Happy reading 💫
•______________________•
REVKHAN ( 36 )Jangan lupa follow terlebih dahulu ya 👍
******
Setelah tiba di kamar. Revan langsung melayangkan tatapan tatapan tajam pada Khanza.
"Sudah berani membantah hm?" Tanya Revan dengan suara dingin.
"Maaf" lirih Khanza menundukkan kepalanya, sesekali mengelap air matanya yang terus menetes.
"Kamu egois Khanza!" Balas Revan tajam.
"Kamu ga mikirin anak yang ada di dalam kandungan kamu! kamu hanya memikirkan tentang kebahagiaan diri kamu, tanpa memikirkan ada nyawa yang kamu bawah!!" Lanjut Revan mengeraskan rahangnya dengan nafas yang memburu.
"Aku juga pengen ngabisin waktu bersama teman-teman aku!" Ucap Khanza mulai berani.
"Aku pengen bebas kayak dulu lagi!!" Teriak Khanza kesal.
"Tapi kamu sedang mengandung Khanza!!" Bentak Revan, yang sudah kepalang emosi.
"Aku nyesel mas! kenapa aku harus hamil di usia muda!!" Teriak Khanza tanpa sadar.
Mendengar ucapan Khanza, membuat Revan terdiam. Rasanya hati Revan seperti di tusuk ribuan jarum, memandang Khanza dengan tatapan kecewa, Revan sedikit menjauh dari Khanza.
Seakan tersadar dari ucapan nya sendiri Khanza membekap mulutnya, "m-mas a-aku--" ucap Khanza terbata.
"Kamu nyesel hamil anak saya?" Potong Revan tenang, namun menyiratkan kekecewaan yang begitu dalam. Rasanya sangat sakit saat mendengar Khanza mengucapkan kata-kata seperti itu.
"Oke" lanjut Revan. Lalu melangkah keluar. Meninggalkan Khanza yang terduduk dengan menangis tersedu-sedu.
"Ya Allah maafin aku, aku benar-benar ga sadar ngucapin nya" sesal Khanza menangis tersedu-sedu.
"Maafin bunda sayang" lirih Khanza, mengelus perutnya.
Karena kelelahan menangis, tanpa sadar Khanza tertidur dengan posisi yang masih duduk di lantai, dengan kepala yang bersandar di ujung ranjang.
*****
Di sisi lain, sekarang Revan berada di sebuah danau yang terlihat sangat sepi. hanya ada lampu jalan yang remang-remang.
"Arrggh" teriak Revan frustasi, mengacak-acak rambut nya.
"Kenapa sesakit ini ya Allah" gumam Revan kecewa.
Dengan gontai Revan mendudukkan tubuhnya di pinggir danau, tak terasa air mata Revan menetes.
"Kamu bisa menangis sepuas kamu Revan" ucap seorang wanita lebih tepatnya Salsa. lalu ia berjalan mendekati Revan. Perlahan ia duduk di samping Revan.
Sekarang Revan sedang butuh sandaran. Entah ini rencana Salsa atupun hanya kebetulan, Revan tak tau. Namun ia tak memperdulikan itu semua, sekarang Revan membutuhkan sandaran untuk berkeluh kesah.
![](https://img.wattpad.com/cover/284868893-288-k488634.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
REVKHAN✔️ [TAMAT]
Fiksi RemajaBelom di Revisi, jadi mon maaf kalau tulisannya masih acak-acakan🙏 [ Cover di ubah ] Cerita ini murni hasil imajinasi saya sendiri, maaf jika ada kesamaan nama tokoh, alur, latar,dan tempat peristiwa dari cerita lain. itu murni ketidaksengajaan. **...