"Ren! Aisyah di culik."
Sebuah pemberitahuan lewat telpon yang datang dari Widia langsung membuat Rendra terperanjat kaget, ia yang tengah sibuk membereskan rumah langsung belingsatan gak karuan, dengan sangat buru-buru Rendra pergi untuk menemui Widia.
Rendra langsung mengambil jaket dan juga dompet miliknya, dengan tergesa-gesa mengambil kunci motor, sebelum pergi tidak lupa ia mengunci pintu rumah, tanpa lama-lama Rendra langsung tancap gas menuju tempat kejadian perkara.
Setibanya di lokasi kejadian, ia mendapati kalau di lokasi tersebut sudah banyak berkumpul orang-orang yang ingin melihat, ada juga beberapa polisi yang datang karna mendapat laporan dari Widia.
Rendra langsung menghampiri Widia yang ternyata sedang bersama Reza, kekasihnya, tentu saja Reza juga di telpon oleh Widia dan tiba lebih cepat darinya.
Dengan sangat panik Rendra langsung menghampiri Widia yang masih shock dan juga menangis, sambil menangis Widia menceritakan kronologinya kepada sang polisi.
"Widia, dimana Aisyah?" tanya Rendra saat berada di depan Widia.
"Ya Allah, Ren! Aisyah Ren, Aisyah, Aisyah di culik."
"Iya di culik siapa? Yang jelas dong kalau ngasih tau."
"Gak tau. Gue gak kenal, tapi mereka sepertinya orang suruhan, tadi gue denger mereka nyebut nama 'bos'."
"Bos?" Rendra langsung mengernyit heran.
"Musuh lo kali Ren," kata Reza yang langsung membuat Rendra terkejut.
"Jangan-jangan orang yang sama yang mau nyulik Aisyah waktu itu lagi," sambung Widia semakin membuat Rendra terkejut.
"Jason," gumam Rendra. Hanya nama itu yang langsung ada di benaknya setelah mendengar perkataan Reza.
Hanya Jason yang bisa di bilang menganggapnya musuh, tentu setelah kekalahan kemarin, Jason semakin membencinya, walau di dalam penjara tapi bisa saja dia menyuruh orang untuk menculik Aisyah, itu yang ada di pikiran Rendra.
Kedua tangan Rendra mengepal kuat, ia sangat emosi apa lagi pikirannya sudah merujuk ke satu nama yang bisa di jadikan tersangka utama, rahang mengeras dengan napas yang sudah memburu sanking emosinya.
Namun sebelum itu, seorang polisi menghampiri mereka, beliau adalah polisi yang tadi di telpon oleh Widia.
"Bisa bicara dengan suami korban?" tanyanya meminta idzin.
"Saya suaminya," jawab Rendra.
Sang polisi mengangguk. "Mari kita bicara, say ingin mengetahui posisi anda saat penculikan berlangsung."
"Posisi saya sedang berada di rumah, sedang beres-beres rumah, tiba-tiba saya di telpon oleh sodari Widia dan di beritahu prihal masalah ini, saya sangat terkejut dan langsung bergegas kesini," balas Rendra.
"Hmm, begitu ya! Kalau tidak salah, anda yang rumahnya waktu itu di bobol perampok kan?"
"Iya, pak."
"Hmm, baiklah. Saya mempunyai kesimpulan, kalau ini murni kasus penculikan, karna tidak ada barang yang mereka ambil. Kalau boleh bertanya, apa anda mempunyai musuh atau orang yang membenci anda?"
"Tidak. Saya tidak merasa punya musuh."
"Begitu ya! Kalau begitu kalian bisa ikut kami ke kantor untuk memberi keterangan lagi, kasus ini biar kami tangani lebih dalam, kami mohon kerja sama dari kalian sebagai saksi."
"Baik pak."
Baik Rendra, Widia atau pun Reza di minta untuk langsung ke kantor polisi, itu adalah yang di harapkan oleh Rendra karna ia juga akan menemui seseorang di dalam penjara, itu adalah tersangka utama yang bisa di pikirkan Rendra saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG HUSBAND ✅ [SELESAI]
Romantik(END) ----- "Bu Dokter, nikah yuk!" "Saya lagi kerja, jangan ganggu!" "Ya udah nanti aja sepulang kerja nikahnya." "Kamu lebih muda dari saya." "Saya bisa kok pakai kumis biar kelihatan tua, saya juga bisa cat rambut yang sama persis seperti uban." ...