[XVI]

158 110 0
                                    

Now playing this
♪The boy is mine - Ariana Grande♪

Now playing this ♪The boy is mine - Ariana Grande♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

Pagi ini bisa dibilang menyenangkan dengan cuaca cerah dan bisa sarapan bersama di meja makan keluarga Geovanno, meski Keza terus-terusan dilayangkan tatapan tajam dan menuding dari Diego yang duduk di seberanganya. Masih mengenai permasalahan motor yang Keza tabrak, meski itu sudah dua hari berlalu. Dengan ia yang selalu menurut dan diantar jemput para pengawalan suruhan Daddy, tidak dapat meluluhkan hati Diego agar sedikit saja percaya pada Keza.

"Awas aja lo bikin masalah hari ini-"

Tatapan datar Keza melayang malas pada presensi Diego, supaya Diego percaya bahwa meski tidak menanggapi setidaknya mendengarkan- pura-pura. Yang Keza sadari adalah Mommy dan Daddy yang justrus menatap bangga pada anaknya yang satu itu, yang galak dan tidak suka dibantah itu. Memang sudah ditakdirkan dia bersaudara dengan Keza yang sering kebal dengan kata-kata larangan dan suka membantah apapun.

Entah sajak mana saja yang keluar dari mulut Diego yang tidak masuk sedikitpun di kepala Keza. Yang ada Keza malah beralih pada Mommy yang duduk di sebelahnya. "Mommy jadi nemenin Daddy di sana sampai minggu depan?" Kalau tidak salah jadwal keberangakatan mereka siang ini.

Kania tersenyum sambil menuang susu stroberi di gelas Keza, "Jadi dong. Nanti langsung ke apart Abang aja. Atau dijemput Abang-"

"Gaada, gaada, Abang ada kelas di jam pulangnya dia. Lagian mau ke studio."

Keza mendelik, lagipula siapa juga yang memaksa. Keza sedang malas berdebat ketika jam pulang sekolah. Dijemput Diego bukanlah opsi yang bagus.

"Yasudah. Berarti Baby tetap dijemput Richard." Sahut Arkan tenang. Tidak seperti anak-anaknya yang saling adu urat meski hanya sekedar saling tatap.

Bukan cuma Keza, Diego juga bingung sendiri sebenarnya. Mereka tidak saling benci dan dendam sebagai saudara sedarah. Hanya saja umur mereka yang berdekatan membuat Diego tidak terima Keza yang suka membangkang. Sedangkan Keza merasa tidak mau terlalu dibungsukan. Dia tidak mau berada dibawah kuasa Diego. Keduanya susah mengalah dalam hal peraturan, itu saja. Belum lagi keluhan Diego mengenai Keza anak yang manja dan pemaksa, padahal Keza sendiri tidak menyadari sikapnya yang itu.

Meski Keza sadar tidak ada abang paling berharga dibanding Diego, hanya saja seandainya Diego tidak galak dan jutek, Keza akan menjadi adik yang baik dan manis meski tengah tidak ada maunya. Keza selayaknya saudara pada umumnya ketika ada sesuatu yang ia perlukan dari Diego, maka ia akan bersikap manis, namun bukannya menghargai usaha Keza, diego tetap saja mendelik dan merasa terancam akan permintaan-permintaan Keza yang katanya di luar nalar. ya, meski akan dituruti juga.

o0o

"Poin lo udah berapa Kai?"

Alex bertanya saat jam istirahat baru dimulai, mereka tengah berjalan beriringan menuju tangga karena lift yang ramai. Kaisar hanya mengangkat bahu dan heran dengan diri sendiri yang tidak iri sedikitpun pada pencapaian alex sebagai ketua OSIS meski jabatannya sudah akan lengser di tahun akhir mereka ini. Sederhana untuk yang satu ini karena keburukan Alex yang setara Kaisar dapat tertutupi citra baik nya, minusnya hanya Alex yang sering merasa palsu saat di sekolah. Lagipula mereka sekolah hanya untuk formalitas hidup mereka saja, selebihnya malas.

farawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang