[III]

324 162 93
                                    

Now playing this
♪Laskar cinta (chapter one) - Dewa19♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o


Sore ini Kaisar berjalan cepat menuju restoran yang dipesan Djanuar, Papanya. Dia belum mengganti seragam karena tidak ada niat untuk pulang melainkan menghabiskan waktu dengan teman-temannya di rumah bengkel. Tapi tiba-tiba Papa menghubunginya untuk bertemu sore ini di sebuah restoran yang cukup mewah.

Kaisar melihat Papanya yang sudah duduk di meja dengan sopa yang hanya terisi Papa. Tidak ada sekretaris yang biasa mendampingi.

“Udah lama, Pa?” tanya Kaisar saat sampai di sana. Menarik perhatian Djanuar.

“Enggak. Baru juga pesan makan, sebentar lagi datang.” Jawab Djanuar selepas menyeruput tehnya.

Kaisar mengangguk sambil melepaskan jaket kulit yang sebelumnya ia pakai. “Papa gak jadi ke Jerman?”

“Jadi. Makanya Papa ajak kamu ketemu sekarang.”

Ini sering terjadi, biasanya ada hal penting yang harus Kaisar pelajari soal pekerjaan Papa yang seharusnya bukan untuk Kaisar. Tapi tidak ada Mama, bisa saja ini dirahasiakan dari Mama.

Tak lama Papa merogoh dompet dari dalam saku jas formalnya. Sebuah benda persegi gepeng berwarna hitam yang Papa sodorkan ke arahnya. The platinum card.

Kaisar hanya melihatnya. “Card yang ada aja ga pernah limit, Pa.” celetuknya karena memang merasa tak memerlukan black card jenis itu.

Djanuar menggeleng santai, “ulang tahun kamu—”

Di tengah ucapan Djanuar, Kaisar menarik nafas sangat berat. Malas sekali mendengar itu. Lagi-lagi karena Kaisar merasa sangat tidak perlu. Ada ataupun tidaknya perayaan, umur Kaisar tetap akan bertambah tua.

“Pas banget Papa nggak di rumah kan.” Lanjut Djanuar.

“Adek gak perlu gituan.”

Tapi Djanuar hanya terkekeh. “Buat party bareng temen-temen kamu, terserah yang mana aja. Yang di sekolah ataupun yang berandalan gak jelas itu.  Bebas!”

Kaisar menatap Djanuar tajam. Biasanya Papa akan membela Mama yang suka melarangnya berteman dengan teman-teman berandal yang disebut tadi. Seperti sulit meyakini Papanya yang tidak biasa.

“Ujung-ujungnya diomelin Mama?” Kaisar menerka. Mamanya adalah wanita yang tak suka membuang-buang uang. Meski gaya hidup Mama juga tak bisa dibilang sederhana. Dan yang dilakukan Papa terhadapnya ini sudah dianggap sangat berlebihan oleh Mama.

farawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang