Beberapa hari ini, Jafar menginap di rumah Rendra dan Aisyah, sudah beberapa hari juga beliau menjelani keseharian sebagai seorang ayah bagi Rendra sekaligus ayah mertua mertua bagi Aisyah, beliau menjalani hari-hari yang cukup bahagia.
Setelah sepuluh tahun pergi jauh, Jafar kembali dengan kehidupan barunya, beliau kembali untuk menebus dosa karna sudah mengabaikan keluarganya dulu, Jafar kembali untuk Rendra.
Namun kehadiran Jafar tidak di sambut dengan baik oleh Rendra, pastinya Rendra sangat benci kepadanya, setelah pergi selama ini dan meninggalkan hutang yang banyak yang di tanggung oleh Rendra.
Selama ini Rendra terus saja acuh dan mendiamkannya, Jafar sangat memaklumi hal itu, karna pastinya tidak akan mudah baginya untuk melupakan hal yang mengubah hidupnya selama ini, menjalani hari-hari yang berat sejak kecil akibat ulah sang ayah.
Walaupun begitu, tapi Jafar tetap berusaha agar dirinya bisa di anggap keberadaannya oleh sang anak, karna hanya Rendra lah keluarga satu-satunya yang di miliki sekarang, Jafar berusaha mengetuk pintu hati sang anak.
Di lain sisi, Rendra tidak tersentuh sama sekali, hati dan perasaannya sudah mati terhadap sang ayah, ia sangat membenci sang ayah yang sudah membuat hidupnya hancur, bagaimana pun usaha sang ayah, ia tidak akan bergeming sama sekali.
Sikapnya itu adalah imbas dari perbuatan Jafar dulu, perbuatan yang tidak akan pernah di lupakan oleh Rendra, karna ulah Jafar, ia dan ibunya harus hidup menanggung hutang, karna sebab Jafar juga akhirnya sang ibu menghembuskan napas terakhir karna penyakit yang di deritanya, itu tidak akan di lupakan oleh Rendra.
Aisyah sang istri yang melihat sikap Rendra terhadap ayahnya sendiri selalu menegur sikap buruk sang suami, namun sampai saat ini Rendra tidak bergeming dan keukeuh dengan sikapnya itu.
Rendra justru selalu mengalihkan topik pembicaraan atau berlalu pergi kala di ajak ngobrol tentang sang ayah dan keluarganya, Rendra sangat menghindari pembicaraan yang menjurus ke arah keluarganya, Rendra masih belum sanggup atau tidak mau membuka lukanya lagi.
"Ren!" Aisyah memanggil lalu ikut duduk di atas ranjang.
Saat ini mereka memutuskan untuk tidur sekamar serta seranjang, itu keputusan yang di buat oleh Aisyah, ia ingin hubungan mereka semakin erat setelah pernyataan cintanya waktu itu, awal dari itu adalah dengan cara tidur seranjang.
Selain itu ada hal lain yang menjadi faktor utama, itu adalah karna adanya sang ayah mertua di rumahnya, berhubung hanya ada dua kamar di rumah ini, ia pun memutuskan untuk tidur seranjang dengan Rendra dan menyuruh sang ayah mertua tidur di kamar bekas Rendra dulu.
Yang jelas Aisyah ingin kehidupan mereka berjalan sebagaimana mestinya, ia juga ingin hidup bahagia bersama sang suami dan juga ayah mertuanya, tapi nampaknya hal itu akan sangat sulit tercapai karna Rendra yang masih belum menerima keberadaan sang ayah.
"Ren!" panggil Aisyah lagi sambil mengguncang pundak sang suami yang tengah terbaring di ranjang.
"Hmm." Hanya itu balasan dari Rendra.
Aisyah berdecak kesal. "Sini dulu lihatnya bentar, aku mau ngomong sesuatu."
"Kalau soal keluarga aku gak akan gubris," ucap Rendra.
"Dih! Kok gitu?" tanya Aisyah.
"Males. Yang ada aku tambah sakit hati," balas Rendra.
"Sebenarnya apa sih yang terjadi di keluarga kamu dulu? Kenapa aku gak boleh tau?"
"Gak ada apa-apa, aku hanya gak mau cerita aja."
"Kok gitu? Kalau gak ada apa-apa, kenapa sikap kamu kayak gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG HUSBAND ✅ [SELESAI]
Romance(END) ----- "Bu Dokter, nikah yuk!" "Saya lagi kerja, jangan ganggu!" "Ya udah nanti aja sepulang kerja nikahnya." "Kamu lebih muda dari saya." "Saya bisa kok pakai kumis biar kelihatan tua, saya juga bisa cat rambut yang sama persis seperti uban." ...