Chapter 3

63 5 15
                                    

Hari sudah cukup larut. Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 11 malam tapi Jungkook belum ada tanda-tanda pulang. Aku masih terus menonton drama komedi romantis di ruang keluarga meski sejujurnya aku sudah sangat mengantuk.

" Kapan kamu pulang Jeon Jungkook?" Celotehku lemas karena menahan kantuk yang teramat sangat.

Awalnya aku berniat untuk tidur saja di kamar tapi baru saja merebahkan diri, bayangan makhluk astral yang dulu kembali teringat. Sejujurnya aku hanya perlu melalui satu malam saja untuk meyakinkan diri bahwa kamar itu tidak ada makhluk-makhluk anehnya, makanya aku menunggu Jungkook untuk menemaniku. Meski Jungkook tadi sudah menolak mentah-mentah tapi aku masih punya seribu satu macam cara untuk memaksanya.

Tik.. Tik.. Tik.. Denting jam terus berjalan, detik berganti menit, menit berganti jam dan akhirnya hari pun telah berganti seiring waktu yang sudah menunjukkan pukul 00.00. Tak sadar aku memejamkan mataku di sofa depan tv.

Entah sudah berapa lama mataku terpejam hingga saat aku membuka mata, aku sudah berada dalam gendongan suamiku, Jeon Jungkook.

" Jungkook-a? Apa aku bermimpi?" Tanyaku setengah sadar.

" Menurutmu?" Tanya Jungkook yang tetap tidak menurunkanku dari gendongannya.

Dia merebahkanku pelan di kasur kemudian menyelimutiku.

" Sudah kubilang untuk tidak menungguku Aluna."

Setelah menyelimutiku Jungkook melangkah pergi. Namun sebelum jauh, ku raih telapak tangannya.

" Tetaplah di sini Jeon Jungkook. Aku takut sendirian. Setidaknya pergilah setelah aku tertidur." Ucapku memohon.

Jungkook tak bergeming malah melepaskan pegangan tanganku dan tetap melangkah pergi.

Seketika ide yang sudah tersusun rapi di otakku mulai ku jalankan. Aku langsung bangun dari tidurku dan pelan-pelan mengekori Jungkook di belakangnya. Aku memberi jarak agar Jungkook tidak menyadari bahwa aku mengikutinya sampai ke lantai dua.

Jungkook masuk ke kamarnya. Dan tepat sebelum pria itu menutup pintu, aku mendorongnya dan ikut masuk ke dalam yang kemudian langsung menutup pintu kamar dan menguncinya.

Jungkook terkejut karena dia sampai terdorong jatuh ke kasur saat aku memaksa masuk tadi.

" Yaaak Aluna? Apa yang kamu lakukan?" Teriak Jungkook dari atas tempat tidur.

" Aku udah bilang aku takut sendirian tapi kamu selalu mengabaikanku." Jawabku sedikit berteriak.

Kucabut kunci kamarnya dan ku masukkan ke dalam bra ku.

" Yaaakk. Kembalikan kuncinya!" Teriak Jungkook yang langsung bangkit dan mendekatiku.

" Ambil saja jika kamu berani." Ujarku menantangnya. Mana mungkin dia berani memegang payudaraku kan?

" Aisshhh. Michin yeoja (*perempuan gila.)" Jungkook mengumpat padaku dan menjadi kesal sendiri.

" Perempuan yang kamu sebut gila adalah istrimu. Seharusnya kamu menemani istrimu yang sudah berkali-kali mengatakan kalau dia takut tidur sendirian." Balasku sengit.

Jungkook menoleh sebal padaku lalu tak lama dia tersenyum mencurigakan.

" Ahh.. Majayo (*benar) kamu bilang kamu istriku kan?" Tanyanya sambil mendekatkan dirinya padaku.

Aku ketakutan dan melangkah mundur ke belakang.

" Ii.. Iya. Memang itu kenyataannya kan?" Jawabku merendahkan nada bicara.

" Jadi artinya aku tidak melakukan pelecehan seksual kan jika aku memegang payudaramu?"

" Mm..maksudnya?"

JODOH PILIHAN PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang