Sementara itu di tempat lain, lebih tepatnya di rumah Widia.
Aisyah sedari tadi gelisah tidak karuan sambil melihat ke layar ponsel, ia menggigit kuku-kukunya sambil terus memperhatikan apa yang ada di layar ponsel itu, layar ponsel yang sedang menayangkan live streaming pertarungan antara Noir melawan Jason.
Bagaimana bisa pertarungan itu di tonton lewat layar ponsel, jawabannya sangat mudah yaitu melalui orang disana, tentu saja yang di maksud adalah Reza, Widia menyuruh Reza untuk datang ke club itu dan memperhatikan keadaan disana.
Dengan teknologi sekarang itu sangat mudah di lakukan, Reza membawa kamera berukuran kecil yang terhubung langsung ke ponsel yang sedang di gunakan oleh Widia, maka dari itu mereka bisa melihat pertarungan di dalam club.
Tentu mempunyai kartu member tetap di club itu sangat menguntungkan di saat seperti ini, walau Reza jarang datang kesana tapi member itu tidak akan pernah salah, walau pun ya Reza harus sembunyi-sembunyi membawa sesuatu ke dalam club tersebut.
Reza di suruh pergi ke club itu atas permintaan Widia, itu juga atas desakan dari Aisyah yang keukeuh ingin melihat pertarungan Rendra, namun Widia dan Reza menghalangi dan berimbas pada keputusan yang membuat Reza pergi kesana.
Widia sudah mendengar cerita yang terjadi kepada Aisyah kemarin lusa, itu juga yang membuatnya menahan setengah mati niatan Aisyah yang ingin pergi ke club itu, ia tidak akan pernah membiarkan sahabatnya terluka atau pun celaka.
Widia sangat pahan kehawatiran Rendra terhadap Aisyah, maka dari itu Rendra menyarankan agar Widia mengikat Aisyah jika nanti dia memaksa ingin pergi, maka dari itu Widia dan Reza paham, itu terlalu berbahaya apa lagi yang mengincar nya itu rival dari Rendra.
"Arrhhh..."
Aisyah memekik dan langsung membuat Widia terperanjat kaget, Widia yang fokus ke layar ponsel langsung teralih menatap ke arah Aisyah yang kini tengah menutup kedua matanya dengan tangan.
"Astaga! Berisik elah Ay," keluh Widia menatap ke arah Aisyah.
"Ish, Widia! Aku tuh lagi hawatir liat Rendra di pukulin kayak gitu," balas Aisyah ketus.
"Ck, kirain apa. Lo anteng deh, Rendra pasti bisa ngalahin tuh orang."
"T-tapi... Aku hawatir Widia, dari tadi Rendra di pukulin terus."
"Hmm, iya juga ya. Seperti Rendra gelisah gitu kalau di lihat-lihat."
"Iya. Rendra kayak gak tenang gitu."
"Untungnya Reza punya teknologi kayak gini, jadi kita bisa dengan jelas lihat pertarungan Rendra."
"Arrhhh..." Aisyah kembali menutup mata saat Rendra terkena pukulan di bagian wajahnya.
Di lain sisi, Widia yang sedari tadi ikut menonton teralih fokusnya ke arah Aisyah, eskpresi sahabatnya itu tidak biasanya, entah kenapa kalau Aisyah sangat cemas dan gundah, kedua tangan seperti sedang menahan rasa geregetannya.
"Lo udah suka sama Rendra?" tanya Widia sedikit menodong.
"Eh!" Aisyah terkejut mendengarnya sampai membuat dirinya menoleh ke arah Widia.
"Lo udah suka sama Rendra? Mm, gue ralat, lo udah cinta sama Rendra?" todong Widia menekan.
"I-itu..." Aisyah langsung gelagapan.
"Kenapa lo gelagapan? Tebakan gue benar kan? Lo udah cinta sama Rendra."
"A-aku... Aku gak tau."
"Gosah ngeles deh. Dari gelagat lo aja udah nunjukin kalau lo cinta sama Rendra."
KAMU SEDANG MEMBACA
BRONDONG HUSBAND ✅ [SELESAI]
Romance(END) ----- "Bu Dokter, nikah yuk!" "Saya lagi kerja, jangan ganggu!" "Ya udah nanti aja sepulang kerja nikahnya." "Kamu lebih muda dari saya." "Saya bisa kok pakai kumis biar kelihatan tua, saya juga bisa cat rambut yang sama persis seperti uban." ...