[XVII]

167 114 11
                                    

Now playing this
♪Roman picisan - Dewa19♪

Now playing this ♪Roman picisan - Dewa19♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

“Jadi Raffael beneran punya cewek?”

Beginilah ketika gerombolan Aril membicarakan rencana mereka atau sekedar bergabung. Aril baru datang dan mendengar sebuah kelicikan yang sempat ia rencanakan ternyata dijalankan anak buah gengnya.

“Menurut gue sih iya, udah dua kali nih ya, dia gak mau itu cewek disentuh kita-kita.

“Lo tau ceweknya? Atau ada yang kenal? Sosmed dia?” Tanya Felix memastikan dan ia juga tidak begitu suka dengan cara yang satu itu. Meski cukup berguna untuk menjatuhkan Kaisar.

"Jadi kalian gangguin ceweknya?" tanya Aril tak setuju, yang membuat mereka diam, jadi artinya benar begitu. Aril berdecak marah.

“Nah itu dia! Gue cari tau dari sampe info sekolah nya juga tuh cewek keknya bocah nolep dah...” salah satunya mencoba mengalihkan kekesalan si ketua gerombolan.

“Ni kalian gada yang satu sekolah ama si Raffael?” Padahal fakta itu sudah dari awal semua dari gerombolannya tau, tapi Aril bertanya hanya untuk sekedar menyuarakan ingin mencari tau lebih dalam.

“Tapi ya, kita jangan lengah juga. Apa lagi lo Ril.” Jill adalah teman satu kampus Aril dan hanya bisa dekat dengannya saat di luar kampus saja. “Raffael gak mungkin diem aja tau ceweknya digangguin gini. Pasti cara balesnya gak beda jauh.”

Aril terdiam dan jadi ingat pikirannya yang dari awal sudah membuatnya kepikiran. Pacarnya yang ia tegaskan untuk fokus pada kuliah daripada hubungan mereka itu, juga terancam. Aril juga tidak suka jika miliknya diusik. Dia tidak peduli dengan pacar Kaisar siapa dan bagaimana cewek itu terganggu, hanya saja itu bisa berimbas pada Aril juga.

“Tenang aja, cewek gue tanggung jawab gue. Tunggu ntar gue instruksi kalo mereka berani bales.” Setidaknya yang bisa Aril lakukan adalah melindungi pacarnya. Itu memang selalu ia lakukan.

“Kalo bisa dapetin tuh cewek, dia bisa jadi kelemahan si bocah!”

Aril dan beberapa inti memang tidak suka menunjukan diri pada musuhnya, begitu juga mereka. Selagi anggota lain bisa mengurusnya, Aril akan percayakan mereka.

o0o

Kaisar mulai berpikir aneh. Siapa lagi kalau bukan ulah Keza. Dia ngambek dan Kaisar tidak tau harus bagaimana. Pergi begitu saja dengan bersungut dan menggerutu, seharusnya bukan urusan Kaisar, tapi bisa-bisanya Kaisar kelimpungan dengan alasan yang ia tidak tau apa. Kaisar menyusul bahkan sebelum langkah itu benar-benar jauh dan disertai memanggil sambil berdecak sebal atas perilaku Keza.

“Ih apasih?!”

Keza sudah malas menanggapi, lagipula Kaisar memanggilnya bukan untuk sebuah penyesalan. Pasti akan mengomeli Keza dan menyalahkan Keza lalu berakhir mengancam untuk ditinggal. Asal Kaisar tau saja, Keza tidak peduli, bahkan jika ia benar-benar celaka Keza tidak peduli karena semuanya adalah salah Kaisar.

farawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang