Kehidupan Kaisar tidak begitu menarik, selain manusia cuek lagi membosankan. Ia hanya seorang Tuan Muda yang dianugerahkan wajah yang lumayan memikat.
Tidak pernah sekalipun Kaisar punya rencana perubahan dalam hidupnya setelah sempat berbelok jalan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
o0o
"Ternyata aku masih benci banget deh sama kamu."
Ucapan itu terlontar jelas dari mulut pedas Keza. Kala tangannya sibuk mengusap lembut rambut Kaisar, memberi kehangatan dengan pelukan meski tubuhnya lebih kecil, dan tetap membiarkan Kaisar bersandar di dadanya yang berdetak seirama perasaan mereka.
"Hm, iya aku terima, yang penting kamu peluk aku aja udah cukup."
"Sekarang marahnya aku lanjut." Keza menatap Kaisar yang terpejam. Sekarang posisi bayi ada di Kaisar, bukan lagi dirinya.
"Kamu mau kita bicara sekarang?" tanya Kaisar membuka matanya dan ia mendapat gelengan mentah. "Aku tau marahnya kamu, aku paham perasaan kamu, tapi kalo emang belum mau baikan, gapapa, yang penting aku lega bisa liat kamu."
Karena tidak ada reaksi apapun, Kaisar kembali menjauhkan wajah untuk menatap manik pacarnya yang hanya membalas menatapnya datar. Tak ada riak di sana, membuat Kaisar tak pernah lupa, bahwa mata itu selalu membuatnya bertanya-tanya.
"Babe? kamu bisa maklumi aku dulu kan?"
Tidak tega, rindu, kesal, dan marah. Semuanya membuat Keza serba salah. Keza tidak sungguh-sungguh mengatakan benci pada pacarnya sendiri, ia hanya benci mengingat bahwa cowok ini yang berhasil membuatnya menangis.
"Babe-"
"Diem! berisik." Potong Keza ketus. Hingga satu pertanyaan dengan penuh penasaran itu berhasil membuat Keza tercengang, pertanyaan yang sama sekali tidak menggambarkan seorang Raffael Kaisar.
"Kamu gak niat mutusin aku, kan?"
Tapi Keza masih saja tenang, saat Kaisar sudah ketar ketir dengan jawabannya. Keza juga merubah posisi dengan berbaring menghadap Kaisar dan berbantal lengan.
"Kamu mau?"
"Babe!" tegur Kaisar tak habis pikir dan juga agak panik. Sedari mereka masih bermusuhan, seharusnya Kaisar tidak kaget lagi, tingkah ceweknya memang minta dihujat.
