Chapter 26

62 5 6
                                    

" Maaf nona kemana tujuan kita?"

Suara sopir taksi menyadarkanku dari banyaknya pikiran yang berkecamuk sejak tadi. Aku bahkan tidak tahu tujuanku sekarang. Aku tidak ingin kembali ke apartemen juga tidak mungkin kembali ke rumah papa.

" Nona?" Kembali ahjussi sopir itu memanggilku.

" Ah, hotel terdekat dari sini saja ahjussi." Akhirnya aku memutuskan untuk tidur di hotel saja malam ini.

" Baik nona. Hotel terdekat dari sini ada Signiel, apa ke situ saja?"

" Baiklah itu saja ahjussi."

Akhirnya aku di antarnya ke Signiel Hotel. Aku memesan sebuah kamar dan saat ini aku sudah memasuki kamar hotel tersebut.

Aku merebahkan diri diranjang menatap langit-langit kamar sambil sesekali memegangi bagian ulu hatiku yang terasa nyelekit. Aku baru ingat bahwa aku terakhir makan adalah makanan rumah sakit tadi pagi. Ah aku bahkan jadi sering sekali melewatkan jam makanku sekarang.

Aku segera memesan makanan melalui layanan kamar. Sembari menunggu aku menikmati pemandangan sungai Han dan kota Seoul yang ternyata sangat indah jika di lihat dari atas sini.

Aku menghembuskan napas berat. Entah kenapa setiap kali berdiam diri aku jadi kepikiran tentang pernikahanku. Benarkah keputusanku untuk mengurus perpisahan dengan Jungkook? Apa sebenarnya pernikahanku masih bisa di perbaiki? Apa aku terlalu keras pada Jungkook? Apa seharusnya aku memberinya kesempatan lagi?

Aku segera menghubungi Merry sahabatku. Aku benar-benar ingin pergi dari Korea untuk menenangkan diri dan memikirkan kembali semuanya. Aku juga akan meminta pendapat Merry, sahabat terbaikku hingga saat ini.

Aku mengambil ponsel yang tergeletak di atas nakas. Baru saja hendak menghubungi Merry, terlebih dahulu ponselku bergetar. Kulihat nama 남편 tertera di layar. Kutekan tombol merah untuk menolak panggilannya. Tapi tak sampai satu menit ponselku kembali bergetar dan nama yang sama kembali menghubungiku. Akhirnya aku memilih kembali menonaktifkan ponselku.

***

Pagi ini aku terbangun. Aku bergegas menyalakan ponselku yang sejak semalam tidak aktif. Banyak sekali pesan yang masuk dari Jungkook. Ku buka satu persatu pesannya.

* Sayang? Kamu dimana?

* Kenapa sayang tidak kembali ke apartemen?

* Sayang dimana? Aku akan jemput.

* Sayang jangan seperti ini. Aku benar-benar minta maaf. Aku janji itu akan menjadi terakhir kalinya aku bertemu Sewon dan itu juga akan menjadi terakhir kalinya aku berbohong padamu. Tolong kembali.

* Sayang? Kembalilah!

* Sayang? Sayang dimana? Aku khawatir, apalagi sayang baru keluar dari rumah sakit.

* Sayang tolong jangan seperti ini, aku benar-benar khawatir denganmu. Aku menyesal, aku benar-benar menyesal.

* Besok malam aku berangkat ke LV, aku tidak mungkin membiarkan sayang sendirian.

* Kenapa ponselnya tidak aktif terus?

* Aku mohon aku ingin bertemu dengan sayang sebelum berangkat ke LV. Tidak apa jika sayang tidak mau ikut. Tidak apa jika sayang mau ke Indonesia tapi tolong temui aku sebentar saja.

* Tolong jangan hukum aku seperti ini.

Aku hanya membaca pesan Jungkook tanpa berniat membalasnya. Aku juga sama sekali tidak berniat untuk bertemu dengannya lagi. Tekadku sudah bulat, aku ingin pergi ke Indonesia.

JODOH PILIHAN PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang