Jisung pagi-pagi sudah di buat kaget setelah membaca surat yang diberikan Chenle barusan. Dengan nama samaran saja ia sudah tau siapa orang yang mengirimkan surat padanya.
"Kenapa?" tanya si Chenle yang ngerasa aneh pas liat wajah Jisung yang tidak mengenakan sekali.
"Tidak ada lain kali jangan menerima paket dari orang lain siapapun itu"
"Baiklah"
Chenle yang melihat itu hanya tersenyum lalu kembali membereskan sisa sarapan mereka berdua. Hari ini ia akan ikut dengan laki-laki Park ini ke kantor dengan alasan tertentu.
Padahal ia sangat suka berdiam diri di dalam apartemen saja. Setelah selesai berberes barulah keduanya pergi menuju kantor dengan mobil Jisung sendiri.
Saat dalam mobil, Chenle kaget saat satu orang perempuan duduk di kursi depan di samping pengemudi. Laki-laki manis ini melirik ke arah orang di sampingannya.
Jisung yang melihat itu biasa saja. Namun tangannya menarik tubuh dengan pinggang kecil itu untuk duduk di atas pangkuannya.
Perempuan yang di sebelah keduanya sama kagetnya dengan Chenle. Terlebih dengan tangan Jisung yang terus mengelus parut rata milik laki-laki Cina ini.
"Siapa??" tanyanya dengan nada dingin.
Bahkan Chenle yang di sebelahnya saja kaget. Tangan kecil meremat tangannya sendiri,saking takut.
"Siapa dia Jisung!?"
"Apa masalahmu"
"Katakan dia siapa?bukannya kau sudah di jodohkan denganku kenapa masih berdekatan dengan jalang"
"Dia bukan jalang tapi kekasihku"
"Merebut kekasih orang lain adalah jalang lantas apa yang salah dengan perkataanku barusan"
"Dengar Wonyoung-ssi kita tidak lebih dari atasan dan bawahan"
Perempuan bernama Wonyoung itu kaget dengan perkataan Jisung barusan. Sedangkan Chenle yang tidak paham suasana hanya diam sama sambil mendengarkan dengan baik.
"Turunkan aku di sini"
"Baiklah"
Wonyoung lebih kaget saat Jisung berani menurunkan ia sendirian di sini. Tapi memang salahnya juga yang meminta untuk di turunkan di sini.
"Turun"
"Kau!" sumpah Wonyoung tidak bisa berkata lagi, akhirnya ia memilih keluar dari mobil mewah itu.
Laki-laki Cina ini yang melihat tempat duduk di sebelahnya kosong berniat untuk pindah. Namun pelukan di pinggangnya membuat ia sulit untuk bergerak.
Sekarang saja ia masih berusaha untuk melepaskan pelukan itu dengan cara menggoyahkan tubuhnya.
Tahan Jisung. batin seseorang karena bagian bawahnya bergesekan dengan benda padat dan kenyal disana.
.
.
.
Sesampainya di kantor.Semuanya bingung dengan orang yang atasan mereka bawa. Setau mereka dan orang luar/publik jika atasan mereka Park Jisung. Sudah memiliki tunangan dengan model asal Cina yang sekarang banyak di perbincangkan.
"Selamat pagi pak"
"Hmm"
Chenle yang melihat itu lebih cepat melangkah takut tertinggal. Singkat ceritanya mereka sudah sampai di dalam ruang khusus untuk atasan saja. Di dalam sana Chenle memutari ruangan sambil menatap takjub hiasan di sana.
Apalagi dengan kaca transparan yang bisa memperlihatkan dengan jelas orang di sebrang sana. Di depan gedung perusahaan terkenal ini ada restoran dan Hotel. Dan di sebelahnya ada butik sepertinya sangatlah terkenal.
Masih dengan kekagumannya tidak membuat laki-laki Cina ini sadar. Dengan seseorang yang masuk kedalam ruang yang berisikan keduanya saja.
Brakkk
Apa enggak kaget Chenle waktu membalik badannya ada seseorang wanita berumur. Tapi masih terlihat cantik sedang menatap Jisung tak percaya.
Seperti anaknya sedang berbohong saja.
"Park Jisung!!!"teriaknya dengan kuat membuat kefokusan milik orang yang ia teriaki beralih padanya.
" Apa"
Sesantai itu membalas teriakan seseorang yang sedang marah.
"Kau! Eomma sudah katakan untuk tidak membuat Wonyoung marah karena dia anak dari mentri negara kita"
"Lalu??"
"Kita bisa meminta uang padanya Jisung-ah walau kau tidak berkerja juga tidak masalah. Cepat kau cari Wonyoung dan minta maaf padanya"
"Untuk apa aku bukan kekasihnya"
Perempuan tua itu sudah sangatlah geram dengan anaknya sendiri. Tangannya sibuk meremas rambutnya dengan sangatlah kuat.
"PARK JISUNG AKU EOMMAMU SEHARUSNYA KAU MEMILKI SOPAN SANTUN WALAU SEDIKIT SAJA!"
"Ya"
"Iya apa?! Kau bahkan tidak mendengar aku berbicara atau karena laki-laki jalang itu kau berbuat seperti ini"
Kenapa Chenle juga ikut terseret padahal ia tidak tahu menahu masalah keduanya. Merasa ada ia di dalam topik pembicaraan itu membuat laki-laki Cina ini berlari ke arah Jisung.
Sedangkan Jisung hanya tersenyum tipis sebelum mengenggam tangan kecil itu. Dengan lembutnya siapapun pasti akan merasakan senang.
"Dia tidak ada hubungan dengan masalah ini"
"Kau!!!"
Wanita tua itu membuang nafasnya pelan sebelum berjalan pergi dari sana. Dengan kekesalan yang begitu mendalam terhadap anaknya sendiri.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Park
RomanceDiamond Park kata yang cocok untuk menggambarkan seorang bernama Park Jisung dengan segala kekayaannya. Hanya satu orang saja yang beruntung bisa mendapatkan Park Jisung. . . . Zhong Chenle laki-laki asal tirai bambu yang harus terkurung di dala...