[XIX]

175 113 1
                                    

Now playing this
♪Risalah hati - Dewa19♪

Now playing this ♪Risalah hati - Dewa19♪

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

o0o

Senja bahkan sudah hampir lewat, tapi Kaisar masih belum menyelesaikan harinya. Teman-teman satu gengnya pun masih betah berlama-lama.

Meski anak panti punya jadwal yang sudah teratur, namun karena kedatangan gerombolan Marco bisa dibilang spesial. Bunda Zahra sekaligus kepala pengurus panti asuhan sudah memberi izin anak-anak untuk bermain hingga mereka puas.

"Kaisar..."

Kaisar hanya menoleh, meski masih belum paham kenapa sepanjang cewek itu bersenang-senang ia akan terus memanggil namanya. Kaisar hanya memberi respon tatapan, ujung-ujungnya Keza tidak menanggapi.

"Kaisar..."

"Hm..."

Namun yang ini berbeda, Kaisar sampai harus bergegas menyimpan ponselnya yang sedang menonton sebuah vidio yang sempat ia bidik, karena Keza berjalan mendatanginya dengan wajah lelah tapi kesenangan. Masker yang digunakan sudah tanggal entah kemana.

"Kenapa sih ga mau ikut main?" tanpa aba-aba nadanya Keza langsung ketus. "Mereka panggil lo Bang galak ternyata, You know?"

"Ya terus?" Padahal Kaisar selalu malas menanggapi apapun. Mau diberi gelar apa saja, Kaisar tidak peduli.

"Tapi kenapa Vino suka main sama lo? Lo gak pernah jahatin dia apa?"

Akhirnya Kaisar mendelik juga. Sadar bahwa memang tidak seharusnya ia memberi tanggapan apapun sebelumnya. "Ya, emangnya gue orang jahat?"

"Bukan ya?" Bahkan Keza berdecih terang-terangan meski kepalanya mendapat sebuah jitakan. "Tuh, jahat!"

"Hape lo berisik gak kelar-kelar." Kaisar hanya berdecak tak peduli mengambil tasnya. "Cepetan. Lama, gua tnggal!" Lalu ia berjalan duluan.

Keza sibuk minum, memeriksa ponsel sambil berjalan menyusul Kaisar. Ia tidak tau cowok itu mendengus karena dirinya.

"Udah tau dikekang, masih aja nekat. Padahal kalo nurut hidup lo tenang."

"Peduli amat!" Bola mata Keza berotasi jengah.

Memang sebaiknya diam dan tidak usah peduli apapun mengenai cewek ini. Dia selalu belagu kalau menyangkut hal yang baik-baik.

"Kapan kita kesini lagi, Kai?"

Kaisar melirik, Keza berjalan sambil menatapnya berbinar. "Gak lagi."

"Loh kok gitu?" Seperdetik saja tatapan Keza berubah tidak terima dan lesu. Ia sampai beralih berjalan mundur di hadapan Kaisar.

Kaisar tetap berjalan, mempertahankan wajah datarnya dan mengabaikan Keza yang sampai harus memegangi kedua tangannya yang ia masukan ke saku jaket.

"Lo berisik!" Kaisar jujur soal ini. Keza sangat cuek dam judes bahkan dalam sekali lihat orang bisa langsung tidak suka dengannya, tapi Kaisar tidak tau jika aslinya begini.

farawayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang