Jlebb
Chenle terbangun dengan keadaan yang sudah lumayan baik. Di sampingnya ada wanita pemilik gereja yang mungkin mendengar suara teriakannya. Ternyata bertemu dengan Jisung hanya sebuah mimpi belakang saja, mungkin karena ia kaget.
Karena tidak bisa berbahasa Islandia, Chenle hanya bisa tersenyum dengan sopan sama. "Cerlyn"
"Hah?apa?"
"Nama saya Cerlyn, saya asli orang Islandia tapi suami saya orang Korea"
"Jadian kau bisa berbahasa Korea walau sedikit?"
"Ya... seperti itulah"
"Terimakasih sudah menolongku," ucap Chenle pelan."tapi berapa jam aku pingsan??"
"Sudah satu jam lebih anda pingsan"
Chenle yang mendengar itu kaget. Padahal tadi ia sempat berkerja dan bertemu dengan laki-laki Korea itu lagi. Nafasnya tiba-tiba saja tidak teratur namun kembali tenang saat mengingat sang buah hati.
"Kalau begitu saya permisi"
"Terimakasih bibi Cerlyn aku akan membalas budimu"
"Iya"
Setelah sepeninggalnya wanita cantik itu, laki-laki ini kembali termenung memikirkan mimpinya sangatlah nyata. Tak kuasa menahan rindu yang sudah lama ia pendam membuat Chenle menangis dengan kencang.
Tapi semuanya hanyalah mimpi. Kenapa ia harus terbangun dari mimpi indah itu, jika saja ia bisa lebih lama bersama dengan Jisung di dalam mimpi. Tidaklah masalah asalkan ia bersama dengan sang pujaan hatinya.
Di usapnya pelan perut, sambil menatap foto ia bersama Jisung dengan nanar. Apa kabar dengan laki-laki Park itu, ingin menangis tapi tidak ada gunanya. Lebih baik ia beristirahat saja demi kesehatan anaknya.
.
.
.
Jam 7 pagi Chenle terbangun dengan aroma yang begitu nikmat. Namun segera ia tepis terlebih dahulu, siapa yang memasak di dapur rumahnya. Karena keadaan tubuhnya yang tidak bisa di bawa kerja membuat ia harus berdiam di rumah.Kenapa kehamilan pertamanya, tubuhnya sangatlah lemah seperti ini. "Bibi Cerlyn"
"Ah, anda sudah bangun. Makanlah terlebih dahulu," unjurnya, menyerahkan mangkuk berisi sup tofu itu."kemarin saya memanggil dokter kandungan untuk memeriksa anda, untuk 3/4 bulan kedepan anda tidak di perbolehkan untuk berkerja keras "
"Baiklah"
Jika aku tidak berkerja apa yang harus aku lakukan untuk membeli susu kehamilan dan vitamin.batin Chenle resah.
"Kalau begitu saya permisi"
Sepeninggalnya Bibi Cerlyn, laki-laki submisif ini langsung naik ke lantai atas untuk memeriksa uangnya. Baru ada sekitar 67 ribu.
Jika, ia menjual kue secara online apa akan sukses. Berkerja membuat kue tidaklah terlalu susah, karena masalah terlalu berpikir keras Chenle lebih memilih untuk sarapan saja.
5 menit Chenle sudah selesai sarapan dan ia langsung saja kembali ke kamarnya untuk beristirahat. Perutnya tiba-tiba terasa keram, karena takut terjadi apa-apa Chenle kembali menelpon bibi Cerlyn. Memang memberikan nomornya pada Chenle.
Padahal baru saja bibi Cerlyn sampai di gereja harus kembali untuk mengantarkan Chenle ke rumah sakit. Cukup lama karena keduanya harus bermodalkan sepeda saja, dari kejauhan ada seseorang yang menatap keduanya dengan datar.
Sungguh kejam jika melihat orang kesusahan harusnya membantu!
Sesampainya di rumah sakit, Chenle langsung di periksa ternyata kandungannya semakin lemah. Dokter disana menyuruh untuk tinggal di rumah sakit untuk di rawat di sini di banding di rumah.
Yang membuat Chenle bingung adalah uangnya ia dapat dari mana. Namun dokter asal Cina itu mengatakan Chenle sudah ada yang menjamin nya, sedikit bernafas lega namun takut lagi nanti anaknya akan di ambil.
"Anda tenang orang yang menolong anda sangatlah baik. Kalau begitu saya permisi semoga anda semakin hari semakin membaik"
"Baik dok terimakasih"
Kembali lagi kepada bibi Cerlyn yang sedih karena Chenle harus di rawat di rumah sakit. "Sahat ya nak saya akan lebih sering datang ke sini jika begitu saya pergi"
"Bibi hati-hati"
"Iya"
Chenle semakin kuat memeluk gambar USG miliknya walaupun bayi di dalam perutnya, belum terlihat namun sudah membuat Chenle bahagia karena ia masih bisa melihat little Park di dalam sini.
Sayang baba sayang dede.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamond Park
RomanceDiamond Park kata yang cocok untuk menggambarkan seorang bernama Park Jisung dengan segala kekayaannya. Hanya satu orang saja yang beruntung bisa mendapatkan Park Jisung. . . . Zhong Chenle laki-laki asal tirai bambu yang harus terkurung di dala...