setelah pulang sekolah Steffy dan Citra akan pergi ke rumah sakit menjenguk Ara, mereka berdua berjalan ke parkiran untuk ke mobil Steffy
"halo stef cantik"sapa Linggar yang berada di parkiran motor
Steffy hanya melirik Linggar, semua juga tau jika Linggar memang suka menggoda siswi di SMA
"mau kemana nih"ucap Linggar lagi saat Steffy sudah berada di hadapan Linggar untuk ke arah mobilnya yang memang melewati parkiran motor
"rumah sakit kak"jawab Steffy dan terus melanjutkan langkahnya bersama citra
"jenguk Ara kan? bareng aja"ucap Andra
Steffy menghentikan langkahnya di ikuti citra, boleh juga pikir nya, ia juga tidak tau letak ruang rawat Ara
"boleh kak?"tanya Steffy yang sebenarnya merasa segan pada Bara dan Gibran
"boleh kok, mau bareng kita atau tetep mau pakai mobil lo?"tanya Andra
"kita pakai mobil aja, ga enak bareng mereka"bisik Citra pada Steffy
"pakai mobil aja kak"jawab Steffy yang di angguki Andra
kini mobil Steffy berada di tengah, Gibran dan Bara di depan dan paling belakang ada Linggar dan Andra
sesampainya di rumah sakit mereka langsung mencari ruang rawat Ara
ceklek
"Araaaaaa"teriak Steffy dan Citra bersamaan dan berlari memeluk Ara yang sedang duduk di ranjangnya
Ara dengan senang hati menerima pelukan teman barunya itu
"Raa, lo baik baik aja kan"tanya Citra khawatir
"hihi Ara baik kok"jawab Ara tersenyum
"kita khawatir banget tauk raa, tiba tiba denger kabar kalo lo masuk rumah sakit"ucap Steffy
setelah nya mereka bertiga asik mengobrol tanpa memedulikan inti Zirex yang berada di sofa
"kok Arka Arki gada disini?"tanya Linggar
Ara mendengar ucapan Linggar
"loh, Ara pikir abang ke sekolah makanya ga kesini"jawab Ara
"tapi Arka sama Arki ga dateng ke sekolah Ra, malah kami pikir tu bedua lagi disini"ucap Andra
pintu terbuka dan memperlihatkan tubuh tegak papa Ara
"siang om"sapa Linggar sok ramah
"siang"damar tersenyum tipis
Steffy dan Citra berpindah ke dekat inti Zirex memberikan ruang untuk papa Ara
"sayang,Oma sama opa dimana?"tanya Damar mengusap Surai rambut Ara
"eh iyya, tadi Oma sama opa pulang ke Aussie pah, opa bilang suruh kasi tau papa, katanya ada urusan penting banget banget jadi harus pulang deh"jawab Ara dengan nada cerianya
"jadi kamu sendirian setelah Oma sama opa pergi hm?"
"bentar aja kok, setelah Oma opa pergi temen temen Ara langsung dateng tuh"Ara menunjuk mereka yang duduk di sofa dan karpet
mereka yang merasa di tunjuk Ara hanya tersenyum pada Damar
"pah, Abang abang kemana?"tanya Ara
Damar tidak tau harus menjawab apa, tidak mungkin ia memberitahu Ara pasal abangnya yang di beri pelajaran oleh opanya tadi pagi, alasan mereka bertiga tidak muncul di hadapan Ara pasti karena wajah mereka sedang babak belur
"Arya lagi ada urusan penting banget dan twins harus bantuin Arya agar cepat selesai"jawab Damar
Ara hanya mengangguk mendengar jawaban Damar, namun berbeda pada keempat inti Zirex, sejak kapan Arka Arki bisa membantu arya? mereka tidak pernah tau akan hal itu
"Gibran"panggil Damar
Gibran maju mendekati Damar
"bisa saya titip Ara pada mu dan teman teman mu? saya ada urusan penting dan harus segera pergi"ucap Damar, urusannya benar benar penting dan ia juga percaya pada teman anak anaknya ini
"bisa om, Gibran bakal jagain Ara"jawab gibran
Damar tersenyum dan menepuk pundak Gibran tanda percaya
"papa harus pergi dulu, maaf ya papa gabisa ngejagain Ara dulu sekarang"Damar menatap Ara
"Ara gpp kok pah, papa hati hati yaa, semangat papa nya Ara"Ara memberikan kecupan di pipi Damar membuat Damar terkekeh
setelah Damar menghilang dari balik pintu, barulah mereka semua bisa berbicara, memang aura Damar membuat tenggorokan mereka tercekat padahal Damar tidak marah marah atau apapun yang membuat mereka takut
"gue masih susah percaya kalo Arka Arki ngebantu urusan bg Arya"ucap Andra
"gue juga"ucap Linggar
barang hanya mengangguk menyetujui, berbeda dengan Citra dan Steffy yang asik memakan cemilan yang ada di ruangan Ara
Gibran tengah duduk di samping ranjang Ara
"udah ngerasa lebih baik?"tanya Gibran
"udah kok, rasanya Ara udah pengen pulang deh bg"ucap Ara
"disini dulu aja, kan bisa di pantau sama Dokter langsung biar cepat sembuh"Gibran mengelus kepala Ara lembut
"kata Dokter Ara boleh pulang besok, padahal Ara pengennya hari ini"ucap Ara tampak lesu
Gibran tersenyum gemas melihat Ara " istirahat yang banyak aja yaa"
"humm"Ara bergumam pelan
setelah beberapa menit Ara tertidur pulas karena usapan Gibran
pintu terbuka menampilkan wajah Arka dan Arki
"darimana aja lo bedua, si Ara nyariin, tiba tiba ngilang juga dari kita"tanya Linggar
sebelum menjawab Arka dan Arki menatap brankar Ara yang melihat gadis itu tengah tidur, aman pikir mereka
"kita bertiga abis di kasi asupan pagi dari opa"jawab Arki kemudian duduk di sofa di ikuti Arka
"gila muka lo berdua bonyok banget"ucap Andra memperhatikan wajah keduanya
"lebih parah bg Arya"jawab Arki
"gue penasaran gimana parahnya muka bg Arya, muka lu bedua aja separah ini"ujar Linggar
"yaa begitulah"jawab Arka memejamkan matanya menyandarkan kepalanya di sofa
"jangan ngasi tau Ara, nanti kita bakal bilang kalo abis di gebukin preman"ucap Arki
mereka hanya mengangguk
"Steff,cit, obatin gih tu orang prihatin gue"suruh Andra
Steffy dan Citra saling tatap, wajah mereka menampilkan raut takut
"gausah, udah di obatin dirumah"jawab Arki ikut memejamkan matanya seperti Arka
Gibran yakin Ara akan sangat khawatir melihat wajah keduanya
"kenapa kalian kesini"tanya Gibran akhirnya
"lahh, adek gue disini"jawab Arki
"Ara bakal khawatir"jawab Bara yang mengerti maksud Gibran
"huh, dua duanya gada yang bisa ngomong jelas, maksudnya tu ngapainn lu pada kesini kalo Ara ngeliat muka bonyok lo berdua, dia bakal khawatir parah"jelas Andra
Arka dan Arki membuka matanya, benar juga pikirnya, Arka hendak berdiri dan ingin pergi diikuti Arki
"abang ka,Abang Ki"panggil Ara tiba tiba yang melihat punggung kedua abnganya yang ingin keluar dari ruangannya
"yahh ketahuan"Arki bergumam dan di dengar Arka
hai hai haiii
jangan lupa baca part selanjutnya yaaa🤍✨
Dann mohon untuk vote nyaa, terimakasii🦋
KAMU SEDANG MEMBACA
Gibran and Arabella (completed)
Teen FictionGibran Al-Razi Pramudya seorang ketua geng besar bernama Zirex yang ditakuti oleh masyarakat dan terkenal di semua kota, memiliki sifat kepemimpinan yang tegas, tatapan mata tajam yang membuat siapapun takut padanya dan dingin pada perempuan kecuali...