[XXIV] special capter?

212 122 3
                                    

Now playing this
♪Bukan cinta manusia biasa♪

Now playing this ♪Bukan cinta manusia biasa♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

"Jadi, bahan masakannya udah lengkap?"

Kaisar menolehnya sesaat, "bikin pasta gak perlu bahan yang rumit. Atau lo mau gue masakin yang lain?"

Tapi ini sudah begitu sore, dan tidak menutup kemungkinan Keza akan pulang malam entah di jam keberapa. Kaki beralas pantofel hitam mengkilap dengan hak 4 senti dan kaus kaki putih itu, menapak tepat di depan pintu unit yang akan terbuka oleh pemiliknya. Keza jadi bimbang dan ketakutan karena mulai berdebar-debar sebab kehadiran Kaisar sedangkan mereka akan bersama sedikit lebih lama.

"Emang boleh?" Keza meringis diam-diam. Dia jelas sudah lumayan khawatir, tapi entah antara otak dan hati yang ambil alih, bukannya menyuarakan penolakan, dia malah minta peluang.

Seandainya Kaisar masih seorang Kaisar yang benci Keza, ia akan terang-terangan mengusir Keza disertai wajah sengitnya. Tapi Kaisar mode yang demikian sedang off.

"Kalo nggak, ngapain gue nawarin?" sungut Kaisar disertai decakan setelah keduanya berada di dalam unit. Tentu saja Kaisar tidak menolak, namun menjawab dengan sekedar kata 'ya, boleh, lah!' -itu bukan gaya seorang Kaisar.

Masih sama. Sekali pernah berkunjung dan diberi makan tidak membuat penasaran Keza sirna untuk mengitari matanya ke penjuru ruangan.

"Tas lo mau disimpan bareng punya gue?"

Keza mengangguk. Namun ketika ia kira Kaisar akan membawakan tas nya yang ada cowok itu hanya berjalan lebih dulu menuju ruangan. Bisa Keza pastikan itu kamarnya. Ia masih ragu untuk minta Kaisar membawa tasnya, berakhir mengikuti dengan langkah yang otomatis jadi kedap seolah canggung.

Astaga, tidak ada yang menyadarkan Keza karena sudah masuk ke kamar cowok yang bukan siapa-siapanya.

Ada meja belajar dan Kaisar meletakkan tas disana, Keza mengikuti tanpa tau isi pikiran Kaisar. Selain bersiul dalam hati dan menyeringai tersembunyi, cowok itu bertepuk tangan ria menyoraki nyali Keza.

"Jangan lama-lama, ya..." lalu cewek yang sebenarnya gemetar itu berlalu menuju dapur. Tanpa menoleh lagi, Keza tau Kaisar setuju dengan sekali anggukan.

Mendadak ia jadi bingung membedakan antara canggung karena sungkan yang ia alami saat pertama kali kesini dan yang kali ini. Kalau soal nyaman, Keza pastikan ia bahkan tidak mau dipulangkan, namun debarannya itu membuat Keza gelisah. Tapi gelisah nya karena memikirkan perasaan sendiri.

Kini ia memperlihatkan Kaisar yang memotong bawang bombai setelah meracik bumbu lainnya. Ada juga jamur yang Keza tidak tau jenisnya tapi dimata Keza selalu lucu bentuknya, menemani kehadiran daging cincang.

"Pakai daun bawang?"

Keza tidak didudukkan di meja pantry lagi karena ia sudah ijin ingin melihat dari dekat dan ingin membantu tipis-tipis, meski tidak ada satupun yang ia lakukan selain melihat dan berceloteh tanya. Bisa jadi Kaisar muak.

farawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang