[XI]

192 110 2
                                    

Now playing this
♪Separuh nafas - Dewa19♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

"Mau sampai kapan kamu bolos, Dek?"

Kaisar menjauhkan ponsel dari telinganya saaat suara Ayko, mama tersayangnya menusuk tepat di gendng telinga Kaisar. Dari awal panggilan itu ia jawab, Kaisar hanya menjawab bertele-tele. Karena kesusahan mencari alasan. Ayko berbeda dengan Djanuar, Papanya yang lebih santai dalam hal apapun.

"Adek cuma kurang sehat, Ma-"

"Terus sampai ga bisa buka hape buat telpon Mama atau Papa, tapi bisa pukul-pukulan?"

Ringisan Kaisar bukan lagi karena luka-luka itu, sebab sudah hampir seminggu ia lewati setelah ribut malam itu. Itulah yang membuat Ayko sibuk mengomel seperti saat ini. Tepatnya saat ia ditelpon oleh pihak sekolah karena Kaisar yang tidak hadir selama seminggu tanpa keterangan.

Alasan kenapa mereka tidak marah lebih parah; Djanuar dan Ayko belum tau.

"Mama tunggu kamu di rumah, kalo kamu ga dateng sore ini, kami bakal pindah tinggal di apartemen kita!"

"A-apa?!" Kaisar langsung menegak dari duduk bersandarnya. "Mana bisa gitu, Papa bilang udah boleh Adek tempatin. Papa udah janji!" Sanggahnya tak terima.

Cerita awalnya adalah Kaisar yang meminta izin untuk memakai apartemen keluarga mereka saat Djanuar dan Ayko pergi keluar kota atau keluar negri. Tapi semakin lama apartemen itu seakan menjadi rumahnya karena Kaisar yang sudah mulai merasa nyaman dengan kebeasan.

"Boleh kamu tempatin bukan berarti punya kamu."

Bisa Kaisar bayangkan ekspersi mamanya yang menyeringai penuh kemenangan. Kapan sih perempuan salah? Apalagi ini mama loh.

farawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang