kini anggota zirex beserta inti sudah berada di ruang rapat dengan Gibran yang memimpin di tengah tengah antara inti, di belakang kursi inti sudah terdapat layar besar yang mana sering di pakai untuk menyusun strategi penyerangan, di depan mereka ada anggota zirex, di ruangan rapat tersebut memang yang paling luas diantara ruangan markas lainnya karena di dalam ruangan itu terdapat ratusan kursi yang tersusun rapi untuk anggota zirex yang memang memiliki jumlah ratusan.
"mungkin kalian udah ada yang ngeduga kenapa gue minta Arki buat ngumpulin lo semua di markas dengan rapat dadakan ini"ucap Gibran menatap anggota nya yang berada di depan
"anak Weston mulai cari gara gara lagi sama kita, kemaren gue sempet liat Alex dengan anggotanya mulai berkeliaran, mereka pakai jaket weston, gue dapat menyimpulkan kalo Weston mulai bangkit lagi"sambung Gibran dengan nada tegasnya
geng motor bernama Weston yang di ketuai oleh Alex memang musuh bebuyutan zirex dari dulu, namun setelah berbulan bulan terakhir Weston tidak pernah keliatan dan mencari gara gara dengan zirex, namun setelah kejadian kemaren dimana Toni yang menjadi mata mata Weston masuk dalam zirex, Gibran merasa Weston akan mulai mencari gara gara kembali.
"gue juga kemaren liat anggota Weston lewat tapi mereka ga ngeliat gue"ucap salah satu anggota zirex
"Lo liat dimana?"tanya Bara menatap anggota zirex yang berbicara tadi
"di depan cafe delima"jawab nya
Gibran mengangguk mendengarnya
"gue minta untuk lo semua berhati hati, kita ngga tau apa sebenarnya rencana Weston apalagi setelah menghilangnya berbulan dan tiba tiba kembali dengan mengirim mata mata, gue minta ga ada yang boleh pergi sendirian kemanapun itu apalagi kalo kalian pakai jaket zirex"ucap Gibran memperingati merekaGibran melirik Bara mengkodenya, bara yang sadar tengah di beri kode pun mengeluarkan sesuatu dari balik mejanya
"Aska,Afkar,Linggar,Andra, Arki, bantuin gue ngebagiin ini ke anak anak"ucap Bara pada mereka yang langsung di kerjakan oleh mereka
setelah benda itu terbagi rata oleh mereka Gibran angkat bicara
"benda kecil yang kalian pegang adalah sebuah sensor yang menghubungkan kita semua baik inti maupun anggota, jika dalam masalah besar kalian bisa langsung memencet tombol warna merah yang otomatis akan menghubungkan kita semua untuk menyusul si penekan tombol, dan tombol warna hijau untuk bantuan yang tak terlalu berat dan yang akan menyusul menekan tombol abu abu yang ada di samping tombol hijau untuk memberi tahu kalo bantuan sudah cukup banyak atau belum, mengerti?"ucap Gibran menjelaskan pada mereka dengan pertanyaan dengan suara keras di akhir"mengerti"jawab mereka kembali
"kalian boleh keluar sekarang kecuali anggota inti, tetap disini sementara"anggota zirex pun keluar satu persatu dari ruangan rapat kemudian anak inti melanjutkan rapat rahasia mereka.
*****
kini seorang gadis cantik dengan kamar yang ditempati nya sudah berserakan dengan kulit Snack dimana mana dan sisa sisa brownies yang berjatuhan di karpet
"hoaaaam, Ara ngantuk banget"monolog Ara sendirian
"kamar kak ibran berantakan banget gara gara Ara hihi, Ara beresin dulu ah"Ara beranjak dan mengambil beberapa bungkusan Snack dan minuman kemudian mengumpulkan nya di dalam kresek brownies nya tadi, tak lupa ia memvakum karpet dan sisa sisa makanan yang jatuh di area nya, setelah itu ia keluar untuk membuang sampah di depan markas, ia menenteng kresek tadi dan keluar kamar
"gue aja yang buang Ra"ucap Aska melihat Ara yang menenteng kresek sampahnya
"ehh Ara aja, ara bisa kok"ucap Ara menatap laki laki yang ntah siapa namanya
Afkar terkekeh mendengar nada perkataan Ara yang menurut nya lucu "udah biarin aja ra, lo masuk lagi aja"ucap Afkar menatap Ara
"emm yauda makasih ya-"perkataan Ara terhenti yang ingin menyebutkan namanya namun ia tidak tau siapa
"Aska, nama gue Aska"jawab Aska yang mengerti raut bingung Ara
"iya makasih bg Aska"ucap Ara tersenyum menatap Aska
Aska tersenyum gemas mendengar nya" lucu banget sih lo" setelah itu Aska langsung pergi keluar markas membuang sampah milik Ara
Ara tersenyum menanggapi Aska kemudian ia menatap sekeliling mencari abangnya, Gerry melihat Ara menatap sekeliling markas seperti mencari seseorang
"Abang Abang Lo belum keluar Ra, mereka masih ada rapat, lo kedalem aja dulu"ucap Gerry yang memberi tahu ara
"ehh ohh iya hehe yauda Ara masuk lagi deh" Ara berbalik ke depan tv dengan posisi berbaring tanpa menggunakan bantal, kepala nya tak akan sakit karena karpet itu sangat tebal dan nyaman
****
1 jam kemudian inti zirex telah selesai rapat dan keluar bersamaan dari ruang rapat.
"bg, tadi Ara sempet nyari kalian tapi kalian belum selesai jadi kita suruh masuk lagi" ucap Gerry pada inti zirex
mereka mengangguk dan Gibran berlalu ke kamarnya untuk melihat Ara, sedangkan yang lain duduk di sofa atau di karpet dengan aktivitas nya masing masing.
Gibran keluar tanpa bersama Ara, Arka yang melihat nya menaikkan satu alisnya bingung "Ara?"tanya Arka menatap Gibran
"tidur, biarin aja"jawab Gibran kemudian duduk di sofa bersama yang lain
Arki yang mendengar Gibran menyeletuk "dasar bocah kebo"monolog nya
Arki dan Linggar sedang bermain PS, Bara kembali dengan ponsel nya, Gibran naik ke lantai 2 ntah sedang apa, Arka masih memainkan gamenya dan Andra yang sibuk membalas chat gebetan gebetannya
anggota yang lain sudah banyak yang pergi, ntah itu pulang atau kemana pun walaupun masih ada beberapa anggota yang berada di luar markas untuk sekedar mengobrol ringan atau melatih bela diri masing masing
ceklek
Ara nampak keluar melihat inti zirex sudah berada di ruangan tadi, ia berjalan dengan lunglai mata yang sedikit terpejam menuju Bara
"hoaaam, Abang Ara abis ketiduran tapi masih ngantuk"ucap Ara dengan nada khas orang mengantuk, ia menubruk Bara dan memeluk nya, Bara bahkan tak menolak, ia membalas pelukan Ara
mengapa Bara? Ara mengira itu adalah Arka karena Bara dan Arka memang duduk bersebelahan dan akhirnya jadi salah orang karena Ara masih setengah sadar.
mereka yang melihat itu tertawa namun tidak terlalu kencang, mereka tau pasti Ara mengira Bara adalah Arka berhubung badan Bara dan Arka hampir sama besarnya.
"emm bau Abang kok beda"ucap Ara di sela sela pelukan Bara, Bara tersenyum mendengar nya begitupun Arka yang mendengar
"tidur aja Ra"ucap Arka kemudian diangguki Ara dan masuk kedalam alam bawah sadarnya kembali
"adek siapa si tu, main peluk peluk aja untung Bara, kalo orang lain begimana"omel Arki yang melihat kelakuan adiknya
"udalah Ki biarin aja, iri lo mau di peluk Bara juga"balas Andra yang ada di samping Arki
"sorry, kagak doyan pisang"ucap Arki membuat mereka terkekeh kecil
mereka kembali melakukan aktivitas lagi masing masing namun berbeda dengan Bara yang sebelah tangannya sambil mengelus kepala Ara lembut dan tangan satunya memegang ponselnya dan memainkan nya kembali
Bara tidak keberatan dipeluk Ara, ia juga tidak tau kenapa namun ia merasa ikut menyayangi Ara seperti seorang adik karena ia memang anak tunggal di keluarganya.
halooow
baca part selanjutnya lagi yaa🤍✨
jangan lupa untuk vote dan like nya yaa, terimakasiii 🕊️
KAMU SEDANG MEMBACA
Gibran and Arabella (completed)
Teen FictionGibran Al-Razi Pramudya seorang ketua geng besar bernama Zirex yang ditakuti oleh masyarakat dan terkenal di semua kota, memiliki sifat kepemimpinan yang tegas, tatapan mata tajam yang membuat siapapun takut padanya dan dingin pada perempuan kecuali...