Diamond Park Chapter 07

5.7K 461 15
                                    

Sepeninggal wanita berumur tadi. Chenle hanya diam di samping laki-laki Park yang sudah kembali berkerja lagi. Ia bingung dengan masalah yang ada di dalam keluarga dan kisah cinta orang yang telah menolongnya ini.

Karena lelah berdiri Chenle memutuskan untuk duduk di sopan sambil bermain dengan kancing bajunya.

Tatapan kosong karena bosan atau apa.

Jisung yang melihat itu reflek beranjak dari kursi kerjanya dan berdiri tepat di samping Chenle. Tangan besar menepuk-nepuk puncak kepala Chenle dengan pelan.

"Kenapa?" tanya si manis baru sadar dari kekosongan pikirannya.

"Jangan malamu apa kau tidak takut di masuki mahluk astral"

"Yakkk!!! Jangan berbicara sembarangan...! Kau malah membuatku takut"

Hardikan Chenle malah membuat si tampan tertawa kecil, lalu berjongkok di sampingnya dan mengenggam tangan kecil itu pelan.

"Ingin ke suatu tempat seperti mall, taman bermain atau yang lainnya"

Chenle yang mendengar tawaran itu cukup senang dan menganggukan kepalanya pelan. "Ayo!ada tempat yang ingin ku datangi"

Bahagia sekali, semoga kebahagiaan selalu melekat.

Keduanya segera bersiap turun. Tidak ada yang menghambat perjalanan apa lagi dengan laki-laki dominan di sebelahnya.

Di dalam mobil, Chenle masih kelihatan aktif sekali. Seperti ada sesuatu yang ingin ia beli/lakukan disana nanti. Bibir kecilnya terus mengeluarkan suara seperti nyanyian dan itu sangatlah merdu.

Tangan Jisung terangkan itu mengelus kepala itu pelan.

"Bahagia sekali ingin bertemu dengan siapa?"

"Tidak ada!hanya sudah lama saja aku tidak kesana dan aku ingin membeli banyak barang disana, apa boleh?jika tidak juga tak apa"

"Boleh, babe"

"Yes!!!" teriakan bahagia.

Singkat ceritanya Jisung maupun Chenle sekarang sudah ada di pasar malam. Tempat yang ingin Chenle kunjungi dari lama setelah kakeknya meninggal dunia.

Disana laki-laki manis berlari kesana kemari dan masih di pantau dengan Jisung sendiri. Begitu banyak makanan yang Chenle sudah coba dan beberapa permainan disana.

"Jisung-ah lihat!!" teriakan saat berdiri di samping patung angsa rakasa tengah membentuk love dengan pasangan.

"Ingin berfoto?"

Anggukan antusias Chenle berikanlah. Orang Jisung baek-baek mau ngajak foto. Akhirnya laki-laki Park ini menyuruh salah satu pengunjung pasar malam untuk memotret keduanya.

Sekitar tiga pose lah yang keduanya buat atau hanya bisa di katakan hanya Chenle saja. Sebab Jisung tidak terlalu pintar untuk berpose.

Selesai berfoto Chenle ingin membeli beberapa pernak-pernik,mulai dari gelang, kalung, tas kecil dan beberapa barang lucu lainnya.

Setelah puas bermain keduanya berniat untuk balik. Dan Chenle seperti sudah mengantuk karena perjalanan menuju mobil, kepalanya sudah ia taruh di atas bahu Jisung.

Di dalam mobil Chenle langsung saja menyamakan posisinya. Sedangkan si tampan mulai menyalahkan mobil mewah itu. Perjalanan menuju rumah di iringi dengan lagu soft yang Jisung pilih agar si manis semakin nyenyak tidur.












.
.
.
Suara kicau burung yang bertengger di batas balkon dapur. Memang dekat atau berdampingan dengan kamar Jisung sendiri. Mengganggu waktu tidur laki-laki mungil di dalam pelukan si dominan.

"Ughhhh~"

Erangan kecil mengalihkan perhatian Jisung tengah bermain handphone sambil memeluk Chenle ini. Di usapnya belakang kepala si laki-laki Cina agar kembali tertidur.

Padahal jam sudah menunjukkan angka tujuh lewat delapan belas. Ia sudah telat masuk kantor tapi tidak apa untuk kali ini saja ia tidak masuk kantor.

"Ughh Ji~"

Entah perasaan apa, yang tiba-tiba saja datang membuat rasa senang, bahagia pokoknya yang bersangkutan dengan kata happy. Jisung merasakan itu sekarang waktu si manis terbangun langsung mencarinya.

"Kenapa?" tanya melonggarkan sedikit pelukan keduanya.

"Lelah! Padahal Chenle tidak melakukan sesuatu yang melelahkan tadi malam"

"Mungkin efek kau tidur di mobil semalam"

"Punggung Chenle sakit~"

Rengeknya mengubah posisi tidur menjadi membelakangi Jisung. Tangan kecilnya bermain dengan urat-urat di lengan Jisung yang menjadi bantalan nya.

"Ya tidur saja sana"

"Chenle tidak bisa bobo lagi"

"Kenapa??"

Rasanya seperti berbicara dengan anak paud."punggung Chenle sakit Jisung"

"Ke rumah sakit kita periksa"

"Takut suntik,"cicitnya sambil menutup wajahnya malu.

" Lalu?"

"Chenle ingin makan saja"

"Pergi sana"

"Jisung kasar Chenle tidak suka"

*fiy

Dua manis ini tidak jika ada seseorang di balik pintu apartemen keduanya(di luar apartemen) lagi menunggu pintu itu terbuka. Sudah beberapa kali bell ia tekan namun tidak ada respon sama sekali dari si pemilik apartemen itu.

"Ck, nenek tua itu kenapa menyuruh ku kesini jika tidak ada cucunya, SIALAN..!"













TBC

Diamond ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang