Aisyah terbangun saat mencium aroma harum yang menyengat masuk ke dalam hidungnya, ia mengerjap beberapa kali lalu memakai kembali kacamata yang terlepas, setelah itu menoleh ke kanan dan kiri sambil menghirup aroma harum tersebut.
Setelah di cek ternyata arahnya dari dapur, ia sedikit heran, ia tidak tau siapa yang masak, tapi setelah kedua matanya terbuka lebar ternyata Rendra sudah tidak ada di atas sofa, justru dirinya lah yang kini ada di atas sofa dengan selimut yang menutup tubuhnya.
Segera Aisyah menyingkap selimut untuk melihat kondisinya, ternyata pikiran buruk nya tidak terjadi, ia dalam keadaan baik-baik saja, baju yang sama tidak ada yang bergeser sedikit pun.
Aisyaj hanya takut kalau kejadian waktu itu terulang kembali, cukup waktu itu sana sekarang jangan, sampai saat ini dirinya masih belum melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri.
Tidak ada kata malam pertama atau jatah mingguan, Aisyah tidak akan membiarkan Rendra menyentuh tubuhnya itu, karna dengan begitu itu artinya Rendra sudah satu langkah maju masuk ke dalam hatinya.
Walau di anggap tidak menghargai suami sama sekali, Aisyah tidak peduli, ia hanya mempertahankan prinsifnya yang tidak akan jatuh cinta lagi, hatinya sudah di bentengi tertutup untuk orang lain sejak tiga tahun yang lalu.
"Kamu sudah bangun?" pertanyaan dari Rendra mengejutkan Aisyah.
Lantas ia menoleh ke arah Rendra. "K-kamu? K-kenapa bisa aku tidur di sofa? Kamu macam-macam ya!"
Rendra mengulas senyumnya. "Engga. Aku gak ngapa-ngapain kamu kok, semalam itu kamu ketiduran, aku kasihan jadi ya aku rebahin kamu di sofa."
"Kenapa gak baringin aku di kamar? Biasanya kamu baringin aku di kamar kalau aku ketiduran di luar!"
"Maaf! Aku gak kuat, tangan sama punggung aku sakit."
"Ck. Kamu beneran gak ngapa-ngapain aku kan?"
"Engga, sumpah. Lagian kenapa kamu takut gitu sih? Kita kan udah halal jadi kalau ngapa-ngapain juga kamu gak perlu takut."
"Gak. Cukup waktu itu aja aku melakukannya tanpa sadar, sekarang sampai selanjutnya gak akan lagi, pernikahan kita hanya sebuah perjanjian di atas kertas."
Rendra langsung mengepalkan kedua tangannya, mendengar perkataan dari Aisyah membuat hatinya sakit, walau terdengat sepele tapi bagi Rendra yang seorang suami, tentu perkataan sang istri sangat menyayat.
Seolah dirinya lah yang hina, seolah semuanya salah Rendra, apa yang terjadi pada Aisyah adalah ulah Rendra, itu anggapan Aisyah.
Namun sebagai seorang suami, Rendra tidak boleh terbawa emosi, tidak boleh beruat kasar apa lagi saat ini istrinya itu tengah mengandung, dengan tarikan napas beberapa kali emosinya sedikit menurun, Rendra langsung memasang senyum seperti biasanya.
"Kamu laper gak? Sarapan yuk! Aku udah buatin makanan sehat untuk kamu sama jabang bayi kita," ucap Rendra mengganti topik.
"Ya udah. Kita sarapan aja, aku juga males berdebat sama kamu," balas Aisyah sadar kalau suaminya itu sedang mengalihkan pembicaraan.
Lekas mereka langsung menuju ke arah meja makan, beberapa hidangan sudah tersaji disana, ada juga susu untuk ibu hamil, buah-buahan serta beberapa makanan sehat lainnya.
Sesaat Aisyah bingung sekaligus heran, sang suami masihlah seorang pelajar namun pengetahuannya tentang kehamilan cukup banyak, ia bahkan ragu kalau suaminya itu mempelajari berbagai macam hal mengenai kehamilan.
Protein, karbohidrat, vitamin dan berbagai macam makanan yang mengandung lemak baik di ketahui oleh Rendra, makanan yang di sajikan juga hampir semuanya makanan sehat untuk perkembangan janin.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG HUSBAND ✅ [SELESAI]
Romance(END) ----- "Bu Dokter, nikah yuk!" "Saya lagi kerja, jangan ganggu!" "Ya udah nanti aja sepulang kerja nikahnya." "Kamu lebih muda dari saya." "Saya bisa kok pakai kumis biar kelihatan tua, saya juga bisa cat rambut yang sama persis seperti uban." ...