Rendra pulang ke rumah lewat tengah malam, sambil sedikit sempoyongan Rendra memasuki rumahnya. Malam ini memang bukan akhir pekan tapi Rendra pulang sangat larut, tidak seperti hari-hari biasanya, di tambah dirinya masih marahan dengan sang istri di rumah.
Saat tiba di rumah ia langsung mendapati sosok Aisyah tengah tertidur di atas sofa, ia juga sedikit mencium aroma makanan dari arah dapur, ia lekas pergi ke dapur lebih dulu untuk mengecek semuanya.
Saat membuka tudung saji di meja makan ia langsung mendapati banyak sekali makanan disana, Rendra langsung tercengang melihat itu, ia tidak menyangka kalau sang istri sampai berbuat seperti ini, di lihat sekilas pun Rendra tau kalau Aisyah bermaksud untuk berbaikan dengan dirinya.
Rendra merasa seperti orang jahat kala melihat itu, harusnya ia pulang cepat dan makan malam bersama berdua, harusnya ia tidak egois dan pulang terlambat, harusnya ia memanfaatkan momen dan mulai memperbaiki hubungan dengan sang istri yang ia cintai.
"Astaga!" Rendra mengusap wajahnya kasar, merasa menyesal.
Setelah itu Rendra menutup kembali makanan tersebut, ia lantas beranjak ke kamar untuk mengambil selimut, ia lalu menyelimutkannya ke tubuh Aisyah yang tengah tertidur di atas sofa, ia tidak ingin mengganggu tidur lelap sang istri.
Selepas itu Rendra beranjak ke arah dapur, ia membuka tudung saji itu lagi, Rendra bermaksud untuk menyantap makanan tersebut, sebagai rasa penghormatan terhadap sang istri yang sudah repot-repot masak sebanyak ini.
Rendra menarik napas dalam-dalam, sebenarnya ia tidak akan sanggup menghabiskan semua makanan itu, tapi demi sang istri ia harus kuat dan berusaha semampunya.
Rendra menyedok nasi sedikit lalu mengambil opor ayam sebagai permulaan, ia mencium aroma harum disana, itu sangat menggugah seleranya, tanpa pikir panjang Rendra menyedok nasi dan ayam sedikit lalu di masukannya ke dalam mulut.
Namun, suapan itu terhenti seketika saat Rendra merasakan kalau makanan tersebut keasinan, muka Rendra langsung kecut kala merasakan makanan yang cukup asin itu.
"Shit! Asin," gumam Rendra mengeluh dengan makanan.
Namun karna Rendra sudah bertekad akhirnya ia terus memaksakan untuk makan lagi, walau pun asin tapi ia tidak memperdulikan itu, ia sudah bertekad untuk menghormati hasil jerih payah sang istri.
Dengan sangat susah payah, Rendra memasukan satu demi satu suapan ke dalam mulutnya, ada beberapa makanan yang cukup asin namun ada juga yang pas, itu cukup membantu menetralkan makanan yang asin tadi.
"Kalau gak enak, gak usah di makan."
Tiba-tiba suara Aisyah terdengar saat Rendra tengah makan, ternyata Aisyah terbangun karna suara dari sendok yang beradu dengan piring, raut wajah khas bangun tidur dengan rambut yang sedikit tercecer tidak membuat kecantikannya memudar.
Saat Rendra menoleh, Aisyah tengah tersenyum kecut ke arahnya, dirinya tidak sadar kalau Aisyah tersenyum kecut karna ulahnya, Rendra pulang terlambat dan ekspresi wajah Rendra yang masam kala menyantap makanan hasil masakannya.
"Kalau gak enak gak usah di makan, buang aja," ucap Aisyah lagi.
Rendra tersenyum kecil. "Enak kok, masakan kamu enak, beneran sumpah."
Aisyah tersenyum kecut mendengar itu. "Jangan pura-pura suka kalau pada kenyataannya kamu gak suka, jangan hargai usaha aku dengan kebohongan, aku benci akan hal itu, aku juga benci sama orang yang gak bisa ngehargain usaha orang lain."
Akhirnya Rendra berhenti makan. "Maksud kamu apa? Makanan kamu enak kok cuma ya keasinan sedikit."
"Tuh kan gak enak."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG HUSBAND ✅ [SELESAI]
Romance(END) ----- "Bu Dokter, nikah yuk!" "Saya lagi kerja, jangan ganggu!" "Ya udah nanti aja sepulang kerja nikahnya." "Kamu lebih muda dari saya." "Saya bisa kok pakai kumis biar kelihatan tua, saya juga bisa cat rambut yang sama persis seperti uban." ...