Diamond Park Chapter 09

4.7K 417 15
                                    

Dua hari Chenle sendiri dan kegiatannya hanya menonton televisi, bermain game di handphone, membersihkan rumah dan memasak menu makanan yang baru. Dan Chenle makan sendiri kadang ia memfotoinya lalu mengirimkan kepada Jisung.

Sekarang Chenle tengah memakan masakannya sendiri sambil menatap ke arah luar balkon dapur. Suasana tiba-tiba saja mendung membuat ia semakin memeluk lututnya sendiri.

"Rindu Ji-ah," rengeknya pelan sambil memanyunkan bibirnya kesal."London jahat banget misahin Chenle sama Jisung,"sambil menarik sesuatu yang terus keluar dari hidungnya.

Memang Chenle terkena flu parah akibat berdiam sendiri di dapur bahkan sampai larut malam. Hanya membuat bermacam-macam kue dan bolu saja.

Dan selama dua hari laki-laki Cina ini di temani dengan pengirim surat misterius. Semuanya berisikan kata-kata pujian yang cukup memuakkan. Memang Chenle sempat membaca salah satu surat tapi tidak berani membalasnya.

"Hussss ukhuwah... "

Sudah flu batuk-batul lagi. Bersyukur batuknya tidak berdahak jika berdahak Chenle akan merengek pada Jisung untuk di perbolehkan keluar. Dari apartemen untuk ke apotek ataupun rumah sakit sekalian.

"Sekarang buat apa ya bosen banget tidak ada Jisung"

Di letaknya nampan kecil yang menjadi wadah untuk bolu yang ia makan."kalau ada Jisung bisa keluar dari apartemen,"monolognya pelan sambil menatap pelan ke arah layar handphone.

"Tadi aku sudah mengirimkan Jisung pesan namun tak kunjung dia balas juga.Apa Jisung sudah tidak menyukai Chenle lagi tapi tidak mungkin. Apa karena perempuan bernama Ily itu lagi"

"Astaga!" teriaknya pelan."jangan berpikir yang tidak-tidak Chenle, sekarang kita menggambar saja"

Kemarin ia tidak sengaja menemukan tempat full alat lukis. Chenle yang menemukan itu tentu saja senang karena ia mendapatkan mainan baru.

Ting

Belum juga Chenle bangkit suara notifikasi dari handphone memberhentikan langkah Chenle. Di ambilnya handphone lalu di periksa siapa yang mengirimkan dirinya pesan.

Ji-ah💟

[aku akn plng bsk]

[hati-hati]

Setelah membalas pesan dari Jisung, Chenle kembali berjalan menuju kamar untuk mengambil beberapa peralatan menggambarkan itu. Laki-laki Cina akan menggambar di dalam kamar saja di banding di luar sana.

"Eh bukannya Ji-ah akan pulang minggu depan kenapa tiba-tiba saja berubah"

Tapi Chenle tidak ingin ambil pusing dengan perkataannya barusan. Sekarang ia malah sibuk dengan buku, krayon,pensil warna dll nya.

Sadar atau tidak ada seseorang yang mengawasi Chenle dari balik pintu kamar yang tertutup.











.
.
.
Jisung sampai di Korea sekitar jam satu siang. Dan sekarang ia tengah ada didalam mobil bersama dengan laki-laki Huang itu lagi. Tapi Jisung tidak terlalu memperdulikan tentang laki-laki itu.

Mau Renjun kayang ataupun kerasukan Jisung tidak akan peduli karena bukan urusannya. Singkat cerita Jisung maupun Renjun sudah sampai di kawasan apartemen Jisung yang sangatlah megah.

Dengan cepat laki-laki Park ini turun dan membawa paperback sekitar ada tiga macam buku yang Jisung bawa. Renjun yang melihat Jisung berlari langsung ikut berlari juga namun sialnya ia malah tertinggal.

Singkat cerita Jisung sudah ada di depan pintu apartemennya. Di bukanya pintu dengan perlahan, mata setajam elang itu melihat seseorang tengah berbaring di sofa sambil menonton film

Dengan perlahan Jisung berjalan ke arah laki-laki manis yang masih belum sadar dengan keberadaan Jisung sama sekali. Sampai sesuatu benda kenyal mendarat di belah bibir manis yang tengah memakan kue stoberi itu.

Cup

Chenle yang merasakan itu tentu saja terkejut. Tapi melihat si dominan begitu menikmati melumat bibirnya, mau tak mau Chenle ikut menikmati. Tangan kecilnya dengan reflek memeluk leher si laki-laki Park kini tangan mengangkat tubuh menuju kamar.

Suasana manis tiba-tiba saja berubah menjadi panas, apa lagi badan Chenle. Ada gejolak yang tak biasa yang tak biasa di dalam diri Chenle saat ini.

"Boleh?"

Tanya Jisung setelah melepaskan lumatan panas keduanya.

Chenle yang mendengar itu langsung saja menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher si dominan. Terdengar gumahan yang mengatakan iya.

Si dominan reflek membanting tubuh kecil itu ke atas kasur empuk itu. Dan siang itu terjadilah kegiatan panas antara dua mahluk adam di dalam sana.












TBC

Diamond ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang