Tok!
Satu ketukan di pintu membuat Aisyah berhenti memeriksa catatan medis salah satu pasien nya, dia yang tadinya fokus ke rekap medis itu langsung menoleh ke arah pintu tempat dimana suara ketukan berasal.
Perempuan berusia 28 tahun itu membenarkan letak kacamatanya, ia juga membereskan rekap medis yang ada di atas meja supaya rapih agar dapat di periksa nya lagi dengan mudah.
Hari ini ia bekerja sampai sore hari, namun pekerjaan nya cukup santai karna tidak banyak pasien yang harus di tangani, ia hanya memeriksa pasien yang di rawat di beberapa ruangan saja.
Hari ini juga tepat satu minggu setelah kehebohan yang terjadi waktu itu, tiada angin tiada hujan seorang remaja SMA mengajaknya menikah, itu cukup membuat terkejut satu ruangan kala itu.
Dan sudah satu minggu pula, remaja itu terus datang untuk di periksa olehnya, entah itu modus berjumpa dengannya atau apa tapi yang jelas, saat remaja itu datang kesini, pasti ada saja keluhan darinya.
Dari mulai tangan atau kaki yang terluka, sampai bagian lain yang terluka juga, entah kenapa namun itu membuat Aisyah sedikit risih, apa lagi remaja itu kerap terlibat aksi tawuran di daerah ini.
Aisyah tidak bisa menolak, karna itu adalah tugasnya, namun Aisyah tidak memperdulikan ocehan remaja itu yang selalu saja berusaha menggodanya, dari mulai rayuwan receh sampai ajakan nikah.
Mau main-main atau serius Aisyah tidak peduli, sejak tiga tahun lalu hatinya ia tutup, ia tidak mau merasakan cinta lagi, atau lebih tepatnya ia memutup diri dari yang namanya cinta.
Tok!
Terdengar suara pintu yang di ketuk kembali, mungkin itu adalah kelanjutan karna Aisyah tidak menjawabnya tadi.
"Masuk!" titah Aisyah.
Pintu lalu di buka dari luar, Aisyah tidak memperhatikan siapa yang masuk karna masih sibuk membereskan meja kerjanya.
"Permisi dok!"
"Ya! Ada yang bisa saya ban---tu!" Aisyah langsung menghela napas sesaat setelah menoleh ke arahnya.
Mood nya juga sedikit anjlok saat melihat siapa yang menjadi pasien nya, itu remaja yang akhir-akhir ini mengganggunya.
"Permisi Bu Dokter cantik!" sapa remaja itu.
"Kamu lagi! Saya bosan lihat wajah kamu."
"Tapi saya gak bosen kok lihat wajah cantiknya Bu Dokter."
"Kalau kamu kesini cuma mau gombalin saya lagi, mending gak usah, gak bakal mempan juga."
"Bu Dokter soudzon mulu sama saya, saya beneran ada keluhan lho ini."
"Ya sudah. Keluhan apa kali ini?"
"Bagian ini sakit Dok." Remaja itu langsung menunjuk ke arah hatinya.
Aisyah tetkejut, ia menyangka kalau pemuda itu punya penyakit berat.
Aisyah yang tadinya duduk di kursi langsung beranjak menuju ke arah berangkar tempat dimana remaja itu berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG HUSBAND ✅ [SELESAI]
Romansa(END) ----- "Bu Dokter, nikah yuk!" "Saya lagi kerja, jangan ganggu!" "Ya udah nanti aja sepulang kerja nikahnya." "Kamu lebih muda dari saya." "Saya bisa kok pakai kumis biar kelihatan tua, saya juga bisa cat rambut yang sama persis seperti uban." ...