𝐈𝐍𝐅𝐈𝐍𝐈𝐓𝐘 𝓛𝓸𝓿𝓮 [𝓔𝓷𝓭]

Chapter 13

___ Infinity Love by AR Yizhan ___

* Happy Reading *

🧡🧡🧡

Sejak hari pertama tindakan impulsif Yibo terhadap Xiao Zhan, akhirnya ia hanya bisa mengikuti apa keinginan Xiao Zhan seraya terus menilai situasi, memahami apa sebenarnya yang terjadi pada pria manis tersebut. Tetapi dia tetap tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bisa bersama Xiao Zhan, baik itu memintanya menemani makan, bahkan pergi keluar menemui klien pun, Yibo selalu memiliki alasan untuk membawa Xiao Zhan bersamanya. Di dalam kantor, mungkin interaksi berlebihan akan menyebabkan Xiao Zhan tidak nyaman, saat itu Yibo hanya memanfaatkan waktu disaat pertemuan untuk sekadar membicarakan pekerjaan. Terlebih posisi Xiao Zhan sebagai kepala marketing yang mau tidak mau selalu berhubungan dengan atasan menjadikan Yibo memanfaatkan hal itu.

Menjelang sore, Yibo kembali meminta Xiao Zhan menemuinya di ruangan. Padahal sama sekali tidak ada hal yang perlu dibicarakan, namun mau tidak mau pria manis itu kini berada bersama pemuda itu. Antara kesal dan gemas pada CEO muda yang memintanya bertemu hanya untuk menemaninya makan camilan.

“Kepala Xiao, kenapa kau terlihat kesal? Kau tenang saja, aku tidak akan memakanmu,” Yibo tersenyum geli melihat wajah manis Xiao Zhan merengut.

“Kemarilah. Duduk disini,” ia melambaikan tangan. “Lagipula pekerjaanmu di sore hari sudah tidak terlalu sibuk. Hanya tinggal memeriksa data dan laporan. Aku membeli makanan untukmu.”

“Membelinya untuk saya?” akhirnya Xiao Zhan mendekat.

Sambil menganggukkan kepala, Yibo membuka kotak makanan, mengeluarkan beberapa potong kue bulan aneka rasa. Tampilannya begitu menarik dengan berbagai ukiran yang tercetak diatasnya.

Tanpa sadar Xiao Zhan tersenyum, ia menghampiri dan duduk di seberang Wang Yibo. Ia sadar, pemuda itu sedang mendekatinya dengan terus memberi hal-hal yang ia sukai. Namun terus terang, ia tidak bisa menolaknya.

“Ini kesukaanmu, bukan? Oh ya, aku akan meminta Gabriel membuatkan kopi untuk kita. Kau mau kopi apa?”

“Latte.”

Jawaban pasti Xiao Zhan membuat Yibo sesaat menoleh, dia semakin yakin pria itu adalah sosok yang ia cintai. Saat ini, ia hanya memiliki praduga bahwa Xiao Zhan melupakan beberapa hal dalam hidupnya, tapi hal-hal tertentu seperti minuman dan makanan kesukaan tidak akan hilang dari otaknya.

“Sama denganku,” pemuda itu tersenyum, kemudian memanggil asistennya.

Yibo duduk bertumpang kaki, sebelah siku bertumpu pada sisi sofa. Mata hitamnya tertuju pada Xiao Zhan yang pelan mulai menggigit kue bulan. Senyumnya terkulum kemudian.

“Kau tidak keberatan jika aku mengajakmu keluar setiap saat?”

“Saya anggap bagian dari pekerjaan,” Xiao Zhan tersenyum.