Diamond Park Chapter 12

4.3K 362 51
                                    

Waktu kian berlalu keadaan Chenle sedikit mulai membaik tetapi mood beberapa kali sering rusak. Karena hal yang sepela tetapi ia besar-besarkan. Dan beberapa kali Jisung maupun Chenle berselisih pendapat berakhir bertengkar seperti sekarang.

Jisung tidak ingin berbicara bukannya tidak ingin tetapi si manis yang tidak ingin berbicara dengannya. Si laki-laki Park masih memperhatikan orang yang tinggal di rumahnya.

Tentang perempuan bernama Ily, itu masih tinggal di apartemen Jisung selama Chenle sekit. Sekarang waktu makan malam namun laki-laki Zhong ini tidak berniat untuk keluar dari kamarnya sendiri.

"Tuan bagaimana dengan laki-laki Cina itu?" tanya Ily yang sewajarnya tidak harus bertanya. Karena maid tidak di perbolehkan bicara di luar perkerjaan nya.

"Apa itu urusanmu"

"Ti-tidak saya hanya bertanya saja takut jika laki-laki itu kembali demam"

Decakan kesal keluar dari belah bibir Jisung. Ia langsung saja berjalan menjauh dari dapur karen tidak suka mendengar perkataan maidnya.

Ily yang melihat itu menggeram kesal karena rencananya untuk dekat pada taunnya sangatlah gagal.

Kembali kepada Jisung membuka pintu kamar, hal pertama yang ia lihat ada si manis Zhong tengah tertidur dengan baju kemarin. Bukannya Chenle tidak mandi hanya saja Chenle suka sekali memakai baju kemeja hitam milik Jisung.

Di rebahkan tubuhnya di belakang tubuh kecil itu setelah mengunci pintu. Karena Jisung sudah beberapa kali memergoki Ily mengintip keduanya, apalagi waktu bertengkar.

"Kenapa kau sangatlah sensitif beberapa hari ini," gumamnya memeluk tubuh Chenle dari belakang dan mengelus perut rata nan mulus itu.

Hening melanda membuat Jisung mengantuk.

"Uhuk uhuk"

Jisung tersentak pelan waktu mendengar Chenle terbatuk dan membalik badannya memeluk tubuhnya dengan erat."uhuk uhuk uhuk "

"Kenapa?hmm"

"Tidak tahu tiba-tiba saja leherku gatal tapi Ji aku ingin memakan daging sapi yang bentuk bulat lalu di lumuri sambel pedas. Sangat sangat sangat pedas"

"Ingin diare?"

"Tidak akan! Ayo keluar kita cari makanannya aku sudah sangatlah lapar"

Jisung sudah dapat melihat Chenle seperti mengecap seakan memakan sesuatu saja. Baru saja ingin bangkit Chenle tiba-tiba langsung saja menatap Jisung dengan sinis masih berbaring.

Sedangkan yang di tatap malah terlihat bingung.

"Aku tidak nafsu makan kau bisa keluar dan bersenang-senang dengan perempuan itu," tak jarang Chenle melihat Jisung berbicara dengan Ily dan masih dalam tahap perkerjaan.

Tetapi rasanya itu loh buat ia merasa kesal waktu Jisung tidak ingin berbicara dengannya tetapi ingin berbicara dengan Ily.

"Chenle-ya kau sebenarnya kenapa?aku tidak berbuat salah saja kau marah dan kau marah tidak jelas pada Ily. Ck, sikap sangatlah aneh"

"Lalu?kau tidak suka denganku begitu?baiklah aku akan pergi bukannya aku disini karena pembelian," Jisung yang mendengar itu menatap si manis dengan diam masih di posisi yang sama."dan terimakasih sudah ingin menampung seorang yang tidak tahu terimkasih sepertiku ini. Aku akan pergi tanpa membawa apapun"

Jisung yang mendengar tidak peduli sama sekali. Hanya menatap Chenle yang keluar dari kamar dengan keadaan yang lemas. Tubuh sedikit kurus dari sebelumnya. Dan Park Jisung tidak peduli dengan Zhong Chenle lagi.













.
.
.
Laki-laki Zhong ini merutuki dirinya sendiri kenapa bisa memilih untuk pergi di waktu malam hari seperti ini. Hawa dingin malam menusuk kulitnya sendiri apalagi dengan tampilan nya yang sangatlah terbuka.

Kemeja hitam milik si mantan tuan rumah hanya menutupi sampai area pahanya saja. Sekarang ia ada di halte bus tidak ada bus yang oprasi karena ini sudah jam 12 malam. Jarak apartemen Jisung ke halte cukup jauh di tempuh dengan berjalan kaki.

"Mama kenapa kalian tidak ada yang ingin menyelamatkan ataupun mencari keberadaanku. Padahal aku merindukan kalian semuanya"

"Gege Chenle rindu"

Selesai mengatakan itu Chenle langsung membaringkan kepala di pinggiran halte bus. Suasana sepi membuat ia mengantuk tapi ia tahan takut jika ia di culik dengan orang jahat.

Tetapi matanya semakin barat saja. "Tuhan aku mohon lindungi kami"

Kata 'kami' cukup janggal sebenarnya. Karena hanya ada Chenle sendiri di sana tapi ia tiba-tiba saja ingin mengatakan hal itu tanpa ia sadari sendiri.

Rintik-rintik hujan turun dengan perlahan membuat si manis Cina harus lebih merapat dirinya sendiri. Dan mencoba mencari kehangatan.












TBC

Diamond ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang