Hari sudah beranjak malam. Bahkan matahari sudah tenggelam dalam peraduannya sejak satu jam yang lalu. Ruangan humas pun sudah mulai sepi. Rekan-rekan satu persatu meninggalkan kantor. Hingga akhirnya tinggal aku sendirian di dalam ruangan yang saat ini sudah gelap. Aku enggan beranjak dari tempat dudukku. Biasanya aku selalu ketakutan saat sendirian, apalagi jika di tambah dengan tempat yang gelap, aku pasti sudah lari ketakutan atau berteriak. Tapi kali ini berbeda. Rasa malas untuk pulang, rasa kesal serta rasa campur aduk yang kurasakan saat ini membuatku mempunyai keberanian untuk berada di ruang yang biasanya kutakuti.
Ponselku sudah bergetar entah sudah berapa lama. Jungkook tak henti-hentinya mengubungiku. Pesan masuk pun kulihat sangat banyak darinya. Aku tak membukanya sama sekali hanya beberapa terbaca saat aku menoleh pada ponselku.
* Yeobo kamu dimana? Ini sudah malam. Aku minta maaf.
Itu adalah pesan terakhir yang ku baca dari notifikasi bar di ponsel. Aku memang sama sekali tidak membuka satupun pesan dari ponselku.
Ku letakkan kepalaku di meja bertopang kedua tangan yang melipat di bawah sebagai sandaran. Aku benar-benar malas melakukan apapun. Bahkan sejak tadi pun aku tidak makan sama sekali. Jangankan makan, seteguk air pun tidak masuk sama sekali dalam tubuhku.
Kupejamkan mataku sejenak dan aku terbangun saat mimpi buruk tiba-tiba menyerangku. Bayangan makhluk-makhluk astral yang membuatku trauma tiba-tiba saja muncul yang membuatku akhirnya mulai merasa takut dengan ruangan humas ini. Dengan terpaksa kuputuskan untuk pulang saja. Kulirik jam di ponsel bahkan sudah menunjukkan pukul 11 malam.
" Sudah selarut ini rupanya." Monologku yang kemudian pergi dari ruangan dan bergegas keluar gedung setelah sebelumnya aku menelpon security untuk memesankan taksi untukku pulang.
Sekitar 45 menit akhirnya sampailah aku di apartemen. Aku langsung berjalan menuju ke kamar tanpa menoleh kemana-kemana seperti yang sering ku lakukan sejak aku pindah ke apartemen ini.
Di depan pintu kamar, aku ragu untuk membukanya. Aku takut Jungkook ada di dalam kamar. Jujur saja aku tidak ingin bertemu dengannya. Akhirnya kuputuskan untuk merebahkan diriku di sofa ruang keluarga. Aku langsung tertidur saking lelahnya.
Tak lama aku terbangun oleh sentuhan seseorang di lenganku. Perlahan aku membuka mata dan mendapati Jungkook berada di depan wajahku.
" Yeobo kenapa kamu tidur di sini?"
Aku menatap matanya tajam tanpa mengatakan apapun.
" Ayo kita ke kamar!" Ucapnya sekali lagi tapi sama sekali tidak ku gubris ucapannya.
" Maafin aku ya? Maafin aku karena sudah menyakitimu." Ucapnya lagi tapi aku justru malah meninggalkannya memejamkan mata. Aku tidak ingin mendengar apa-apa lagi.
" Apa kamu mau mendengarkan penjelasanku dulu Luna?"
Aku sama sekali tidak berniat untuk membuka mataku ataupun merespon ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH PILIHAN PAPA
FanfictionNamaku Aluna Lee, aku seorang gadis berdarah campuran Indo Korea yang baru beberapa tahun ini pindah dan menetap di Korea Selatan setelah sebelumnya aku tinggal di negara asal mamaku yaitu Indonesia. Dua bulan ini aku sedang dekat dengan salah satu...