Chapter 20

75 5 15
                                    

Perutku mulai keroncongan. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul delapan malam.

" Ah pantas saja jika aku lapar. Tapi kenapa Jungkook tidak menyuruhku untuk makan? Kemana dia?" Monologku yang kemudian beranjak dari ranjang dan segera keluar kamar. Bahkan aku sampai lupa kalau aku sedang kesal pada Jungkook.

Aku segera menuju dapur tapi langkahku terhenti saat melihat seseorang berbaring di sofa ruang keluarga. Aku segera menghampirinya.

Aku terkejut saat mendapati Jungkook tengah berbaring di sofa dengan bertelanjang dada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku terkejut saat mendapati Jungkook tengah berbaring di sofa dengan bertelanjang dada.

" Aaaaaaaaaaaaa."

Aku berteriak terkejut sambil memalingkan wajahku darinya.

" Mmmpphhh.... Siapa yang berteriak?" Terdengar suara lenguhan Jungkook yang sepertinya terbangun karena teriakanku. Dia bahkan bertanya siapa yang berteriak.

" Mmmm... Sayang kenapa teriak?" Tanyanya padaku dengan suara serak khas bangun tidur.

" Kamu kenapa tidur di sofa? Bertelanjang dada pula. Pakai bajumu cepat!" Omelku tanpa berani menoleh padanya.

" PALLI! (*CEPAT!) sudah belum?" Tanyaku setelah beberapa saat tak ada jawaban dari Jungkook.

Tapi tak lama bukannya memakai baju, Jungkook malah berjalan ke arahku dan memelukku tiba-tiba. Aku yang terkejut sontak menoleh ke belakang. Aku bertatapan langsung dengan wajahnya. Dia menatap mataku kemudian mengulum senyum mencurigakan.

CUP.

Dia mengecup bibirku sekilas yang membuatku tersadar dari keterpanaanku selama beberapa detik padanya.

" YAK JEON JUNGKOOK." aku membentaknya sambil berusaha melepaskan diri tapi ternyata tenagaku tidak cukup kuat di banding dengannya. Jungkook mengeratkan lagi pelukannya kemudian meletakkan kepalanya di ceruk leherku. Di endusnya bagian samping leherku yang membuatku jadi kurang nyaman. Lebih tepatnya aku terangsang.

" JJ...Jjeon lep..pas." Ucapku dengan susah payah berusaha melepaskan diri.

Jungkook tidak menjawabku malah membuat gerakan yang semakin nakal. Dia bahkan menjilat bagian tengkukku yang membuatku menggelinjang geli.

" LEPASIN JUNGKOOK!" Aku membentaknya lagi tapi ternyata tidak cukup untuk membuat Jungkook melepaskanku.

" Kalau sayang terus bicara, aku akan menghentikannya dengan ciumanku." Ucapnya yang membuatku protes keras.

" HEI MANA BISA SEPERTI..."

" Mmmppphhh..."

Jungkook benar-benar membuktikan perkataannya, dia melumat bibirku dengan ganas. Aku yang awalnya memberontak akhirnya mengikuti permainannya.

Kami berciuman cukup lama hingga akhirnya dia melepaskan pagutannya untuk memberiku jeda napas.

" Kamu seperti singa yang sedang kelaparan Jungkook." Ucapku dengan terengah-engah.

JODOH PILIHAN PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang