Part 3

1.5K 91 2
                                    

Guys, terkait tender yang fremantle, kita adakan meeting internal kita ya tiap minggu. Aku rasa butuh 2 kali seminggu, sore aja biar nggak ganggu kerjaan kalian juga. Nanti aku juga akan kordinasi dulu dengan Ale kira-kira apa yang harus dibantu sama kita dan apa yang dibutuhkan.

Melihat pesan Bu Herna di grup whatsapp tim internal membuat Hanum mendengus, karena itu tandanya ia tidak bisa pulang tenggo seperti biasanya. Padahal ia selalu berusaha pulang cepat supaya keluarganya tidak terlalu repot menjaga Azka, walaupun keluarganya tidak pernah keberatan dengan keadaan Hanum yang harus bekerja.

Hanum baru saja selesai berwudhu untuk sholat dan tengah menatap kaca sambil merapikan pashmina berwarna milonya. Tak lama, Lani keluar dari toilet di belakang tempat Hanum berdiri. 

"Num, nanti lo jadi ke ruangannya Pak Ale? Sama siapa aja?" Tanya Lani 

"Iya mba, katanya sih sama Mba Santi terus sama beberapa staffnya Pak Andre."

"Oh gitu, eh tapi jangan lupa kirimin data yang gue minta dulu ya? Butuh buat sore gue."

"Iya mba udah kok, nanti aku kirim ke email mba ya."

"Sip lah."

Pukul 14.30 Ruangan Andre

"Van, kamu udah buat brief  yang tadi saya minta?"

"Sudah pak." 

"Oke tolong bagikan ya." Vanya, salah satu staff Andre membagikan lembaran kertas ke semua yang ada di ruangan itu, termasuk Santi dan Hanum. "Ya jadi ini perkiraan rundown untuk klien Fremantle, kira-kira kapan saya dan Bu Herna meeting dengan mereka, dokumen apa saja yang akan dibutuhkan sampai nanti final saya mewakili ke Australi bulan September which is kurang lebih 3 bulan lagi untuk acara Final Tender Fremantle  ini.   

"Santi, saya boleh minta dijelaskan dulu sistem tender yang biasa kamu pegang?"

Andre duduk di bangkunya berhadapan dengan 4 staff termasuk Hanum yang ia kumpulkan ke ruangannya. Hanum duduk persis di depan Andre dengan meja sebagai pembatasnya, sibuk mencatat satu persatu apa yang dijelaskan Santi yang sedang menulis di papan tulis ruangan itu. 

Hanum yang sedang menulis di catatannya tidak sengaja menoleh ke arah Andre yang ternyata juga sedang melihat ke arahnya. Keduanya melempar senyuman tipis dan kembali memperhatikan Santi yang berbicara di depan. 

***

Tiga minggu kemudian. Di Pantry Kantor, pukul 07.15

Hanum tengah menunggu air panas di dispenser sambil menutup mulutnya yang habis menguap.

"Pagi Hanum" 

Terdengar suara lelaki dari belakang yang membuat Hanum menoleh seketika. Andre. 

"Pagi pak."

"Pagi banget sudah di kantor?"

"Iya pak, ada yang urgent dikerjain. Bapak juga, jam segini sudah di kantor."

"Iya, sekalian sepedaan."

"Mmm...pantas bapak bugar ya..." ih ngomong apa sih gue? Hanum membelalakkan matanya karena kaget dengan perkataannya sendiri, sambil melihat ke arah Andre yang sedang sibuk mengisi tumblrnya. Andre tertawa kecil. 

"Oiya tender ini bikin repot kamu nggak Num?"

Hanum  terdiam berpikir sejenak, "Mmm nggak juga sih pak, alhamdulillah tinggal ikutin aja harusnya gimana gimana, saya juga banyak nanya ke yang lain." 

TOUCHED (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang