Sudah beberapa hari ini Rendra berdiam diri di dalan rumah, tidak ada kegiatan atau pun kerjaan, Rendra seperti pengangguran yang cuma bisa rebahan di dalam rumah, gara-gara di D.O ia tidak bisa pergi sekolah sama sekali.
Semuanya sudah terjadi, mau meratap pun percuma juga, yang bisa ia lakukan hanya bersabar, ia juga tidak sepenuhnya diam, ia mencari-cari hal lain selain sekolahan.
Sang istri, menyuruh Rendra untuk pindah sekolah, maka dari itu ia mencari rekomendasi sekolah yang bisa menampungnya, ia terpaksa karna menuruti permintaan Aisyah, katanya pendidikan sangat penting.
Padahal, ia sudah malas berurusan dengan sekolah, usianya sudah lebih dari 21 tahun, harusnya ia sudah duduk di bangku kuliah, tapi dirinya justru masih berkutat di bangku sekolah menengah atas, itu hal yang membuat Rendra malas sekolah lagi.
Tapi karna sang istri, beberapa hari ini ia sibuk melihat-lihat gedung sekolahan, ya sebenarnya hanya melihat-lihat saja, tidak ada niatan mencari informasi yang serius.
Tidak mau ambil pusing, Rendra memilih untuk bersantai sambil bersiap-siap, malam ini ia ada pertandingan melawan seseorang, lawan kali ini tidak cukup kuat hanya keroco-kroco bagian dari anak buahnya Jason.
Banyak anak buah Jason yang di suruh untuk menghadapi Rendra, semakin dekat jadwal pertarungan antara dirinya dan Jason, makin banyak pula kroco-kroconya yang di suruh untuk menjegal Rendra.
Tapi itu bukan masalah karna mereka tidak ada apa-apanya, hanya saja Rendra menghawatirkan rencana licik apa yang akan di gunakan jason untuk menjegalnya, ia tidak akan membiarkan satu rencana pun berhasil mengenainya, ia akan melawan.
Atau mungkin bahkan sebelum pertarungannya dengan Jason, Rendra bisa membatalakan nya sepihak, apa lagi saat ini uang untuk membayar hutang ayahnya sudah terkumpul, tinggal sedikit lagi, setelah kemenangan malam ini uangnya akan pas.
"Kamu mau kemana?" pertanyaan Aisyah langsung membuat Rendra terperanjat.
Rendra menoleh, ternyata Aisyah berdiri di ambang pintu kamarnya, ia lupa menutupnya, namun itu tidak menjadi masalah karna dirinya memang tinggal merapikan beberapa barang keperluan nanti dan juga tinggal memakai jaket.
"Ren! K-kamu mau tanding lagi? Iya?" tanya Aisyah.
Rendra mengangguk. "Hmm. Setelah malam ini aku bisa bebas."
"M-maksud kamu apa?"
"Bukan apa-apa."
"Ck, bisa gak kamu berenti dari tempat itu? A-atau setidaknya kamu jangan jadi fighter di club itu, aku hawatir sama kamu."
"Aku gak bisa. Maaf!"
"K-kenapa?"
"Aku gak bisa cerita ke kamu."
"Ish. Susah banget bujuk kamu cerita."
"Lain kali aku akan cerita."
"Terserah. Terus sekolah kamu gimana? Kamu udah nemu yang cocok belum?"
"Belum ada. Kenapa maksa aku sekolah lagi sih? Kalau sekolah tau juga aku bakalan di keluarin lagi."
"Pendidikan itu penting Rendra, lagian tidak semua sekolah gitu kan! Kamu main rapih aja sih gosah ember kayak kemarin."
"Ya ya ya. Ya udahlah, aku berangkat dulu, kamu hati-hati di rumah."
"Iya. Kamu juga hati-hati."
Setelah pamitan Rendra langsung keluar di antar oleh Aisyah ke depan pintu, dengan cepat Rendra langsung pergi dengan motornya, ia tidak kelihatan lagi di pelupuk mata Aisyah, ia langsung menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG HUSBAND ✅ [SELESAI]
Romansa(END) ----- "Bu Dokter, nikah yuk!" "Saya lagi kerja, jangan ganggu!" "Ya udah nanti aja sepulang kerja nikahnya." "Kamu lebih muda dari saya." "Saya bisa kok pakai kumis biar kelihatan tua, saya juga bisa cat rambut yang sama persis seperti uban." ...