Chapter 7

74 6 12
                                    

" Joeun achim yeobo (* Selamat pagi sayang)"

Pagi-pagi Jungkook sudah berkutat di dapur. Padahal jam saja belum menunjukkan pukul enam pagi.

 Padahal jam saja belum menunjukkan pukul enam pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku mengerutkan kening melihat tingkahnya.

" Kamu sedang apa pagi-pagi begini sudah sibuk berantakin dapur?" Tanyaku padanya.

" Membuatkanmu sarapan. Aku kan sudah bilang aku ingin berubah menjadi suami yang baik untukmu."

Aku kembali mengerutkan kening mendengar jawabannya. Memang benar semalam dia minta maaf padaku dan ingin memperbaiki pernikahan kami yang semula hanya permainan menjadi pernikahan sungguhan. Entah malaikat apa yang membuat Jungkook punya pikiran seperti itu. Lalu jika bertanya bagaimana perasaanku sekarang? Tentu saja aku bingung untuk menjawabnya. Di satu sisi aku juga tidak ingin pernikahanku berantakan meskipun pada awalnya aku menerima pernikahan ini dengan alasan baktiku pada papa dan mendiang mama tapi ku pikir aku sudah menjalani sebuah pernikahan sungguhan, mana bisa main-main kan? Tapi jika menilik hatiku, sungguh bukan Jungkook yang kusukai melainkan Sehun. Tapi bagaimanapun juga bukankah posisi Jungkook lebih berhak atasku dari pada Sehun? Jadi aku memutuskan memberinya kesempatan menumbuhkan cinta di antara kami. Aku akan membatasi interaksiku dengan Sehun selagi Jungkook juga memenuhi janjinya menjadi suami yang baik untukku.

Tapi untuk saat ini, jujur saja aku belum bisa menerima sikapnya yang tiba-tiba berubah manis.

" Cuci mukamu dulu sayang, sebentar lagi sarapannya siap. Nanti ku antar kamu ke tempat kerja yah? Sekalian aku mau ke dorm."

Aku hanya menjawabnya dengan senyuman kemudian ngeloyor masuk ke kamar untuk bersiap-siap berangkat kerja.

Lima belas menit berlalu, aku keluar dari kamar dan Jungkook terlihat sudah menungguku dengan dua piring nasi goreng kimchi dan dua gelas susu di atas meja.

" Duduklah, kita sarapan dulu sebelum berangkat." Ucapnya begitu melihatku keluar dari kamar.

Aku menurutinya dan langsung duduk kemudian menyuap nasi goreng kimchi buatannya.

" Mwoya? Kenapa kamu memandangiku terus Jungkook? Aku jadi salah tingkah jika kamu terus menatap seperti itu." Ujarku saat menyadari tatapan Jungkook yang tidak pernah terlepas dari wajahku.

" Jika ku pikir-pikir aku bodoh sekali tidak menyadari betapa cantiknya istriku ini."

" Uhuk... Uhuk... Uhukk..."

Aku terbatuk mendengar gombalannya yang begitu tiba-tiba untukku.

" Pelan-pelan makannya sayang. Ini minumlah dulu." Ujarnya sambil menyodorkan segelas susu yang sebenarnya bisa ku ambil sendiri dengan tanganku.

Aku meminum beberapa teguk susu sampai batuknya mereda.

" Jungkook-a?" Panggilku sesaat setelah batukku benar-benar telah berhenti.

JODOH PILIHAN PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang