My Dearest 'Calmee' (BXB)

01. Darah dan kalung

Hai...hai...ketemu lagi dengan cerita yang lain. Pada numpuk cerita ni...soalnya kepalanya full idea. Jadi...ya dikeluarin aja dulu. Moga bisa kelar berbarengan dengan cerita kedua kemaren.

Btw...ni cerita sekuel dari Find Me dari sisi cerita Vio. Aku dah kebayang mo buat kisah si Vio yang macho n cuek abis ini. Buat yang bingung dengan cerita ini, dianjurkan membaca Find Me terlebih dahulu. So...let's go!!!!😊✌️

~~~~

Malam ini benar-benar dingin. Vio sampai menggeretakkan giginya berulang kali. Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku mantel hitamnya yang panjang...mantel favoritnya yang terlihat sudah mulai usang. Sebenarnya dia punya satu mantel yang lain berwarna coklat tua dan sebuah jaket denim hadiah ulang tahun dari Sota dan Sam, rekan kerjanya di kafe 'Vista Coffee'. Tapi tetap saja dia lebih sering memakai yang hitam itu. Alasannya...mantel itu adalah mantel pertama yang dia beli dari hasil kerja pertamanya sebagai pelayan di restoran. Jadi mantel itu full memories lah ceritanya.

Dia berusaha jalan dengan cepat karena jalanan mulai sepi. Dia sedikit terlambat pulang dari kafe karena hari ini kafe disewa buat private party suatu perkumpulan musisi yang isinya cewek manis manja semua sejak siang hingga jam 10 malam. Mereka tuh pada betah di kafe karena baik barista dan pelayannya mantap abis semuanya. Kan gak mungkin juga diusir padahal waktu sudah lebih dari yang ditetapkan yaitu jam 9.30. Alhasil...Vio cs jadi telat pulang karena waktu berea-beres dan tutup kafe jadi molor.

Sejak Sota menikah dan tinggal di rumah Luca, iyaaa...suaminya seorang pria dan dia sangat tampan, Vio jadi tinggal sendiri di rumahnya. By the way, Sota itu sohib dekat Vio tapi kalau urusan pacar...waaaahhh...no. 1 dah....rahasianyaaa!!! Vio sendiri juga gak ngerti sejak kapan Sota dan Luca itu kenalan dan pacaran. Tau...taunya mereka dah mau nikah aja. Kilat banget kan!?!?

Vio dan Sota sudah tinggal bersama selama bertahun-tahun sejak mereka bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran. Mereka merasa sejiwa karena bisa seimbang satu sama lain. Dan sekarang rumah terasa sepi. Biasanya ada Sota yang seliweran di sekeliling rumah dan sekarang cuma ada kesunyian. Dia merindukan sahabatnya itu. Tapi dia juga bahagia untuknya. Sota berhak buat bahagia dan Luca memberikan semua itu. Pria tampan dan kaya yang mencintainya tanpa ampun. Karena walaupun dia sudah kaya raya, dia mau bekerja di kafe sebagai barista agar bisa selalu dekat dengan Sota. Buat sebagian orang mungkin akan sangat jengkel karena jadi tidak bebas tapi bagi Sota itu menjadi kebahagiaan tersendiri karena dia juga menyukai situasi itu. Mereka tu selalu nempel kayak perangko. Kadang Vio suka nyeletuk 'perhatikan sekitar kalian!' supaya nyadar kalau mereka gak berdua aja.

Hah...

Vio baru melewati dua blok dari kafe saat dia mendengar suara rintihan dari gang gelap di sebelah kanannya. Gang itu tidak terlalu lebar tapi cukup gelap. Di ujung gang terlihat cahaya samar yang terpantul dari lampu-lampu bangunan sekitarnya dan itu adalah gang buntu. Dia tahu karena saat siang gang itu akan terlihat jelas. Dia menajamkan telinganya untuk mendengarkan dengan jelas. Mungkin saja itu kucing. Tapi sekali lagi dia bisa mendengarkan suara rintihan yang sangat pelan. Dia berjalan perlahan mendekati mulut gang tersebut karena penasaran dan berusaha melihat ke dalam kegelapan yang buram. Dia menyipitkan matanya agar bisa lebih fokus. Suara itu semakin jelas terdengar dan sangat menyakitkan di telinga Vio karena terdengar memelas. Dia berjalan semakin kedalam dan dia melihat sebuah bayangan di tanah yang bergerak-gerak pelan.

Vio adalah orang yang cuek akan sekitarnya tapi kali ini entah kenapa rasa penasaran menguasainya. Selama tinggal di area itu dia tidak pernah menemukan hal-hal yang aneh atau mengerikan. Dan sekarang...ini sangat aneh. Dia berharap itu kucing tapi...setelah dekat dengan sesuatu yang bergerak tadi diapun terkesiap dan menahan napas dan jangan lupa...matanya terbeliak.