___

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* Happy Reading *

🧡🧡🧡

Diiringi dengusan samar, Sean menghempaskan pantat pada jok penumpang. Yangyang menyusul seraya melirik pada pria manis yang melipat tangan di depan dada. Ia mengangguk pada Fanxing yang melirik dari spion. Tidak lama kemudian, Aston Martin warna silver itu mulai bergerak pelan keluar dari parkir khusus.

Melepas kacamatanya, Yangyang mengurut pangkal hidung, membiarkan Sean tenggelam dalam kebisuan. Dipangkuannya masih teronggok berkas yang ia dapatkan dari Zhang Yixing.

“Selama aku tidak ada, kau awasi semuanya termasuk Zhang Yixing.”

Sean akhirnya bersuara setelah terdiam selama beberapa menit. Tatapannya lurus ke depan seakan menghitung jarak yang mereka tempuh selama mobil itu melaju di jalan besar. Namun hanya ia yang tahu bahwa fokusnya sama sekali tidak pada jalanan, benaknya berkelana kemana-mana.

“Bukankah biasanya juga aku yang mengurus semua?” Yangyang menanggapi setelah kembali mengenakan kacamata. “Bahkan yang selalu muncul ke muka umum itu aku. Ingat itu!” ia melanjutkan dengan penekanan di setiap katanya.

Dengusan gusar keluar dari sosok manis di sebelahnya.

“Mereka hanya ingin mencari muka di depanku. Berbasa basi dan saling memuji tapi menusuk di belakang.”

Jawaban Sean disertai perubahan wajahnya yang mengeras.

“Bukankah kau sama saja? Kalimat itu lebih cocok ditujukan untukmu,” Yangyang menyahut santai.

“Jangan membuatku marah, Yangyang!” desis Sean.

”Memangnya kalau kau marah bisa menyelesaikan masalah?” dengan tenang Yangyang kembali membuka-buka berkas di tangan. “Kemarahanmu hanya membuat otakmu buntu dan merugikan orang lain juga diri sendiri. Apa kau tidak sadar?”

“Kenapa kau begitu menyebalkan?!”

Sean menumpangkan sebelah kaki, kepala bersandar mencoba menarik nafas dalam-dalam. Menghirup pewangi mobil beraroma bunga Gardenia yang kuat. Kelopak matanya menutup seiring helaan nafasnya yang panjang.

Yangyang melirik sekilas, sudut bibirnya terangkat sebelah.

“Tanpa aku kau tidak bisa berbuat apa-apa. Bahkan kau tidak akan bisa bersembunyi dari pemuda yang kau cintai,” ia setengah mencemooh.

“Siapa yang bilang aku mencintainya?” tanpa membuka mata, Sean menyahut dingin.

“Reaksimu mengungkapkan semuanya.”

Rahang Sean berkedut gusar tanpa bisa membalas perkataan Yangyang. Hati terdalamnya ia akui masih memikirkan sosok yang sebenarnya tidak pernah hilang dari pikiran. Namun ia masih mengeraskan hati, berusaha mempercayai keyakinannya bahwa ia sudah tidak mempedulikan pemuda itu. Seperti saat ini ketika Yangyang kembali memancing emosinya dengan mengungkit soal perjodohan si pemuda, ia mencoba tidak bereaksi terlalu berlebihan.

𝐈𝐍𝐅𝐈𝐍𝐈𝐓𝐘 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝓔𝓷𝓭]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang