Happy reading 💫
•_______________________•
REVKHAN.Jangan lupa follow WP author ya👍
*****
Hari-hari berganti hari, Minggu berganti Minggu, bahkan bulan sudah berganti bulan, sudah tiga bulan berlalu yang artinya kandungan Khanza sudah menginjak usia sembilan bulan.
Saat usia kandungan Khanza sudah memasuki bulan ke sembilan, saat itu juga Revan mengambil cuti kerja sampai Khanza melahirkan. Sekarang perusahaannya sudah di ambil alih oleh sang papa selama ia cuti.
Bahkan tak jarang Revan dibuat kerepotan karena Khanza yang selalu mengidam aneh-aneh. Contohnya seperti saat ini, Revan harus memakai daster bermotif bunga-bunga berwarna ungu. Setelah itu Khanza akan mengajak Revan berkeliling kompleks dengan berjalan kaki. Sangat-sangat menyebalkan bukan?
"Ihh mas lucu banget!!" Pekik Khanza kegirangan.
"Minta yang lain aja ya?, Masa kamu tega nyuruh mas make daster gini" bujuk Revan, berharap Khanza berubah pikiran.
"Ga mau! Mas lucu tau!!" Ucap Khanza mencubit pipi Revan gemas.
"Sayang, tapi dirumah aja ya jangan keliling komplek" ucap Revan memelas, rasanya Revan sunggu ingin memaki Khanza. Tetapi ia tidak akan pernah melakukannya, mana mungkin ia berani memaki istri kecilnya ini.
"Mas ga mau ya?" Tanya Khanza lirih, dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
Semenjak memasuki hamil sembilan bulan, mood Khanza mudah sekali berubah-ubah.
Melihat Khanza yang siap akan menumpahkan air matanya membuat Revan kelabakan sendiri.
"Bukan gitu, mas mau kok" ucap Revan cepat, membawa Khanza ke dalam pelukannya.
"Hiks hiks mas marah ya?" Tanya Khanza terisak.
"Cup cup mas ga marah kok" ucap Revan menepuk-nepuk punggung Khanza.
"Syut ga boleh nangis nanti dede nya ikutan sedih" lanjut Revan menenangkan Khanza.
Mendengar kata dede, membuat Khanza menghentikan tangisnya. Lalu mendongakkan kepalanya melihat wajah Revan yang lebih tinggi dari nya. Dengan tanpa dosa Khanza mengelapkan ingus nya di baju Revan, Membuat sang empu menghela nafas pasrah.
"Ini jadi ga keliling kompleks nya?" Tanya Revan akhirnya.
"Jadi kok, ayo jalan!" Ajak Khanza semangat.
Membuat Revan menatap nya cengo, mudah sekali mood Khanza berubah.
"Emang kamu kuat jalan?" Tanya Revan yang sudah berada di belakang Khanza.
"Kuat dong, nanti kalo aku cape mas kan ada buat gendong aku" ucap Khanza dengan tampang tanpa dosa.
Sabarkan lah hamba ya Allah batin Revan pasrah.
"Iya sayang terserah kamu aja" balas Revan tersenyum paksa.
Setelah itu mereka pergi berjalan kaki mengelilingi kompleks, dengan Revan yang senantiasa memasang wajah datar. Berbeda dengan Khanza yang memperlihatkan senyum lebar di bibir pink alami nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
REVKHAN✔️ [TAMAT]
Ficção AdolescenteBelom di Revisi, jadi mon maaf kalau tulisannya masih acak-acakan🙏 [ Cover di ubah ] Cerita ini murni hasil imajinasi saya sendiri, maaf jika ada kesamaan nama tokoh, alur, latar,dan tempat peristiwa dari cerita lain. itu murni ketidaksengajaan. **...