Chapter 17

60 5 11
                                    

Pagi hari di hari senin yang cukup cerah, seperti biasa aku bangun pukul 6.30 KST. Ku tengok ke samping, Jungkook sudah tidak ada di tempat tidur. Mungkin dia sudah bangun seperti biasa menyiapkan sarapan untuk kita berdua.

Sebelum aku memutuskan untuk beranjak dari ranjang, pintu kamar sudah terbuka dan Jungkook muncul sambil membawa nampan di tangannya.

" Eoh? Sayang sudah bangun?" Ucapnya saat melihatku sudah membuka mata dan menatap ke arahnya.

Aku beranjak bangun dari posisi tidurku. Jungkook segera menaruh nampannya di atas nakas kemudian membantuku duduk.

" Aku sudah sembuh Jungkook." Ucapku karena Jungkook memperlakukanku seperti orang sakit.

" Emang iya?" Tanyanya meragukanku. Dia segera mengecek suhu tubuhku. Di tempelkannya punggung tangannya di keningku.

" Ah dahaengida (*syukurlah ) akhirnya sudah turun panasnya." Ucapnya terlihat lega.

" Semalaman demam sayang cukup tinggi sampai 39°. Selain itu sayang juga mengigau. Aku sampai ketakutan." Sambungnya lagi.

" Oh ya? Kalau gitu aku sudah merepotkanmu dong?" Ucapku merasa tak enak hati.

" Aniyaa (*tidak). Jeoldae aniya. (*sama sekali tidak)." Balas Jungkook cepat.

" Benarkah?"

" Tentu saja benar. Kenapa masih di pertanyakan?"

" Aaaaa.. Kalau gitu terima kasih ya suamiku." Ucapku memujinya.

Kulihat Jungkook tersenyum salah tingkah.

" Ngomong-ngomong aku harus segera bersiap-siap. Ini sudah siang." Ujarku kemudian beranjak berdiri.

" Bersiap-siap kemana?" Tanya Jungkook mendongak melihatku.

" Kerja dong."

" Andwae andwae. (*tidak boleh tidak boleh)" Cegah Jungkook cepat.

" Wae? (*kenapa?)"

" Sayang kan baru aja baikan. Hari ini istirahatlah dulu di rumah eoh?"

" Tapi hari ini kerjaan aku banyak Jungkook."

Jungkook memajukan bibirnya merasa kecewa dengan jawabanku.

Dengan sigap ku pegang pipinya dan ku kecup cepat bibirnya yang menggemaskan itu.

CUP.

" Aku udah sehat sayang. Kamu tidak perlu khawatir." Ucapku mencoba membujuknya dengan rayuan.

Jungkook tak tahan untuk tidak mengulum senyum dengan rayuanku. Aku tahu dia pria yang gampang sekali salah tingkah.

" Boleh ya aku kerja?" Tanyaku kembali membujuknya.

" Cium aku sekali lagi."

" Eoh?" Aku terkejut dengan permintaannya.

" Iya, cium aku sekali lagi baru aku ijinin sayang kerja." Jawabnya menegoku.

" Kok gitu?"

" Ya udah kalau sayang tidak mau...."

CUP.

Sekali lagi aku mengecup bibirnya sekilas.

" Sudah kan?" Ucapku tersenyum kemudian meninggalkannya masuk ke kamar mandi.

***

Jungkook POV

Aku mengulum senyum dengan perlakuan Luna yang tiba-tiba mengecup bibirku begitu saja. Bagaimana tidak, Luna itu biasanya memperlakukanku seperti layaknya teman, susah di ajak romantis dan susah sekali di gombali tapi terkadang perilakunya yang tiba-tiba agresif sering membuatku terkejut. Aku yakin pada dasarnya Luna memang sedikit agresif hanya saja mungkin terkadang masih ada rasa gengsi untuk mengungkapkannya padaku.

JODOH PILIHAN PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang