Kehidupan Kaisar tidak begitu menarik, selain manusia cuek lagi membosankan. Ia hanya seorang Tuan Muda yang dianugerahkan wajah yang lumayan memikat.
Tidak pernah sekalipun Kaisar punya rencana perubahan dalam hidupnya setelah sempat berbelok jalan...
Now playing this ♪Jealousy, jealousy - Olivia Rodrigo♪
Now playing this ♪Cinta gila - Dewa19 ft. Virza♪
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
o0o
Siang ini kelas 12 IPS 5 pulang agak telat. Dan Keza sudah akan mati jika Miss Yuli sang guru matematika di kelasnya, tak cepat-cepat mengakhiri kelas tambahan ini.
"Hah... Baby K.." Keluhan Raina terdengar saat Miss Yuli sudah keluar dari kelas.
"Aneh banget deh guru-gurunya."
Keza melirik.
"Mau aja nambahin waktunya, emang ada ya penambahan gajih? Iyasih, gajih dari sekolah kita emang besar, tapi kan... penambahan jam belajar ini bikin-"
Basi! Keluhan Raina benar-benar menyebalkan dan buang-buang waktu. Keza tak minta Diego untuk menjemput, juga tak memiliki aplikasi taksi online di ponsel yang ia pakai dan jelas dari Daddy nya, jadi ia meminta Raina untuk mengantarnya. Berbeda dengan ponsel rahasianya yang lain.
"Ketua OSIS mau ke sini!" Suara dari 1 orang yang berdiri menyandar di pintu menarik perhatian semuanya.
"Yakin ketos?" sahut dari lainnya.
"Ada Alex doang sih... ah, sama temen-temen nya."
Ketua OSIS memang musuh anak-anak kelas terbelakang, tapi jika tidak bersama anggota OSIS nya, Alex adalah sobat mereka.
"Napa bro?" tanya cowok itu, saat Alex dan teman-teman sudah berada di sana.
"Gapapa." Kaisar yang menyentak santai tapi sarkas menarik perhatian semuanya bahkan Keza sampai tau bahwa ada dia di sana, namun Keza tak peduli. "Kosongin kelas aja sekarang!"
Karena Raina berhenti bicara sebab perhatiannya dialihkan, Keza pun bersiap untuk pulang.
Ia berjalan diikuti Raina juga bersama murid lainnya, namun hanya jalannya yang dihalangi oleh seseorang yang menunjuknya dengan pandangan datar dan tajam. Keza balas menatap Kaisar dengan kernyitan alis.
"Except you!" ucap Kaisar sangar.
Keza mundur dengan ekspresi jengah andalannya. Ia juga sadar bagaimana teman-teman sekelas menatap mereka berdua dengan tatapan yang sudah tak heran lagi dengan kelakuan mereka.
