Diamond Park Chapter 15

4K 309 3
                                    

Sungguh Chenle tidak tahu ia sekarang ada di mana dan di negara mana. Ia hanya masuk kedalam pesawat secara asal saja yang penting pergi dari negara Korea itu lagi, tapi instingnya mengatakan jika ia ada di Islandia. Karena tempat yang ia pijak sangatlah indah dan bersih.

Sampai di negara asing ini. Chenle sudah berdiri di depan sebuah bangunan tua tak berpenghuni. Dengan keberanian yang ia kumpulkan, Chenle masukan kedalam bangunan cukup terlihat angker itu.

Hawanya saja sudah membuat merinding. Di nyalakan nya santer handphone untuk menjadi penerangan. Ternyata bangunan ini cukup bagus untuk di tepati.

Mungkin karena tirai dan lampu tidak di nyalakan membuat bangunan ini gelap dan horor. Di tambah perkarangan yang berukuran sedang itu kotor dan tak urus.

Mulai dari tirai sudah ia buka, lampu susah di nyalakan di setiap ruangan. Semuanya dapat terlihat apalagi ini masih sangatlah pagi, Chenle sampai di Islandia pukul 10 malam, semalam hanya mencari tempat tinggal saja. Sampai akhirnya ia bertemu dengan bangunan terbengkalai ini.

"Tinggal di sini kayanya bagus deh," gumam Chenle membersihkan area dapur dengan teliti dan hati-hati. Ada empat ruangan di lantai satu dan tiga ruangan di lantai dua masing-masing kamar terdapat balkon.

Di lantai satu ada ruang tamu, ruang santai, dapur dan perpustakaan. Di lantai dua ada tiga kamar. Sekarang Chenle hanya fokus membersihkan dapur saja, banyak barang yang masih sangatlah bagus.

Ada juga beberapa barang yang rusak dan sudah Chenle buang ke tempat sampah. Selesai membersihkan dapur Chenle lanjut membersihkan ruang tamu dengan alat seadanya. Seperti sapu, pel, kemoceng dan kain bersih kecil.

Selesai membersihkan full lantai satu, Chenle kembali membersihkan lantai dua. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan angka 3 sore dan Chenle baru membersihkan satu kamar saja.

Tiba-tiba saja Chenle merindukan seseorang yang begitu berarti di dalam hidupnya. Tangannya reflek memegang perutnya dengan pelan sambil menangis tersandu.

"Hiks hiks Ji-ah kenapa semesta tidak menginginkan kita bersama?Chenle membutuhkan Ji disini Chenle takut sendiri"

Kehidupan Chenle berubah total setelah datang ke negara terindah ini. Foto milik Jisung ia keluar dari tasnya dan menatap foto itu dengan sejuta kenangan walau singkat namun sangatlah berarti.

"Semoga Ji bahagia disana bersama Renjun-ge hidup Chenle baik kok di sini"

Berbohong demi membuat diri tenang tidak memungkinkan. Tak ingin lama-lama bersedih, Chenle segera menyimpan foto Jisung kedalam bingkai di atas nakas.

Setelah selesai ia langsung bergegas mandi dan sekitar jam 7-9 malam ia akan mencoba mencari perkerjaan. Kamar mandi sudah ia bersihkan dan semaunya masih sangatlah bagus.

Selesai membersihkan diri Chenle langsung saja beristirahat karena tubuhnya sangatlah lelah. Mungkin karena perjalanan apalagi ini sampai di rumah dengan berjalan kaki, sehabis berjalan langsung membersihkan rumah tanpa jeda sedikitpun.














.
.
.
Sudah genap 1 minggu Jisung tidak pernah bertemu dengan Chenle lagi. Kenapa ia bisa bodoh mempercayai perkataan Renjun yang mengatakan jika Chenle hamil anak Criss. Jelas-jelas yang melakukan hubungan itu hanya ia seorang saja.

Nasi sudah menjadi bubur. Tidak mungkin bisa di ulangi lagi, tentang Renjun laki-laki manis itu kembali ke Cina dengan keadaan malu. Dan berjanji tidak akan mengusik kehidupan Jisung lagi.

Hidup Jisung tidak pernah bisa bahagia karena Chenle sudah pergi dari hidupnya. Keadaan laki-laki berkembangsaan Korea ini tidaklah baik-baik saja. Terakhir kali laki-laki Lee bertemu dengannya.

Jisung sangatlah berbeda, lebih gila dari sebelumnya. Tidak pernah berhenti namanya bekerja, sering datang ke gym, kumis tipis sudah mulai tumbuh dan kantung mata yang terlihat sangatlah jelas.

Jeno dan istrinya pernah datang untuk menemui Jisung. Dapat keduanya lihat Jisung seperti robot tidak ada niat untuk hidup, kembali menjadi seseorang yang dingin dan kasar.

Sampai akhir keluarga Lee memutuskan untuk tinggal bersama Jisung di apartemen laki-laki Park itu sendiri. Walaupun mereka satu keluarga harus tidur di ruang tamu yang bersatu dengan ruang TV.

Setidaknya Jeno dapat melihat Jisung seseorang yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.













TBC

Diamond ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang