Tiara menyuapkan nasi goreng nya tidak nafsu, Ia takut sekolah, bukan-bukan! melainkan dia takut bertemu pria kemarin itu!Tak tak
Suara sepatu seseorang menuruni tangga, Aletta Tanggara Alanska Ibu Tiara tergesa menghampiri putri nya yang tengah makan sendirian di meja makan
"Mama berangkat ya sayang" ucap Aletta sambil menutup tas nya yang tadi terbuka
"Gak sarapan ma?" tanya Tiara
"Ada jadwal operasi 1 jam lagi sayang mama takut gak keburu" Aletta tersenyum
"Kamu semangat ya sekolah nya, mama pergi dulu" Tiara mengangguk lalu mencium tangan ibu nya itu
"Mama juga semangat" Aletta tersenyum mendengar jawaban anak gadisnya, lalu wanita itu mencium puncak kepala Tiara dan bergegas menuju keluar
Tiara menatap jam tangannya yang menunjukan pukul 06 lebih 20 menit, jarak kesekolahnya hanya butuh 15 menit dan masuk kelas jam setengah 8.
Tiara pun dengan segera meminum susu putih nya lalu menenteng ransel miliknya. Gadis itu keluar menghampiri mang Jaja- supir di keluarga Tiara
"Mang" Mang Jaja yang tengah membaca koran segera berdiri menatap Tiara ramah
"Bade ayeuna neng berangkat nya?"
"Iya mang, sekarang aja"
Mang Jaja pun segera menuju mobil disusul Tiara, pria paruh baya itu membuka pintu mobil jok belakang yang akan di isi Tiara untuk menuju ke sekolah nya
•Raka•
Raka menuruni tangga megah rumah nya, kemarin malam ia memang pulang ke rumahnya. Biasanya pria itu lebih nyaman tinggal di apartemen miliknya
Tapi karena sang Ibu tentunya bersama laki-laki yang Raka sebut papa itu telah pulang dari Roma usai menuntaskan bisnisnya disana, Raka akhirnya semalam memutuskan untuk pulang ke rumah
Raka menatap meja makan yang berisi 3 orang itu tanpa minat, Ia menghampiri ibunya Wirda Atmaja yang sedang mengobrol bersama Kaka kandung Raka Rama Fednan Atmaja
"Raka berangkat mi" Ucapnya hendak mencium pipi sang ibu, Wirda menatap Raka lalu tersenyum
"Sarapan dulu sayang sini" Wirda berdiri lalu menarik kursi disampingnya
Raka menghela napas, ia pun menuruti apa yang ibunya ingin kan. Wirda terlihat begitu antusias dan langsung mengambil nasi serta lauk pauk ke piring Raka dan duduk kembali ke kursinya.
"Raka sayang kok kamu tambah kurus sih? kamu jarang makan ya?" Tanya Wirda khawatir menatap anak bungsunya itu
Raka yang telah memasukan satu suapan itupun menatap ibunya dan menggeleng
"Engga mi, berat badan Raka masih sama ko, perasaan mami aja kali"
"Ya lo kan sering minum, ngerokok, mana jarang pulang lagi gara-gara ngeclub mulu, iyakan?" Timpal Rama tiba-tiba
"Bukan urusan lo!" Sarkas Raka menatap Rama tajam
"Harusnya lo tuh gak usah masuk geng-geng motor gitu lah Rak, gak guna. Bubarin aja geng sampah lo itu!" Ucap Rama lantang
"Stop ikut campur sama hidup gue atau gue robekin mulut sampah lo!"
TAK
Bunyi sendok yang dijatuhkan kasar ke meja kaca itu membuat keduanya diam tapi masih saling menatap tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAKA [END]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA! KARENA SEBAGIAN PART DI PRIVAT] "Gimana caranya biar aku bebas dari kaka?" Raka menatap gadis dihadapannya lalu mengeluarkan senyum devil miliknya "Serahin tubuh lo ke gue! Kalo setelah itu gue udah gak tertarik, gue bakal l...