Part 10

11.8K 343 8
                                    

"Saya terima nikahnya dan kawinnya Aisyah nadia binti almarhum bapak Supardi, dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."

"Bagaimana para saksi? Sah?"

"SAH."

"Alhamdulillah."

Mulai hari ini, detik ini juga Aisyah dan Rendra resmi berstatus sebagai suami istri, suami istri yang sah dimata agama dan hukum, namun tidak dengan benak mereka berdua, atau lebih tepatnya benak Aisyah.

Aisyah menerima pernikahan ini hanya semata-mata untuk menyelamatkan janin yang ada di kandungannya, ia tidak ingin calon anaknya nanti lahir tanpa seorang ayah.

Aisyah tidak ingin mendengar gunjingan orang lain tentang dirinya, ia tidak mau kalau anaknya nanti tertekan dengan semua itu, psikis nya bisa terganggu dan menyebabkan gangguan mentak yang hebat.

Aisyah cuma memikirkan janin yang ada dalam kandungannya, meskipun berat tapi tidak ada pilihan lain lagi, ia tidak ingin menjadi seorang ibu yang jahat dengan memisahkan sang anak dari ayah kandungnya sendiri.

Namun, Aisyah juga tidak ingin terus menjalin hubungan dengan laki-laki yang tidak di cintainya, bahkan laki-laki yang tega merusak kehormatan nya hanya karna alasan sepele.

Perjanjian pra nikah itu bisa menjadi menguntungkan baginya, salah satu perjanjian itu berisi masa pernikahan mereka hanya berlangsung satu tahun sejak hari ini, hari dimana mereka resmi menjadi suami istri.

Tentu saja ada banyak poin yang di minta oleh Aisyah, salah satunya ya pernikahan mereka tidak boleh ada yang tau dan juga setelah menikah mereka tidak akan menjadi sepasang suami istri seperti yang lain, Aisyah akan bersikap seperti biasa, layaknya dua orang yang tidak saling kenal.

Hanya widia satu-satunya orang yang tau pernikahan ini, dia juga turut menemani Aisyah dan merias wajahnya dengan makeup, namun Widia tidak tau menau tentang perjanjian pra nikah tersebut.

Acara pernikahan mereka sangatlah sederhana dan di langsungkan di kantor urusan agama setempat, hanya berupa acara ijab qabul di depan penghulu.

Berhubung Aisyah anak yatim piatu dan tidak punya sodara sedarah lagi, maka dari itu wali nikah di ambil alih oleh pak penghulu, bisa di bilang pernikahan ini sangat tertutup, hanya ada saksi, wali, mempelai pengantin dan penghulu.

Bisa di bilang nasib Rendra juga sama, Rendra hanya datang sendiri dengan wali nikah seorang laki-laki bertubuh tegap yang entah siapa, tidak ada yang peduli juga jadi ya semua berjalan sebagai mana mestinya.

"Silahkan tanda tangani dulu buku nikahnya," ucap pak penghulu.

Mereka berdua pun mulai menandatangani semua dokumen dan buku nikahnya, di mulai dari Rendra lalu kepada Aisyah.

Setelah selesai mereka menyimpan buku nikah tersebut, lalu dokumen-dokumen yang lain di simpan oleh pihak kantor urusan agama, semua itu sebagai tanda kalau mereka sudah sah dan halal secara agama maupun negara.

"Mulai sekarang kalian sudah resmi menjadi sepasang suami istri, semoga pernikahan kalian sakinah mawadah warrahmah. Amin."

"Amin." Hanya Rendra, Widia dan saksi yang mengamini do'a sanga penghulu.

Aisyah tidak mengamini itu, ia hanya bergumam, dirinya tidak menginginkan pernikahan ini, jadi baginya buat apa mengamini sesuatu yang akan di lepas juga nantinya.

Semua susah selesai, acara ijab qabul mereka di akhiri dengan pembacaan do'a dari ustad setempat yang turut di undang juga sebagai saksi, semua berdoa dengan khidmat.

Semua pamit undur diri kecuali Widia yang masih menemani Aisyah di dalam ruangan, selain itu ada juga Rendra yang sedari tadi tidak henti-hentinya menghembuskan napas kasar, rasa deg-degan tentu saja dia rasakan, karna bagaimana pun ini adalah pernikahan dan dirinya mampu mengucap ijab qabul dalam satu tarikan napas.

BRONDONG HUSBAND ✅ [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang