Part 2

1.6K 86 0
                                    

"Num..." Bu Ratih menghampiri Hanum yang tengah merapikan beberapa cucian baju yang sudah kering.

"Iya bu."

"Gimana kerjaan kamu, lancar?"

"Alhamdulillah lancar bu."

"Hanum...kamu ngerasa capek nggak, ya kerja...ya ngurus Azka, sendiri?"

Hanum menatap Bu Ratih tak langsung menjawab pertanyaan yang dilontarkan kepadanya, lalu ia arahkan pandangannya keatas seperti sedang berpikir.

"Mm...nggak bu, kan Hanum nggak sendiri, ada ibu, bapak, Rika, ada Ari juga. Kenapa bu, Azka ngerepotin ya bu?"

"Eeeh bukan itu maksud ibu. Yaa walaupun kamu belum lama sendiri, tapi apa kamu pernah kepikiran untuk menikah lagi? Maaf ya ibu tanya begini, ibu cuma mau tau apa yang kamu rasakan sekarang. Lagian nggak dipungkiri tho Azka butuh peran seorang ayah."

Hanum kini menurunkan kepalanya menatap ke baju-baju yang ada didepannya, lalu menghela nafas dengan perlahan.

"Mm...Hanum nggak tau bu, Hanum belum kepikiran... dan nggak tau apa Hanum udah siap atau udah merasa butuh suami lagi...."

Keduanya terdiam.

"Mck! Lagian mana gampang buat Hanum nyari suami lagi bu, udah janda punya anak pula. Kan sekarang banyak laki-laki yang suka nggak mau repot sama anak, apalagi sekarang ada istilah childfree bu."

"Childfree? Hari minggu itu mah adanya Num.."

"Ha? Hari minggu?" Hanum memutar matanya keatas mencari makna dari ucapan ibunya. "Itu car free day bu, bedaaa" kata Hanum setelah sambil tertawa. "Maksudnya childfree itu bebas dari anak alias ngga mau punya anak bu."

"Oooh itu tho artine. Emang kenapa gitu? Orang ada yang susah payah kok mau punya anak."

"Yaa sekarang lagi ngetrend tuh bu kaya gitu, mungkin karena kesibukan atau ya macem-macem alasannya."

"Ah udah apapun itu, yang pasti ibu bukannya maksa kamu atau gimana ko ndo, itu mah pilihan kamu, tapi ibu cuma nggak mau kalau kamu nanti banyak menolak kesempatan yang datang, nggak baik loh menolak kalau ada orang baik datang."

"Ya masalahnya nggak ada juga yang datang bu."

"Hush...belum..."

Hanum terdiam dan menghela nafas, susah menang kalau sudah adu argumen dengan ibunya, takut kualat ngejawab terus.

Di Kantor, pukul 11.00

Semua staff di departemen Hanum dikumpulkan oleh Bu Herna, ketua departemen atau head di bagian Hanum bekerja. Mereka berkumpul di ruang meeting yang disediakan khusus departemen. 

"Oke guys, aku punya pengumuman. Jadi mulai hari ini sampai mungkin sekitar 3 bulan ke depan kita akan fokus ke Tender  Fremantle yang di Autsrali dan kita akan kerjasama dengan tim Business Development, timnya Ale. Pasti sudah tau Ale semua ya , Ale juga tadi bilang kita akan kumpul semua di ruang meeting lantai 9 untuk kerjasama ke depannya."... "Oiya aku harap juga Hanum kamu bisa banyak bantu di project ini ya."

Hanum yang membelalakkan matanya karena tiba-tiba namanya disebut Bu Herna akhirnya mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan, walaupun sebenarnya ia tidak mengerti apa yang akan ia bantu nanti. 

"Oke, ini aku sudah dapat wa dari Ale, katanya abis makan siang sekitar jam 2an kita langsung ke lantai 9 ya."

***

Pukul 14.00 Di Ruang Meeting "Jakarta" Lantai 9

"Selamat siang semuanya, terima kasih sudah berkumpul semua disini, dan ini sudah lengkap semua ya departemen Corcomm dan Busdev? Oke, saya akan langsung memperkenalkan diri dulu aja ya Pak Ale," Bu Herna berada di dekat papan tulis kaca, di depan para staff yang duduk memenuhi meja persegi panjang besar di dalam ruangan. Ia  membuka forum sambil tersenyum ke arah lelaki yang berdiri bersandar ke kaca jendela sayap kiri meja, dibalas anggukan oleh lelaki itu.

"Saya Herna, mewakili teman-teman staff corcomm, disini ada Inggrid sebagai GM, Dewi manager relation, Rusdi manager RB dan Cahyo manager NB. Nah mereka masing-masing dibantu Santi, Putri, Dinda di bagian RB terus ada Nina, Lani, dan Jihan di NB. Nanti mungkin untuk project Tender ini dari segi documentingnya akan lebih banyak dibantu temen-temen relation ada Sintya, Raffi, Dita dan Hanum, bisa minta bantuan ke Hanum terutama karena aku pengen dia banyak belajar di project ini ya Le...." "Oke, mungkin itu dari saya, kayanya kita bisa langsung ke inti dari berkumpulnya kita disini, saya persilakan Pak Ale yang akan jadi ketua tim kita selama 3 bulan ke depan."

Laki-laki yang namanya beberapa kali terdengar Hanum karena dibicarakan teman-temannya itu maju ke posisi yang sebelumnya ditempati Bu Herna. Andre Lesmana. Yah siapa yang nggak tertarik menjadikan dia bahan pembicaraan, umur 40 tahun dengan paras dan postur yang berkarisma, 8 tahun menduda sampai sekarang belum ada pengganti yang mendampinginya lagi, padahal apa sih yang nggak dia punya?

"Ya selamat siang semuanya, terima kasih untuk Bu Herna dan teman-teman corcomm terutama karena sudah mau bergabung dan ikut andil di Tender Fremantle ini. Oke, saya Andre Lesmana biasa dipanggil Ale dari tim Busdev." Andre memperkenalkan satu persatu timnya dan menjelaskan tentang tender yang akan dilaksanakan. 

***

TOUCHED (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang