" Omo omo omo. Nae simjang (* oh my god, hatiku)"
Aku berjalan ke pantry sambil menepuk-nepuk dadaku yang terasa seperti ingin melompat. Detakan jantungku terasa terlalu kuat. Sesaat setelah Jungkook mengusap pucuk kepalaku tadi jantungku berdetak tidak beraturan. Beruntung aku langsung keluar dari mobil kalau tidak mungkin wajahku yang memerah akan di lihat oleh Jungkook.
" Luna kamu kenapa?"
Suara Ji Eun seonbae mengejutkanku.
" Ah kamjagiya."
Aku terlonjak saat melihat Ji Eun seonbae ada persis di sebelahku.
" Seonbaenim kamu mengagetkanku." protesku padanya.
" Yak. Aku sudah ada di sini sejak tadi. Bahkan aku melihatmu menepuk-nepuk dadamu dari baru masuk pintu pantry." Ujarnya.
" Jinjja? (*benarkah?) Kenapa aku tidak melihatnya?" Ucapku tak percaya.
" Hisshh kamu ini. " Balas Ji Eun seonbae sedikit kesal.
" Kamu itu seperti orang yang sedang gugup saja. Kamu gugup karena hari ini akan bekerja sama dengan idol besar seperti Sehun?" sambung Ji Eun.
Ah betul juga aku sampai lupa kalau aku akan bekerja bersama Sehun. Apa lebih baik aku memberitahukan hal ini pada Jungkook ya?
" YAK ALUNA LEE." Ji Eun menepuk bahuku karena aku tak kunjung merespon perkataannya.
" Ah ne seonbaenim (*ah ya senior ) Aku harus berangkat bersama siapa?" Tanyaku yang baru saja tersadar begitu Ji Eun menepukku.
" Harusnya sih dengan timjangnim. Tapi entahlah kamu bisa lihat memo di mejamu. Tadi kulihat timjangnim menempelkan memo di meja kerjamu." Ucapnya.
" Aaahhh.. Gomawoyo seonbaenim (*terima kasih senior) Aku langsung ke ruangan saja kalau gitu."
Aku ngeloyor pergi setelah berpamitan pada Ji Eun seonbae.
Dalam perjalanan ponselku bergetar. Tanpa melihat layar aku langsung mengangkatnya.
" Ne, yeoboseyo. (*ya hallo)"
" Aluna mwohae? (*Aluna lagi ngapain?)" Ucap seseorang di ujung telepon sana.
Dia tahu namaku? Aku menghentikan langkah dan bergegas melihat layar ponselku. Ternyata Sehun lah yang menelpon. Ah padahal aku sudah berjanji pada diriku untuk lebih membatasi diri dengan Sehun tapi kenapa aku malah mengangkat telepon darinya?
" Aahhhhh Sehunie. Aku sedang bekerja. Ada yang perlu ku bantu?" Tanyaku.
" Tidak sih aku hanya ingin tahu kabarmu, sejak malam itu kamu sama sekali tidak menghubungiku."
Benar, sejak kejadian Jungkook dan aku bertengkar karena kehadiran Sehun di rumah, aku sama sekali belum menghubunginya. Meskipun aku ingin membatasi diri dengan Sehun tapi bukan berarti aku memutus pertemanan dengannya kan?
" Aaahhh maaf Sehun, karena aku sudah mulai bekerja jadi aku tidak sempat mengabarimu."
" Oh gitu. Ya sudah nanti saja kita sambung lagi ya managerku sudah menyuruh untuk bersiap."
Akhirnya panggilan teleponpun terputus. Aku bergegas ke meja kerjaku dan mencari memo dari timjangnim seperti yang di katakan Ji Eun seonbae.
***
Aku berangkat menuju lokasi di mana aku akan bertemu dengan Sehun. Entah kenapa saat ini hatiku seperti merasa was-was padahal ini adalah pertemuan tentang pekerjaan. Aku memutuskan untuk tidak memberitahu Jungkook karena kupikir hal ini hanya tentang pekerjaan saja. Tapi entah kenapa aku malah merasa bersalah yah?
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH PILIHAN PAPA
FanfictionNamaku Aluna Lee, aku seorang gadis berdarah campuran Indo Korea yang baru beberapa tahun ini pindah dan menetap di Korea Selatan setelah sebelumnya aku tinggal di negara asal mamaku yaitu Indonesia. Dua bulan ini aku sedang dekat dengan salah satu...