17

11.7K 314 0
                                    

"hikss"Ara menangis tertahan

semua orang menunggu jawaban dari pertanyaan Gibran pada Ara, namun Gibran seakan mengerti tangisnya Ara disebabkan apa, ia sedikit mulai mengerti bagaimana gadis kecil di sampingnya ini

"iya, nanti lo ikut ke markas kok"ucap gibran tiba tiba sambil menatap Ara

Ara yang mendengar ucapan Gibran langsung mengembangkan senyum merekahnya dan memandangi Arka dan Arki dengan senyum mengejek se akan akan berkata bahwa ia tetap bisa ikut ke markas

"tapi Ara baru sembuh gib"sanggah Arki

"udah, biarin Ara ikut"ucap Arka akhirnya

Arki hanya menghela nafas pasrah, kalau begini ia tidak bisa berkata apa apa lagi

"Ara udah sehat kok, mentang mentang Ara suka kenapa kenapa, sering sakit sakitan, jadi gadibolehin main keluar"ucap Ara yang tanpa ia ketahui membuat orang yang mendengar nya sedikit terenyuh

"emm, bentar lagi bel nih, masuk kelas ayo"ucap Linggar memecah suasana

semua pun beranjak dari duduknya, tak lupa inti zirex mengantar Ara dan Citra sampai ke kelasnya kemudian mereka menuju kelasnya juga

***

Mereka telah sampai di markas, hanya Ara perempuan nya di sana, tadi Citra tidak bisa ikut karena ada urusan keluarga sedangkan Steffy ingin melanjutkan tidurnya dirumah.

"Bg Linggar kok makan punya Ara si"ucap Ara kesal

"lahh emang lu pikir ini game pakek bagian bagian segala"balas Linggar

"ihh ini kan udah Ara bagi, 2 slice untuk bg Linggar, 3 slice untuk bg Andra dan sisanya untuk Ara"ucap Ara menjelaskan bagian bagian slice pizza itu

"ya Allah cill, rakus amat lu, kenapa juga gua dapet 2 sedangkan Andra dapet 3, ga adil dong"ucap Linggar

"karnaaa yaa Ara maunya gitu"balas Ara

"ka,Ki tolongin gue dari adek lo, ga abis pikir gue sama random nya ni bocil"ucap Linggar pada Arka dan Arki namun matanya menyorot Ara heran

Ara yang di tatap seperti itu seakan tidak perduli dan melanjutkan makannya, yang lain hanya terkekeh geli, selalu Linggar yang menjadi korban Ara, jika Linggar tidak ada sudah pasti Andra yang kena

"Raa"panggil Gibran yang berbaring di sofa dengan memejamkan matanya

Ara menoleh dan beranjak dari duduknya di atas karpet kemudian menghampiri Gibran

"Bg gib kenapa?"tanya Ara

Gibran tidak menjawab namun menarik tangan Ara hingga terduduk di sofa, kemudian Gibran menaruh kepala nya di atas paha Ara dan kembali memejamkan matanya

"Bg gib kenapa?"tanya Ara lagi

"elusin"Gibran mengarahkan tangan Ara ke kepalanya untuk di usap

Ara yang memang sering diminta mengusap kepala Abang abangnya itu seakan mengerti dan mengelus kepala Gibran

"kepala bang gib panas, bang gib jangan sering minum es makanya, jadi demam kan"ucap Ara

"lu kira Gibran bocah, minum es doang langsung demam"ucap Andra

"Ara kalo kebanyakan minum es langsung demam,pilek sama batuk, bang gib kayak gini pasti karna minum es banyak nih"ucap Ara

"iya dah Ra, serah lu"balas Linggar

"ajak Gibran ke kamar aja Ra, biar bisa istirahat"bisik Bara ke telinga Ara agar Gibran tidak mendengar nya

anehnya Ara langsung mengangguk tanpa embel embel protes atau bertanya lagi

"bg gib ke kamar aja yuk, istirahat nya lebih nyaman"ajak Ara pada Gibran

"hm"Gibran membuka matanya dan menggandeng tangan Ara menuju kamar lebih tepatnya ruang para inti

"ikut"ucap Gibran pada para inti, ia sadar yang lain akan berfikir macam macam walaupun sebenarnya yang lain pun yakin pada Gibran

sesampainya di ruang inti atau bisa di bilang kamar para inti, Gibran merebahkan tubuhnya ke kasur di ikuti dengan Ara yang duduk di tepi ranjang melanjutkan mengelus kepala Gibran hingga tertidur

"panas banget Ra?"tanya Arki pada Ara

"hm? apanya panas?"tanya Ara

"kepala Gibran panas banget ya Ara kimochi?"tanya Andra dengan nada seperti meledek

"nama Ara bukan Ara kimochi tauk, tapi iyya kepalanya bg gib panas, coba sentuh"ucap Ara

Bara menyentuh kening Gibran yang memang terasa panas, bara mengangguk pada inti memberitahu bahwa Gibran benar benar demam

"minta anak anak beli obat"ucap Arka

Arki turun ke bawah untuk meminta salah satu anggotanya membeli obat untuk Gibran

setelah 30 menit obat yang di beli datang beserta makanan

"(pukk,pukk,pukk)"Ara menepuk pipi Gibran pelan agar ia terbangun

Gibran membuka matanya perlahan dan menatap Ara

"bg gib makan dulu yuk, abis tu minum obat"ucap Ara

Gibran tidak menolak dan langsung bangun dari tidurnya

Jika kalian berpikir Ara akan menyuapi Gibran, jawabannya tidak, Gibran makan sendiri dan meminum obatnya sendiri namun harus dengan Ara di sampingnya

"simpan di meja aja bg gib mangkuk nya, nanti di beresin bg Linggar"ucap Ara melihat mangkuk Gibran telah bersih dari sisa makanan

"lahh gue bukan pembantu woi"ucap Linggar kesal, Ara tidak memedulikan nya

Gibran melanjutkan tidurnya kembali dengan Ara yang selalu di samping nya

****

Lama bermain di markas, tak terasa waktu sudah sore

"Ara, ayo pulang"ajar Arki

"boleh nanti aja ga bg"ucap Ara, ia masih ingin bermain disini

sekarang ia tengah bermain congklak bersama Linggar dan Andra bergantian, Gibran masih tertidur

"pulang yaa, udah sore nanti bg Arya sama papa nyariin"ucap Arka

"emm yauda deh"Ara beranjak dari duduknya dan siap untuk pulang

"Bg Abang Ara pulang dulu ya"pamit Ara pada mereka

"hati hati cil"ucap Linggar

Mereka bertiga pun pergi meninggalkan markas

di tengah perjalanan tiba tiba Ara berteriak"stopppp"

mobil yang di kendarai Arki berhenti secara mendadak

"ya Allah Ra, kalo kita nabrak begimanaaaa, ngagetin aja"omel Arki

"tapi engga ketabrak kok"jawab Ara

"trus lu maunya ke tabrak gitu"ucap Arki lagi

"ihh tauk ah, Ara mau itu"tunjuk Ara pada penjual brownies coklat di tepi jalan

"ayo turun"ajak Arka

Ara tersenyum lebar mendengar nya dan langsung turun menarik tangan Arka di ikuti Arki

setelah memenuhi keinginan Ara, mereka benar benar pulang








halohaaa semua🤍🤍🤍
maaf banget baru up, kemaren lagi sibuk kuliah🥺
makasih banyak yang udah support aku di komen ngasih vote🤗
lufff kalian🥰

Gibran and Arabella (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang